Tuesday, August 21, 2007

Penentuan Tingkat di Kursus Piano Klasik

Kalau seseorang ingin mendaftar ke kursus piano klasik,
maka dia akan disodori daftar biaya kursus dan tingkatnya.
Semakin tinggi tingkat maka semakin tinggi biayanya.
Untuk berada di tingkat tertentu harus melalui ujian kenaikan tingkat.
Dari semua kursus musik klasik, biasanya jurusan piano klasik
merupakan jurusan yang paling banyak tingkatnya.
Dengan kata lain, jurusan yang paling lama membutuhkan waktu untuk belajar sampai tingkat mahir.
Lalu, apa yang terjadi apabila seseorang karena sesuatu sebab pindah kursus ke tempat lain.
Maka, diberlakukan peraturan yang kemungkinan besar berbeda dari satu tempat kursus dengan tempat kursus lainnya.
Misalnya Kursus Piano "A", memberlakukan peraturan murid harus mengulang lagi dari tingkat awal.
Sementara Kursus Piano "B", memberlakukan semacam tes kemampuan (tes penempatan) kemudian disesuaikan dengan kurikulum ditempat kursus yang baru.
Alternatif ke dua, menurut penulis lebih adil, karena seseorang pasti sudah mempunyai
dasar yang sama, walaupun calon murid tersebut merupakan pindahan dari tempat kursus lain.
Musik klasik, apakah alat musik yang dipelajari adalah piano, biola atau lain-lainnya,
semua mempunyai dasar-dasar yang sama, yaitu ketukan - ritme - nada.
Persoalan teknik, kelenturan jari dan pergelangan tangan merupakan persoalan kedua yang bisa
diasah lebih lanjut dan materi-materi lain bisa ditambahkan oleh guru baru.
Yang penting calon murid tidak perlu diturunkan tingkatnya.
Menurunkan tingkat secara psikologis melemahkan semangat calon murid,
yang berada di jaman dimana musik klasik merupakan aliran musik yang tidak populer
dibandingkan aliran musik pop, jazz bahkan dangdut.
Tetapi, walaupun tes kemampuan (tes penempatan) sudah dilakukan,
ternyata ada tempat kursus yang memberlakukan peraturan bahwa untuk menempuh
ujian di tingkat tertentu harus lebih dahulu menempuh ujian di tingkat bawahnya.
Menurut penulis, peraturan seperti ini mengada-ada.
Agak tidak masuk akal, apabila seseorang yang sudah mempunyai kemampuan
di tingkat III, tetapi karena yang bersangkutan merupakan murid pindahan,
maka murid tersebut harus ikut ujian tingkat I dan II.
Peraturan seperti ini seolah-olah mengindikasikan bahwa kursus piano tersebut mengejar
pemasukan dana dari biaya ujian kenaikan tingkat.

Memang kurikulum piano klasik terkenal kaku dan lagunya itu-itu saja.
Apakah benar seperti itu ?
Jangan-jangan guru-guru di kursus musik memang tidak diberi kesempatan mengembangkan
materi untuk muridnya.
Karena, kursus musik tersebut juga menjual buku-buku pelajaran
yang memang lagu-lagunya merupakan kompilasi dari beberapa komposer.
Dan guru-guru ternyata hanya mengajarkan materi yang terdapat dibuku-buku pelajaran tersebut.
Dapat dibayangkan apabila sebuah kursus piano klasik, murid tingkat I nya berjumlah 30 orang,
sedangkan sebuah buku hanya berisi kurang lebih 12 lagu kompilasi ditambah tangga nada dan buku tentang latihan jari (finger exercise).
Betapa membosankannya suasana kursus piano klasik seperti itu.
Apalagi ada tempat kursus yang memberlakukan ujian kenaikan tingkat setiap kali buku yang dipelajari selesai dimainkan seluruhnya.
Bagaimana apabila, murid tidak suka dengan lagu yang dimainkan ?
Kemungkinan ini bisa saja terjadi, tergantung dari karakter murid yang bersangkutan.
Anak kecil berbeda karakternya dengan remaja.
Lagu yang disukai remaja belum tentu disukai oleh murid dewasa.
Bahkan ada beberapa lagu yang terdengar sama tetapi tingkat kesulitan memainkannya berbeda,
karena memang editornya berbeda.
Penulis yakin, tidak semua guru piano klasik mau bersusah payah berburu lagu yang disesuaikan dengan muridnya.
Apalagi ditambah alasan, tempat kursus hanya membolehkan murid mempelajari dari buku-buku setempat.

Guru-guru piano klasik sebagian besar sudah melampaui masa sulit dari tidak menyukai musik klasik
sampai akhirnya menyukainya.
Masa-masa sulit dan kesabaran yang dimiliki oleh guru-guru piano klasik,
ternyata tidak dimiliki oleh sebagian besar murid-muridnya.
Murid piano klasik di abad 21 sekarang ini, adalah anak-anak dengan budaya instan.
Budaya instan dimana segalanya cepat saji, serba ada, sekali buang, pokoknya serba cepat.
Agak kontradiksi dengan budaya klasik yang segalanya serba detil, satu demi satu,
berurutan dan mendalam.
Bermusik, entah itu aliran klasik atau pop adalah merupakan ekspresi jiwa.
Seyogyanya ekspresi jiwa tidak dibatasi dengan kaku.
Kalau tidak, bagaimana seseorang bisa menghayati sebuah musik, kalau memainkannya saja dibatasi.
Pendekatan instan tidak ada salahnya dicoba untuk pengajaran piano klasik.
Yang penting, murid menyukai dulu lagu yang dia dengar.
Tugas guru adalah mengajarkannya.
Tidak ada gunanya mengajarkan sesuatu yang murid tidak suka, walaupun menurut kurikulum,
materi tersebut sangat penting.

