Thursday, December 04, 2008

memilih

Daridaru jadi elang.
Harapannya dia mengepakkan sayap, terbang tinggi.
Menjadi kuat, mengarungi angkasa dan membuat sarangnya
sendiri.
Wah, perlu persiapan.....
Paling tidak perlu outfit yang gaya dan representatif.
Tidak lucu kalau penampilan lusuh dan tidak menjanjikan.
Jangan ditanya waktu yang dibutuhkan untuk memilih.
Ternyata oh ternyata...masih percaya dengan pilihan ibu
daripada memilih sendiri.

Dalam waktu dekat bahkan ibu-ayah-adik akan menengok

sarang baru.
Bahkan membawakan segala sesuatu untuk menata sarang barunya.
Jangan ditanya juga, khusus ke Pasar Baru untuk mencari
dan memilih segala sesuatunya.

Padahal katanya mau jadi busur.....
Anakmu bukan milikmu, dia adalah milik masa depan....

ringtone

Dalam sebuah acara musik klasik atau konser, biasanya sebelum acara dimulai, panitia atau MC (master ceremony) akan mengumumkan supaya penonton mematikan telpon genggam atau merubah nada dering
menjadi nada getar.
Tujuannya tak lain dan tak bukan, supaya pemain dan penonton tidak terganggu.
Karena memang menjengkelkan apabila ditengah suara alunan musik klasik yang perlu konsentrasi untuk memainkan dan mendengarkan, tiba-tiba dikejutkan oleh nada dering telpon genggam dari penonton.
Apalagi kalau bukan hanya satu orang tapi bertubi-tubi dari penonton-penonton lain.

Tapi, apa yang terjadi di sebuah seminar, rapat di dinas atau rapat di kantor ?
Ditengah-tengah pidato sambutan dari ketua dinas, tiba-tiba ada suara dering telpon. 

Tidak hanya dari tamu undangan, tapi dari staf yang duduk di depan.
Begitu juga pada sebuah seminar. 

Ditengah pembacaan do'a, dering telpon dari peserta seminar, petugas foto dokumentasi dll.
Bagus apabila peserta sadar dan cepat tanggap untuk mematikan telponnya. 

Menjengkelkan apabila, telpon masih dicari-cari di dalam tas sementara dering dengan nada lagu tradisional
bertambah keras bunyinya.
Lebih menjengkelkan apabila telpon diangkat dan pemilik telpon dengan santai menjawab dan tanpa sadar berbicara dengan keras.
Menurut pengamatan saya, ada kecenderungan orang berbicara lebih keras apabila bertelpon daripada berbicara langsung dengan seseorang di depannya.

Kenapa yaaa.... sebelum acara seminar dan rapat, tidak diumumkan juga supaya peserta mematikan telpon genggam atau merubah nada dering ke nada getar.
Komunikasi dengan pihak lain, apabila dianggap sangat penting, tetap bisa berlangsung, tapi tidak mengganggu orang lain.

Sunday, November 09, 2008

Proyek Konser

Bulan depan akan ada konser.
Berarti murid-murid harus disiapkan.
Persiapan harus sudah dilakukan 1 sampai 3 bulan sebelumnya,
tergantung kemampuan tiap-tiap murid.
Murid diberi motivasi dan belajar hidup dengan target-target.
Targetnya, si A harus bisa main lagu 3 menit.
Si B harus bisa hafal dalam waktu 1 bulan.
Si C dibujuk supaya mau ikut konser.
Si D diberi lagu yang ceria dan cepat.

Persyaratan ikut konser, murid harus diaudisi.

Lagu yang sama, otomatis akan ada perbandingan, dan murid
harus siap mengukur diri sendiri lebih baik daripada murid lain.
Saya lebih condong, memilihkan lagu yang kira-kira tidak dipilih
oleh guru lain.

Dengan demikian murid lebih tenang dan konsentrasi.
Tak masalah dengan stok lagu, lagu ada ribuan.

Beberapa bisa diunduh dari website atau pesan ke bukumusic.com.
Untungnya kurikulum Indra Musik, membebaskan guru memilih sendiri
lagu-lagu untuk materi pelajaran dan konser.


Haura main lagu Doll's Dream - J.Oesten.
Tari main lagu Addaptation of Hungarian Rhapsody - F.Liszt dan
Castanet - C.Rowlin.
Tari juga berduet dengan adiknya Ranti, main lagu Forward March - J.Bastien.

Kalau siap Tari saya targetkan main Concerto D major - 3rd.movt -
J.Haydn. Sebuah komposisi dua piano.
Lalu Afifa duet dengan Puti, main Rondo - J.F.C. Bach.
Afifa juga mengiringi sepupunya Iba, main There is a Hippo in my Tree,
sebuah lagu lucu karya
D. Alexander.