Lagu piano klasik dari berbagai komposer ribuan jumlahnya.
Menurut penulis tidak perlu menunggu sampai grade IV untuk mengajarkan lagu "Fur Elise" (L.v. Beethoven).
Lagu tersebut banyak diminati oleh murid karena terkenal.
Dalam satu lagu tersebut, guru bisa mengajarkan ketukan, ritme, arpegio, chromatic, not seperdelapan,
not seperenambelas dan triplet.
Dinamika dan ekspresi bisa dikembangkan lebih lanjut melalui cerita, siapa sebetulnya Elise (Elisa)
tersebut dan kenapa Beethoven membuat lagu untuknya.

Lagu "Rondo alla Turca" dari W.A.Mozart boleh saja diajarkan lebih awal,
tidak perlu menunggu murid sampai pada tahap bisa memainkan Sonata in A major - K 331.
Karena untuk bisa memainkan seluruh variasi Sonata K 331 memang harus berada di tingkat mahir.
Seringkali juga guru piano terkecoh dengan era musik klasik.
Seolah-olah lagu dari jaman Klasik lebih mudah daripada jaman Romantik.
Atau seolah-olah lagu jaman Romantik susah semua karena teknik memainkannya sulit.
Lagu "Le Petite Negre" dari Debussy, tidak sulit diajarkan ke anak kecil.
Selain karakternya lincah sesuai karakter anak-anak, lagu tersebut bentuknya merupakan pengulangan, sehingga mudah dihafal.
Selain itu melalui lagu tersebut, guru bisa mengajarkan interval 3 minor, teknik penjarian
dan perputaran pergelangan tangan.
Karena masyarakat lebih sering mendengar karya Mozart dan Beethoven dibandingkan
Kabalevsky dan Prokoviev, seolah-olah lagu ciptaan komposer Rusia tidak ada yang enak didengar.
Tak kenal maka tak sayang.
Lagu "Toccatina" nya Kabalevsky bisa dimainkan oleh murid kelas II SD, lagunya riang.
Anak-anak suka, sehingga guru juga bisa mengajarkan interval 1 - 3 - 6, yang dimainkan sepanjang lagu
dan memperkenalkan melodi bisa juga dimainkan oleh tangan kiri, sementara tangan kanan memainkan iringan (melodi with accompaniment).

Kembali ke pokok pembahasan tentang penentuan tingkat tadi.
Diperlukan kehati-hatian dalam menentukannya, karena tidak dapat diukur dari lamanya les di tempat lama.
Kemampuan bermusik dan bermain piano merupakan kemampuan individual.
Guru di tempat kursus dapat membagi kemampuan murid menurut tingkat dasar, menengah atau mahir.
Semakin lama seorang murid mengikuti les piano tidak menjamin murid tersebut menjadi sangat mahir.
Sebaliknya, kalau seorang murid bisa sangat cepat menyerap pelajaran, tidak ada salahnya guru mendukungnya, bukan menurunkan tingkatnya dengan alasan tidak sesuai kurikulum atau peraturan kursus.
Tidak ada yang lebih membahagiakan dari seorang guru apabila melihat muridnya bermain piano dengan sukacita.

67 comments:

Unknown said...

mBak Hani, saya umur 27 nih, tapi belum bisa main piano :D

Dari kecil mau belajar nggak keturutan (piano=biaya tinggi) sekarang udah kerja baru kepikiran lagi untuk belajar piano. Ini main gitar juga udah gak nambah2 lagi speednya.

Kira-kira telat nggak ya mbak? (telat juga biarin :D)

Sekarang sih sudah dapet pinjeman keyboard kecil 49key buat belajar dari buk beli di gramedia. Hehe sekedar ngetes sebenarnya saya suka pencet keyboard atau nggak, ternyat a memang suka dan keterusan.

Rencananya 2-3bulan lagi mo beli digital piano (penginnya sih Privia px-410), terus nyari guru privat di daerah TanahAbang.

Gimana mbak, ada rekomendasi?
hericz@gmail.com hericz.net
YM: hericz <-kalau berkenan buzz saya dong.