Siapa lagi yaaa.....
Oh, Triadi, ABG mirip Afgan ini, rencananya main Bohemian Rhapsody -
F. Mercury. Mudah-mudahan bagian tempo cepat bisa dia kuasai.
Masih 3 lembar lagi yang dia belum hafal.

Sarah, si rajin, main Sherzo - F.Schubert. Dia sih tak ada masalah
sudah sejak Agustus hafal lagu ini.
Rafi, disiapkan dengan 2 lagu pendek, My First Hit Single - Pam Wedgwood
dan
Calypso Rhumba - Alfred.
Saya perlu menyiapkan mentalnya kembali, supaya mau ikut konser.
Murid yang sempat dapat nominasi Pemenang Harapan pada
Lomba Piano tingkat Jawa Barat ini, hampir 1 tahun mogok les.
Tinggal Jo nih. Lagu Doll's Dream yang dipelajari sejak Juni,
progresnya sangat lambat.

Kalau proyek pembangunan, keberhasilan dinilai dari ujud bangunan
yang berdiri dengan megah dan nilai proyek ratusan juta rupiah.
Maka, untuk saya, proyek konser ini, keberhasilan cukuplah dengan
perasan bangga, murid bisa mengatasi rasa gugup.
Bangga bahwa murid menjadi percaya diri.
Keluarga murid, ayah-ibu-paman-bibi-nenek-kakek-kakak-adik
turut bangga, walaupun hanya dengan membawakan lagu berdurasi 3 menit.

Bangga akan murid adalah sebuah nilai yang tak ternilai.

30 menit

Les piano di tempat saya mengajar diberikan dalam bentuk
privat selama 30 menit dan grup selama 30 menit - 1 jam.

Beginilah les privat 30 menit, apabila mengajar murid,
seorang gadis kecil usia 4,5 tahun. Namanya Asih.

Menit ke 0 - 5
Murid masuk ke ruangan, lapor:"Asih punya baju Cinderella"
Guru : "Oh ya ? Sini duduk, mana bukunya ?"
Murid: "Ambilin".
Guru : "Ambil sendiri".
Murid tidak ambil buku, tapi terus cerita :
"Nanti Asih mau makan siang KFC. Biasanya Hoka-hoka Bento".
Akhirnya guru juga yang mengambilkan buku dari dalam tas.

Menit ke 6 - 10
Guru membuka halaman buku dan menunjukkan lagu yang harusnya

dimainkan murid.
Murid: "Asih nggak mau lagu ini. Mau lagu yang ini aja".
Sambil mencari-cari lagu yang lain.
Tiba-tiba, murid main lagu yang dia pernah dengar.
Murid: "Asih bisa main lagu ini".
Memang yang dia mainkan lagu Symphoni no 9 - L.v.Beethoven,
tapi dia memainkan apa yang dia pernah dengar.
Bukan sungguh-sungguh mempelajari lagu dengan terstruktur.

Menit ke 11 - 20
Guru membujuk murid untuk konsentrasi dan kembali ke pelajaran.

Murid: "Asih main yang ini aja. Ibu main yang ini".
Akhirnya murid main bagian tangan kanan, guru main bagian

tangan kiri.
Guru membujuk: "Sekarang tukar yaaaa".
Murid main tangan kiri, guru pindah duduk, main bagian tangan kanan.

Guru membujuk lagi: "Coba .... sekarang main sendiri 2 tangan".
Kadang menurut, seringnya tidak.

Menit ke 21 - 25
Guru mengeluarkan ultimatum: "Ayo, kalau tidak main, belum
boleh pulang".
Murid: "Main yang ini ?".
Guru : "IYAAA !!!!"

Menit ke 26 - 30
Murid: "Dingin. Sebentar ah. Asih bisa matiin AC koq".
Konsentrasi buyar dan berantakan lagi.
Murid sibuk dengan remote control.
Guru : "Udah. Sini main lagi".
Murid: "Pulangnya masih lama ?"
Guru membujuk : "Masih ada waktu. Ayo main lagi".
Murid duduk dan membalik-balik buku : "Nggak mau main lagi ah".
Guru : "#&***!!!!%% ..........."

Monday, October 06, 2008

koordinasi = konsentrasi

Senja, umurnya baru 9 bulan, tapi sudah berdiri dan
siap melangkah dengan pasti.
Eyang-Tantenya, Tatah dan saya, sibuk berkomentar,
a.l. belum siap jalan, biar merangkak dulu,
jangan dirangsang untuk jalan dll.

Saya jadi mengingat kembali, Daridaru yang mulai
bisa jalan diusia tepat 11 bulan.
Melalui tahap merangkak, tapi kurang bagus cara merangkaknya.
Telapak kakinya menapak, bukan merangkak dengan lututnya.
Seingat saya, masa balita tidak ada permasalahan dalam
tumbuh-kembangnya.