Terimakasih

Mama anis-Dady Dillah-Najwa said...

mbak hani, salam kenal...

saya lulusan piano klasik ymi semarang..tapi baru sampai grade 6, belum sempat ujian grade 5

sekarang tinggal di duri, riau... rencananya pengen ngelesin privat piano. saya masih bingung, sebaiknya saya jadi guru ymi (ada temapt les ymi disini) atau menerima privat langsung, karena banyak disini yang kurang puas dengan tempat les tersebut(the 1 and only, maklum, kota kecil).

apabila saya memutuskan untuk langsung memprivati mereka, yang saya bingungkan :
1. buku - buku saya sudah ketinggalan jaman. buku2 sekarang sudah warna warni. kalau boeh tau beli buku2 tersebut dimana ya? karena kalau beli di tempat les tersebut saya merasa nggak enak
2. silabus - mau tanya guru saya, sepertinya beliau terlalu sibuk..
ada kalanya saya lupa urutannya, biasanya saya berdasarkan feeling saya, tp saya jadi merasa bersalah... dulu saya pernah memberi les privat di semarang,bila bingung mengenai silabus, saya tinggal bertanya kpd guru saya. tp sekarang sudah rada susah.

sekedar informasi, setelah melahirkan saya sudah tidak mengajar piano lg, karena anak masih bayi, tp sekarang sudah bisa ditinggal - tinggal, ... jadi...

mohon sarannya ya mbak...
terimakasih

m_parisiana@yahoo.com

hani said...

Nggak ada kata terlambat untuk belajar.
Boleh aja pakai digital piano.
Kelemahannya harus pakai listrik, he2.... dan touchnya tidak bisa sesuai feeling kita.
Daerah Tanah Abang saya tidak tahu.

hani said...

Untuk Mutia Annisa,
Salam kenal lagi. Sekarang ini saya memberi les piano di kursus piano dan di rumah. Kebetulan saya cocok dengan kurikulum kursus piano tersebut.
Kalau di rumah, kita bisa atur waktu.
Tapi kalau datang ke rumah murid, saya kapok. Karena murid suka seenaknya.
Saya juga pakai kurikulum ABRSM, bisa di lihat websitenya. Kalau buku-buku, saya beli dari toko buku Allegria di Bandung. Kalau nggak salah ada websitenya jadi bisa pesan dari sini.
Untuk tingkat dasar, buku-buku Alfred cukup informatif. Bisa dikombinasi dengan Bastien dll.
Saya kurang cocok dengan Beyer atau Kinderfriend. Itu udah jadul banget.
Segini dulu. Selamat mengajar.

aThE said...

halo mba hani
saya mau belajar piano klasik
sama mba hani
bleh minta alamatnya ngga?
kira2 biaya-nya berapa ya mba?
terimakasih

hani said...

halo Athe, boleh aja, kalau waktunya cocok. Tinggal dimana ? Saya di Bandung. E-mail saya yaa ke bee.hani@gmail.com

Kresno Budi said...

HALLO MBAK HANI, SAYA KRESNO DARI BOGOR... SAYA SUDAH BELAJAR PIANO KIRA2 3 TAHUN TAPI UNTUK IKUT UJIAN PRAKTEK ABRSM MASIH BELUM BERANI. APA MBAK HANI PUNYA TIPS & TRICKSNYA? TAHUN LALU SAYA JUGA IKUT KOMPETISI PIANO YANG DIADAKAN DI CCF BANDUNG DALAM RANGKA HUT BANDUNG TAPI ENGGAK MENANG...APA MBAK HANI ADA DI SITU JUGA WAKTU ITU? WAH....ANAK2 BANDUNG PADA CANGGIH2 MAIN PIANONYA.... GURU SAYA JUGA DARI BANDUNG, NAMANYA IBU NANCY... SEKARANG SAYA SEDANG MEMPERSIAPKAN UNTUK IKUT UJIAN TEORI ABRSM GRADE 2 BLN OKTOBER NANTI DAN RENCANA MAU IKUTAN KOMPETISI PIANO LAGI DI JAKARTA NOPEMBER MEMDATANG. KALO MBAK HANI ENGGAK KEBERATAN TOLONG LIHAT PERMAINAN PIANO SAYA YA....DAN BERI KOMENTAR DIMANA LETAK SALAH/KURANG TEPATNYA....TERIMA KASIH YA MBAK...

Kresno Budi said...

halo mbak Hani.... mau nanya nih.... idealnya 1 tingkatan di kursus piano itu memakan waktu berapa lama? (untuk anak yang standard2 aja)

hani said...

Hallo Kresno,
Kalau ingin ujian ABRSM, kiatnya yaaa latihan. He2... Lagipula materi ujian sudah diumumkan jauh hari. Misalnya untuk materi tahun depan, sudah bisa di klik di websitenya. Buku2nya lengkap, bahkan panduan & CDnya juga ada. Selamat Ujian.

hani said...

Untuk Kresno lagi, 1 tingkatan kursus tergantung kemampuan anaknya & metoda pengajarannya. Kalau tingkat dasar biasanya 6 bulan - 1 tahun. Semakin tinggi biasanya lagu2nya lebih kompleks dan memerlukan latihan yang lebih tekun. Nah .... biasanya anak2 sulit membagi waktu dengan pelajaran sekolah atau les2 yang lain.

Santi said...

jadi pianist udah impian sjak sd..sampe skrg,.
dulu saya prnah blajar piano 3 bulan. ilmunya masuk bgt ke otak. tapi gara2 sulit ngatur waktu, akhirnya saya brhenti. sampe skrg blum les lg. (udah 4 taun).
seterusnya saya otodidak, dari internet. mungkin teknik2 saya masih acak2an and blum bener. (maklum g ada yg ngajarin).
tapi saya bisa mainin lagu2 yg kira2 susah, tapi sayangnya satu lagu pun butuh waktu lama..kbanyakan lagunya chopin. misal Chopin Valse Op.64, Nocturne, Ballade, dll. saya bisa...tapi butuh wktu lama...

apakah mnjadi seorang pianist harus melalui pendidikan FORMAL dulu?
saya ingin skali mengembangkan skill saya...but. bu hani.. sampe sekarang (taun 2008) masih nge les tdk?

hani said...

Sampai sekarang masih belajar/latihan dong. Supaya ada perbandingan, kadang-kadang ikut masterclass. Biasanya menjelang recital, pianis2 sering mengadakan masterclass. Kita main, nanti dikomentari oleh pianisnya. Gak soal melalui pendidikan formal atau tidak. Yang penting kan bisa main piano. Salam ....

Santi said...

assalamualaikum
aloha! mrs. Hani .

lebih baik dan mending mana
KULIAH jurusan musik (piano)?
atau ke sekolah musik ?
atau les ?
terus untuk kedepannya bagaimana?
kalo mba dulu lulusan apa?
trus gimana bisa jadi sprt skrg?

sankyu. danke. :)
wasslm.

hani said...

Tergantung SaNt' nanti ingin jadi apa ?
Kalau betul2 ingin berprofesi di dunia musik, berarti kuliahnya di jurusan musik.
Karena yang dipelajari lengkap, dari mulai teori-praktek-komposisi-sejarah-studi banding musik etnik dan ilmu musik lainnya.
Dan biasanya juga belajar alat musik lainnya.
Kalau les yaaa terbatas hanya praktek dan sedikit teori.

Sayaaa ? Walah, dulu kuliahnya teknik.
Hanya les2 piano saja. Sampai sekarang juga masih belajar sih.
Bisa sampai seperti sekarang ?
Karena mempunyai murid dan memperhatikan kemampuan tiap-tiap murid.

hretnowulan said...

Halo. Masih boleh komentar kan? Bertanya tepatnya :D. Nama saya Hastuti, 22 tahun. Saya pernah ikut les piano populer di Yamaha (Braga Music School) Bandung selama 11 bulan. Saya sudah lulus Basic 1 dan Basic 2, namun berhenti karna saya sudah lulus kuliah dan kembali ke Jakarta. Saya berpikir untuk ikut les aliran klasik saja karna katanya jika kita belajar klasik maka teknik kita akan banyak terasah. Apa benar? Aliran populer ini tidak terlalu jelas. Kadang-kadang saya disodori lagu jazz populer, terkadang disko populer, kadang pop populer. Menurut mbak bagaimana? Apa saya sebaiknya pindah ke klasik saja sekalian atau meneruskan les piano populer saja? Terimakasih sebelumnya =D

hani said...

Terimakasih komentarnya. Salam kenal.
Irene, kalau saya, karena suka lagu2 klasik, jadi saya belajar klasik. Seringkali, saya denger dulu karyanya siapa gitu, lalu saya belajar memainkannya. Nah, ternyata untuk memainkannya perlu belajar teknik juga. Jadi bukan belajar teknik dulu. Wah, bisa bosan nanti kalau belajar teknik melulu. Namanya musik yaaaa.... lagunya kan. Kalau saya sih, suka pop juga, suka jazz juga.
Karena saya terlalu lama di klasik, jadi lebih mahir main piano dengan baca partitur. Padahal pengen bisa tuh main dengan free.... denger langsung main. Nah, apakah Irene mau les piano klasik atau populer ? Coba denger2 lagu komposer klasik. Beberapa murid saya, sering pesen pengen diajarin lagu tertentu, misalnya dia denger dari CD bahkan ringtone. He2....

Lita Uditomo said...

Wah, mantep nih tulisannya, mbak. TFS. Kapan-kapan pengen diskusi soal ujian piano deh, mbak..

oya, tambahan info buat temen2, saya sering pesen buku ke www.bukumusik.com. Terutama utk buku2 terbitan Alfred Publishing dan Hal Leonard.

hani said...

Iya...ayuuk. Ada ortu2 yang fanatik ama ABRSM lhooo...Bahkan kursus piano ada juga yang plek niru kurikulumnya.
Saya juga sering pesen tuh via bukumusik.com. Di Bdg ada tokonya di BTC. Oh ya, Juli ada kompetisi piano lagi lhoo. Ikut ?

Santi said...

mba ini santi,
mba hani, eh bu hani, eh tante.

boleh tau nda kurikulum/silabus buat pengajar piano kalo di les2 gimana?
apa silabusnya?
urutannya mulai dari grade 1 ampe terakhir, kalo ga ngerepotin.
hehe

bisa sight reading itu adlh impian saya, impian terbesar. huhu soalnya slama ini slalu lamaaa kalo disuruh sight reading, dan saya ga ikut les. jadi gtw harus mulai dr mana biar bisa nambah kemampuan.
inginnya ikut les, tapi..
hehe pada expensive, hehe.

matur nuwun.

hani said...

kurikulum/silabus tiap kursus beda2.
biasanya tergantung kursus tersebut pakai buku/metoda yang mana.
sebagai perbandingan, coba lihat ke website abrsm.com, ada sampai 8 grade. sightreading sebetulnya ada triknya. sederhana saja, anggap not2 yang berbentuk kord ( 3 not, misal C-E-G ) seperti bentuk mahluk terdiri dari kepala-badan-kaki. berikutnya tergantung imajinasi kita menggambarkan bentuk2 not tadi. jangan dihafal satu2 nama not, terlalu lama. selamat mencoba

Santi said...

mba, sebenernya apa kelebihan kurikulum ABRSM dibandingkan kurikulum yang lain?

kira2 bisa tidak kurikulum abrsm itu diterapkan pada Self-Taught ato kalo belajar sendiri?

terimakasiih
regards - santi.