Lalu dimasa kelas 1 SD, Daridaru dijuluki "satpam" oleh Wali Kelasnya.
Karena tidak bisa duduk diam, dan selalu sibuk memperhatikan
pekerjaan teman-temannya di kelas.
Di kelas 3 SD, saya dianjurkan oleh walikelas Daridaru untuk
membawanya ke Surya Kanti, sebuah lembaga pelatihan
tumbuh-kembang anak.
Menurut wali kelas, Daridaru sering melamun dan menerawang
ke luar kelas. Akibatnya pekerjaan di kelas sering tidak selesai.

Di Surya Kanti, observasi dilakukan oleh tim ahli dengan terpadu.
Mula-mula tes psikologi oleh seorang psikolog.
Lalu dilanjutkan dengan tes mata ke dokter mata.
Ternyata memang Daridaru harus memakai kacamata, silindris minus 1.
Itu sebabnya dia sering melamun keluar kelas, karena tulisan di
papan tulis tidak jelas.
Selanjutnya oleh neurolog, Daridaru dianjurkan untuk tes EEG ( electro
encephalo graph ) di rumahsakit.
Dalam keadaan terbaring, kepala Daridaru ditempeli berbagai kabel
dan dicatat dalam bentuk grafik.
Kesimpulan observasi Daridaru adalah ADD (attention deficit disorder).
Maksudnya Daridaru, kurang bisa konsentrasi.
Yang mengejutkan dan mengherankan saya, menurut neurolog,
hal ini disebabkan Daridaru terlalu cepat berjalan.

Selanjutnya Daridaru melalui beberapa terapi, yang akhirnya
kami lanjutkan sendiri di rumah.
Karena Daridaru keberatan, melihat kondisi pasien lain
yang berbeda dibanding dirinya.
Mungkin Daridaru merasa dirinya tidak apa-apa.
Terapinya antara lain, melatih motorik halus dengan menggunakan
2 spidol (memang Daridaru tulisan tangannya kurang bagus),
memasukkan benang ke lubang jarum dll.
Untuk konsentrasi, a.l. bermain trampolin, melangkah di balok titian,
dribel bola basket dll.
Selain itu kami harus selalu mengingatkan untuk konsentrasi
apabila memegang gelas, menuang sesuatu, meletakkan sesuatu,
lebih lembut bersikap ke adiknya dll.
Selain itu Daridaru juga les piano dan taekwondo.
Secara tidak sadar, les piano untuk melatih motorik halusnya.
Sedangkan taekwondo untuk melatih motorik kasarnya.
Selain itu juga belajar berenang.
Kejadian tersebut kira-kira 15 tahun y.l.
Rasanya Daridaru tumbuh-kembangnya baik-baik saja.

Tetapi saya masih heran, apa hubungannya antara terlalu cepat jalan
dan kurang konsentrasi ?

Saya mencoba mencari alasan logisnya dari kacamata orang awam.
Coba pendekatannya dari, apa hubungannya merangkak dengan konsentrasi ?

Coba perhatikan, apabila bayi merangkak.
Apa yang digerakkan ?
Apakah tangan kanan melangkah bersama dengan kaki kanan ?
Atau tangan kanan melangkah bersama dengan kaki kiri ?
Normalnya tangan kanan melangkan bersama dengan kaki kiri.
Seperti halnya orang berbaris. Kaki kanan melangkah, tapi yang bergerak
kedepan adalah tangan kiri.
Tapi, bagaimana caranya bayi bisa mengkoordinasikan tangan kanan
dan kaki kiri ?
Sekarang saya tahu, itu sebabnya bayi harus bisa merangkak.
Karena merangkak itu sulit.
Koordinasi berarti konsentrasi.

Nah, ketemu sekarang. Kenapa Daridaru kurang konsentrasi karena
diduga terlalu cepat berjalan.
Kenapa Senja sebaiknya jangan dirangsang untuk berjalan.
Biarkan merangkak sepuasnya. Biarkan tangannya merasakan perabaan berbagai
tekstur lantai yang dia lalui.
Biarkan dia mengkoordinasikan seluruh anggota tangan dan kakinya.
Ingat, semuanya bersilangan disyaraf tulang punggung.
Dengan demikian Senja akan belajar berkonsentrasi.

Mudah-mudahan begitu teorinya.