Santi said...

ohiya, ibu hani memang memberi les nya dimana?

suatu saat saya ingin berkunjung dan bertanya2,
di bandung kan bu?
boleh tau dimana?
:D

setelah 3 taun vacum dari les2an..
terimakasih
regards - santi.

stevanus lengkong said...

hallo bu hani saya 8088Y.,.,
umur 21thn saya mau bertnya sedikit nih bu.,.kbtulan saya kerjany di tempat kursus/les piano.,.
dan klo brbicara wktu tentu sudah pasti banyak,.,
nah bu kadang saya bingung,klo untuk teori saya pnya buku2 latihan dasar,istilah2 musik dan kamus tntang musik.namun di isi buku ad tercantum hrus ad pendamping.,klo saya nih bru pemula,.kira2 klo menurut ibu klo tingkat sperti saya,apa bisa saya belajar sendiri tanpa pendamping??
yah di sisi lain instrukturnya bnyak kesibukan sih.,
sehingga saya bingung harus mulai dari mana.,.apalgi teori sambil praktek.tiap kali sya main piano saya cmn olah raga jari aja.,.
bisa ngga ibu kasih tips gmna bagusnya???
sblumnya makasih yah bu.,.

hani said...

hallo stevanus,
maksudnya kamu kerja di tempat les piano tapi sekaligus mau belajar ?
punya banyak buku tapi bingung mulai dari mana ?
Kenapa perlu pendamping ? Karena untuk awal-awal harus ada orang lain yang mendengar permainan kita.
Musik banyak berkaitan dengan suara, keras-lembutnya bermain piano, perasaan, penjiwaan dll.
Kalo punya alat rekam, coba kamu main lalu direkam. Dengarkan lagi.....
Perhatikan tanda-tanda baca yang ada di partitur, coba mainkan dengan benar.
Seringkali murid tidak teliti membaca, jadi dengan ada pendamping bisa kasih pendapat.
Seringkali juga murid terlalu tegang (ini terlihat dari sikap tubuh). Nah, pendamping bisa melihat itu.
Kalo punya handycam, bisa direkam, lalu kamu perhatikan sendiri.
Atau perlihatkan ke instruktur di luar kesibukan mereka.
Selamat belajar yaaa.....

taruma said...

Bu hani pengen curhat ahh.. boleh yah.. hahaha. :D

Saya suka buat musik. Walaupun dengan bantuan teknologi. Mayoritas lagu yang saya buat tuh adalah instrumental piano. Nah, saya tuh pengen banget 'mewujudkan' apa yang saya buat. Sayangnya, saya gak bisa baca musik partitur..

Nah, pertanyaan saya,
1. Buku apa yang cocok yang isinya tuh penjelasan partitur (untuk pemula)?
2. Saya tuh punya cita-cita tuk jadi komposer. Nah, untuk belajar komposisi itu baiknya dimana yah? Tempat belajarnya (bukan kuliah. habisnya saya dah kuliah. teknik pula) dimana yah untuk di bandung ini?

Maaf klo kommennya rada OOT.. Terima kasih sebelumnnya.

hani said...

Buku2 tentang partitur u. pemula, terbitan Alfred lumayan bagus. Kalau di Bdg, bisa di cari di toko www.bukumusic.com di BTC Pasteur, atau Allegria di Setrasari Mall.

Btw, saya juga kuliahnya dari teknik. Seneng aja main piano.
Udah pernah nyoba pakai software Sibelius gak ? Disambungkan ke keyboard, kamu main, nanti muncul sendiri partiturnya.
Ada yang bilang pakai Finale atau Encore. Saya sendiri baru belajar nulis2 not balok pakai Sibelius.
Asyik juga, bisa langsung dites bunyinya.

Unknown said...

Saya mau nanya, LCM dan ABRSM apa bedanya ya?
Tolong kasih info ya. Trmksh banyak :)

hani said...

Apakah LCM itu London College of Music Examinations ? Saya belum pernah ikut.
Kalau ABRSM = Associated Board Royal School of Music, sebuah asosiasi badan penyelenggara ujian musik yg berbasis di Inggris, di bawah pengawasan Kerajaan Inggris. Menyelenggarakan ujian musik (berbagai alat dan vokal serta ballet) di seluruh dunia.
Buku2 pelajaran dan kurikulum-silabus nya ada standarnya. Materi ujianpun ada buku2nya.
Sayang saya tidak bisa menjelaskan bedanya, karena saya baru ikut ABRSM saja.

Salam,
Hani

Dream Hope said...

halo mbak hani,
saya silvana,
mbak sya mau tanya, umur sy 19th, kemampuan dalam musik sangat rendah, krn saya dulunya tidak didukung oleh keluarga dalam bidang musik, sehingga sy tidak bisa membaca not balok dan tidak bisa memainkan musik apapun. tapi, akhir2 ini sy berminat untuk dpt memainkan piano. apakah saya masih bisa untuk belajar dari awal mbak? terima kasih mbak

hani said...

Hai Silvana, senang bisa berkenalan dng Silvana. Di tempat saya mengajar, ada seorang ibu yg berkemauan keras, ingin belajar piano klasik dari awal. Ternyata yg penting, kalau ingin belajar sesuatu, adalah motivasi. Jadi apapun bisa dipelajari dari awal, tidak mengenal usia. Hanya, ada kendalanya memang. Semakin tinggi usia, kesibukan kita bertambah, sehingga kurang waktu untuk melatih. Pergerakan tangan, kalau belajar piano dari awal, memang kurang lentur. Tapi, jangan takut, dengan latihan kendala tersebut dapat diatasi. Bahkan pianis piawai pun tetap harus berlatih koq.
Selamat belajar yaaa.

Dream Hope said...

makasih banyak sarannya mbak hani. .
saya jadi termotivasi.

mbak, apakah saya harus mengikuti semacam les? atau belajar sendiri mbak? sekarang sy sudah mulai belajar melalui buku ddi sela-sela waktu kesibukan saya mbak. namun, msih belum mengaplikasikannya, krn sy blm punya piano nya mbak.
terima kasih mbak

Nurainy Oktaviana (OKI) said...

Halo mbak Hani salam kenal... saya Oki, 25 th.... Saya mau curhat skalian minta sarannya yaa... :D

Dulu pas masih SMP saya pernah ikut les keyboard & piano pop d Y*m*h* (takut d sangka iklan,heheh) sampai buku 4, tapi pas SMA sama kuliah berhenti lesnya krn dah kburu habis waktu sama kuliah dan les2 pelajaran sekolah... :'(

Selama itu, meskipun kadang di rumah suka iseng main2 juga, tapi ya begitulah... berhubung tidak ada program & tujuan yg jelas jadinya tidak maju2... mainnya itu2 lagi...hehehe

Nah sekarang saya pengen belajar main piano lagi dan klo memungkinkan tujuan ahirnya sih pengennya bisa jadi guru piano.. hehehe... (dah keburu ketuaan ga ya...)

Menurut mbak Hani, dengan umur sata yg sudah keburu tua ini..kira2 baiknya saya ambil pendidikan apa ya? apakah ambil kursus privat untuk ambil sertifikat ABRSM, atau ambil kursus2 piano aja?

Selain itu, basic saya di piano pop... apakah kira2 menurut mbak Hani cukup bijak untuk pindah ke ranah klasik? atau lebih baik melanjutkan piano popnya saja ya...

Kira2 butuh waktu berapa lama ya sampai saya siap jadi guru piano...

Mohon saran n pendapatnya ya mbak...

Terimakasih sebelumnyaa... :D

hani said...

Hallo Oki,
Salam kenal juga. Mari berbagi pengalaman. Saya belajar piano klasik sampai SMA. Kuliah berhenti les. (*cerita yg sama yaaa)...Selesai kuliah bekerja, menikah, punya anak....
Kira2 anak saya yg ke-2 umur 9 thn, saya les piano lagi. Dihitung-hitung, hampir 20 thn saya berhenti main piano.
Alasan les lagi, karena ingin jadi guru piano.
Jadi yaaa...tidak ada kata terlambat kaaan.
Saya les piano biasa dan ikut ujian2 ABRSM saja.
Terserah Oki sih, mau klasik atau pop. Klasik bagus untuk mengajar piano basic, untuk yg belum pernah belajar piano. Terutama anak2.
Lagipula klasik kalau ditekuni, asyik koq. Ada ribuan partitur karya2 komposer terkenal yg menarik u. dipelajari (dimainkan).
Piano pop, biasanya ABG atau dewasa cenderung milih alur ini. Karena mereka ga sabar, maunya main lagu, apalagi lagu yg ada di film atau TV.
Gitu dulu yaaa.
Terimakasih udah baca blog saya

Nurainy Oktaviana (OKI) said...

ear Mbak Hani,

Waaaah begitu ya... Kebetulan sekali, berarti saya bertanya pada sumber yang tepat!!! :D
Saya jadi semangat mau cepat-cepat mulai lagi belajar pianonyaa... hehehe... :D

Iya saya lagi baca2 blog mbak Hani, soalnya banyak info ttg pendidikan piano di sini..

Makasih banyak untuk pendapatnya ya mbak, nanti untuk bahan pertimbangan saya...
N thx juga buat pengalamn2 berharga yg sdh di share d blognya yaa... izin menyimak... :D

Bagus Dhaka said...

Hallo, jika Anda perlu jasa servis piano, ada layanan servis dan juga menjual produk piano di wilayah Bandung.

www.servicepiano.blog.com

Unknown said...

Mohon ijin ya...
Aku lgi nyari info tmpat les piano di cianjur, ada yang tau gk ya.....???
Maklum aku pendatang, bukan asli orang cianjur

Katherin Kheren said...

Halo bu Hani, saya Katherin. Sudah belajar piano 11 menjelang 12 tahun. Saya itu orangnya dari dulu susah diajarin menurut teori/kurikulum yang udah ditetapkan sama guru privat maupun les di Purwacaraka. Soalnya menurut saya membosankan aja. Terus dulu sejak saya masih di grade prepatory A, di rumah saya nyempatin 2-4 jam latihan cuman buat mainin lagu-lagu diatas grade prepatory ataupun ciptain lagu-lagu baru. Saya memang ada belajar dasar-dasar piano, cuman nyaris lupa beberapa karena merasa bosen dan ditelan waktu. Buat bu Hani sendiri, yang nama nya musik, teori itu dinilai berapa % sih memangnya untuk menentukan kesuksesan seseorang bermain musik? Atau lebih ke 90% perasaan dan 10% teori seperti pandangan saya? Tolong diperbaiki ya pandangan saya bu, kalo emang salah.
Thank you

Katherin Kheren said...

Halo bu Hani, saya Katherin. Sudah belajar piano 11 menjelang 12 tahun. Saya orangnya tidak suka terlalu bermain dengan teori kalo dalam biang musik itu sendiri. Terus saya mulai coba buat sesuatu yang baru sejak saya baru-baru belajar piano dulu. Saya orangnya lebih suka menciptakan lagu daripada memainkan lagu orang. Nah, yang saya ingin tanyakan, apakah baik jika saya terus tidak terlalu mementingkan teori? Soalnya menurut saya, dalam musik, 90% yang bekerja adalah perasaan dan 10% adalah teori. Itu bisa dibuktikan dari orang-orang yang buta dan sudah jadi piano prodigy yang luar biasa tanpa benar-benar tahu teori musik piano itu sendiri 100%. Kalau menurut bu Hani sendiri bagaimana?
Thanks

Unknown said...

siang bu hany, mau nanya nih, bisakah ikut ujian abrsm & lokal p&k tanpa les piano di wisma musik/yayasan musik? kalau bisa gimana caranya & mendapatkan bukunya? mohon infonya & thank's sebelumnya.

Unknown said...

siang bu hany, mau nanya nih, bisakah ikut ujian piano abrsm & lokal p&k tanpa ikut kursus piano di wisma musik? jika bisa gimana caranya & mendapatkan bukunya?
thank's atas infonya ya

snowy said...

Siang ka hanny .
Salam kenal yaa .
Saya snowy . Perbedaan belajar piano classic sama pop itu apa yaa ?'thanks .

Unknown said...

Selamat pagi bu hani,
Jadi ceritanya saya dari dulu sempet suka dan pengen banget belajar piano, tapi kendala mungkin diri saya yang tidak terlalu memperlihatkan ketertarikan sya ke dunia musik. Namun
sekarang saya pengen banget bisa main piano. Padahal usia saya udah 20 tahun jadi merasa telat dan malu kalau sekolah di les piano di bandung.(sekelas sama anak kecil jangan2). Sampai sekarang saya masih sangat ingin belajr piano....

Unknown said...

Selamat pagi bu hani,
Jadi ceritanya saya dari dulu sempet suka dan pengen banget belajar piano, tapi kendala mungkin diri saya yang tidak terlalu memperlihatkan ketertarikan saya ke dunia musik. Namun
sekarang saya pengen banget bisa main piano. Padahal usia saya udah 20 tahun jadi merasa telat dan malu kalau sekolah di les piano di bandung. Sampai sekarang saya masih sangat ingin belajar piano..

hani said...

untuk @snowy, dari lagu-lagu dan teknik main pianonya. Lagu klasik, diciptakan di jaman tertentu, oleh komponis-komponis abad tertentu. Ada teknik dan aturan tersendiri dalam memainkan lagu-lagu tersebut. Misalnya tanda baca, ornamen pada lagu, dinamika, tempo, dan lain-lain. Lagu populer, lagu-lagu masa kini, yang disukai banyak orang. Misalnya lagu-lagu film.

hani said...

untuk @fajar NP, silahkan belajar lagi. Tidak ada kata terlambat kok untuk belajar

Unknown said...

Halo mbak..baru baca blog ini, seru juga.
Saya inta. Saya pemain piano gereja, sy juga pernah les grade 1 n sudah masuk grade 2, tp blm dpt sempat ujian. Sy bisa pop feeling n baca not balok juga. Sy juga udh kasih les privat piano beginner. Yg mau sy tanyakan, apa bisa level kaya saya dpt sertifikat pengajar??
Trims

Unknown said...

Hai mbak, baru baca blog ini eh seru juga
Sy seorang guru privat piano. Sy dulu pernah les klasik grade 1 n mulai masuk grade 2 tp sy belum sempat ujian grade 1 nya. Soal baca not bok saya lumayan lancar. Saya juga bisa piano pop feeling tanpa partitur. Krn saya juga sering main di gereja.
Yg mau saya tanyakan, kira2 bisa kah saya mendapatkan sertifikat pengajar?? Gimana caranya ya? Apakah harus melalui tahapan grade 1-seterusnya??

Unknown said...

selamat siang mbak Hani
Saya Shally tinggal di Solo mau menanya, saya blum pernah main piano sama sekali saya suka piano dan ingin belajar main piano juga. Apa ada tempat buat mengajar dr awal di daerah solo? Saya lagi cari tempat belajarnya Tolong ngasih tau saya alamat buat daftarnya kalau mbak Hani tau. Terima kasih.
Hub. 082137471369

Unknown said...

selamat siang mbak Hani
Saya Shally tinggal di Solo mau menanya, saya blum pernah main piano sama sekali saya suka piano dan ingin belajar main piano juga. Apa ada tempat buat mengajar dr awal di daerah solo? Saya lagi cari tempat belajarnya Tolong ngasih tau saya alamat buat daftarnya kalau mbak Hani tau. Terima kasih.
Hub. 082137471369

Hiduplah untuk Tuhan Penciptamu said...

Klo bs yg akustik lbh bgs.

Hiduplah untuk Tuhan Penciptamu said...

Sy di sudimara. Ke tnh abg tinggal naik ka

Hiduplah untuk Tuhan Penciptamu said...

Bs lihat di forte musik jg.bs pesan online.

Hiduplah untuk Tuhan Penciptamu said...

Cb aja publish di internet, fb, instagram, kasih profile dll

Hiduplah untuk Tuhan Penciptamu said...

Untuk bisa main langsung, bisa mulai dari lagu yang sederhana. Yang kunci C karena chordnya masih putih semua. Lalu pelajari suaranya tiap chord ada rasa dan cirinya.lama2 bisa kok. Tp jgn diki2 lihat buku. Cb cari lagu, mis: si semut. Klo udh bs di nada dasar C, pindah ke G. Krn stlh C, sebaiknya je G, byk chordnya yg mirip. Dst...

Hiduplah untuk Tuhan Penciptamu said...

Snowman method

Hiduplah untuk Tuhan Penciptamu said...

Mungkin yg college untuk kuliah. Minimal utk kuliah piano sudah grade 8 abrsm. Klo abrsm bs dr yg awam bgt smp diploma.

Hiduplah untuk Tuhan Penciptamu said...

Hrs diaplikasikan mbak.krn piano adl praktika.

Hiduplah untuk Tuhan Penciptamu said...

Bs aja. Tp kmngknan gagalnya lbh bsr krn tdk ada standard kualitas yg sebnrnya dan jg seluk beluk ujian yg hrs kt kuasai

Unknown said...

Hay mba, salam kenal saya Bianca... Mau tanya mba, saya berumur 25tahun, dan saya sangat suka musik klasik (sangat fanatik kepada Chopin) .. Tapi dikarenakan keterbatasan biaya, saya tidak pernah belajar piano klasil.. Sekarang saya br ingin belajar, kira2 terlambat tidak yaa mba agar bs menguasai musik klasik? Apakah ada estimasi berapa lama saya bs menguasai musik2 klasik jika memulai kursus sekarang?

hani said...

Untuk Bianca, maaf baru balas sekarang. Hai...sama, saya juga fanatik ama Chopin. Kalo kerja di laptop, di kuping pasang Chopin deh. Sebenarnya tidak ada kata terlambat. Cuma, karena jari-jari kita tidak selentur kala masih anak-anak, maka harus sering latihan sih. Tapi, jangan forsir juga sih. Nanti cedera. Rutin aja. Banyak kok buku piano untuk Easy Piano for Adult. Semoga membantu...

Novry said...
This comment has been removed by the author.
Novry said...

Salam kenal Mbak Hani,
Saya Novry. Saya tinggal di bandung. Saya pingin belajar piano klasik. Saya mau dong diajar oleh mbak Hani. Mbak hani masih memberi les piano kah? Kalo masih, boleh minta alamat dan biaya-biayanya? Terima kasih.

hani said...

Untuk Novry, mohon maaf, saya tidak mengajar piano lagi. Sulit mencari waktu yang pas dengan murid-murid.
Makasih yaa...

Anonymous said...

ibu hani mau nanya saya pernah belajar piano selama 2 tahun 1xpertemuan 2 jam 5x seminggu. tapi saya belum pernah ambil ujian ABRSM. tapi saya mampu main piano dari buku-buku piano grade 4 dan 5. menurut bu hani apakah saya sudah mampu untuk mengajar privat piano klasik dasar? atau saya harus punya sertifikasi ABRSM? thank you

Pipit Lembayung R said...

Halo kak, salam kenal
Saya Pipit,dari Makassar..
Saya ingin sekali bisa bermain piano lagi, sewaktu kecil suka di beliin keyboard tp sekarang saya kembali menjadi pemula. Saya terinspirasi ingin menjadi pianist sewaktu melihat konser dari Pianominion. Bagusnya belajarnya pakai keyboard atau piano digital?

Pipit Lembayung R said...

Halo kak, salam kenal
Saya Pipit,dari Makassar..
Saya ingin sekali bisa bermain piano lagi, sewaktu kecil suka di beliin keyboard tp sekarang saya kembali menjadi pemula. Saya terinspirasi ingin menjadi pianist sewaktu melihat konser dari Pianominion. Bagusnya belajarnya pakai keyboard atau piano digital?

Hani said...

Untuk Haneda Yojiro, boleh saja mulai mengajar untuk pemula atau anak-anak. Tapi tetap upgrade kemampuan dan kompetensi ya. Karena murid-muridnya kan tambah pintar, gurunya juga harus lebih pintar. Bagus sekali bila ujian ABRSM, jadi kita terpaksa belajar.