Saturday, October 04, 2008

start from zero

Sholat Ied Fitri 1 Syawal 1429 H kami laksanakan di
lapangan Masjid Nurul Falaah di Rajamantri-Buah Batu-Bandung.
Berempat jalan kaki dari rumah.
Rumah dikunci-kunci. Banyak pintu yang perlu dikunci.
Bapak dan Daru jalan berdua, ke lapangan bagian depan.
Ibu dan Apsaras ke lapangan belakang ke bagian akhwat.
Cari permukaan yang berconblock. Jangan di rumput, nanti
sajadah basah.
Padahal dari pengeras suara, berulang diumumkan agar
menempati shaf yang kosong.

Sholat tepat 06.30. Dua rakaat dengan 7 kali takbir.
Ceramahnya tentang himbauan agar tidak takabur.
Betapa manusia itu mudah sekali takabur.

Selesai sholat kembali ke rumah, siap-siap ke Jakarta.
Silaturahmi dulu ke tetangga.
Lalu sungkem.
Memohon maaf atas segala kesalahan.
Mata memandang jauh ke lubuk hati pasangan.
Tak kuasa menahan titik airmata.
Betapa banyak hal yang telah dilalui bersama.
Betapa banyak persoalan yang harus didiskusikan
dan dicari solusinya.
Anak-anak satu persatu sungkem dan memohon maaf.
Do'a-do'a disampaikan, lalu peluk dan cium.
Yaaaah .... mulai lagi dari awal.
Insya Allah bertemu lagi di Ramadhan yang akan datang.

Tuesday, September 30, 2008

mudik

Minggu sore Ruminah alias Minah alias siNah atau Xena mudik.
Dia satu-satunya di rumah yang mudik.
Karena kami sekeluarga lebaran di Jakarta.
Ke Jakarta kan bukan mudik atau ke udik.
Biasanya Minah, yang ikut keluarga kami sejak 1996,
pulang ke Kebumen.
Tapi, tahun ini dia terpaksa ke Madiun.
Berhubung anak perempuan satu-satunya ikut suaminya di Madiun.
Terpaksalah dia ke Madiun, dalam rangka silaturahmi dengan
anak-mantu-cucunya.

Begitu Minah pergi, maka ibu melakukan sidak ke dapur dan
wilayah belakang.
Nasi aronan sudah siap untuk ditanak.
Lalu pembagian tugas rumahtangga.
Buka puasa, disiapkan bersama.
Membuat teh, menghangatkan kolak, menata piring.
Sholat jama'ah.
Makan malam.
Ibu menggoreng udang. Daru membuat salad dressing,
sesuai dengan resep Chef Bara dari TV.
Apsaras menghangatkan gulai Padang.
Bapaknya memotong buah, untuk Fruitsalad.
Tak soal, apakah menu malam ini cocok satu sama lain atau tidak.
Dipilih saja mana yang akan disantap terlebih dahulu.

Lalu, siapa cuci piring ?

Besok, ibu cuci baju. Daru bilas dan mengeringkan, karena
pakaian basah jadi berat dan itu tidak bagus untuk punggung ibu.
Apsaras menjemur.
Kapan-kapan, Apsaras menyapu, Daru mengepel.
Setrika bagian ibu. Kalau bosan, silahkan anggota keluarga lain
setrika baju masing-masing.
Memasak bagian ibu.
Sekali-sekali anggota keluarga memasak dengan resep andalan masing-masing.
Jangan lupa bikin kue-kue, semacam Chiffon Cake Ketan Hitam
kesukaan Pelangi, mau coba juga resep kue kering.
Kebun, tanaman dan kendaraan, bagian bapaknya.

Lalu, siapa cuci piring ?

Padahal, Minah kalau mudik suka-suka.
Kembali ke Bandung, bisa 2 minggu lagi, bisa juga 1 bulan lagi.

Saturday, September 20, 2008

Bu Bar

Hari-hari terakhir, anggota keluarga di rumah koq yaaa pada
sibuk Bu Bar, alias Buka Puasa Bareng.
Beberapa hari y.l Apsaras bubar temen di kampus.
Besoknya bubar geng SMU, alasannya ada yang ulangtahun.
Pulangnya selalu malem banget, bikin deg-degan.

Bapaknya bubar dengan temen dosen. Apsaras diajak.
Besoknya nonton pameran disambung dengan bubar juga.

Hari ini.
Bapaknya bubar temen SMP.
Ibunya bubar di kantor.
Daridaru bubar temen futsal.
Apsaras bubar temen SMU.

Pulang ke rumah sepi. Makan malam sendirian.
Karena tadi bubarnya berupa kue-kue.
Setelah sebelumnya rapat dulu.

Besok-besok, udah ada undangan tuh untuk bubar lagi.

Thursday, September 18, 2008

Audiensi

Hari Selasa siang, saya mendapat sms dari teman di kantor.
"Bapak ibu besok mhn datang jam 12 pas di kampus, kita
ada audiensi dg Ketua DPRD kota Bdg di gedung DPRD.
Acara peluang dan tantangan mengelola anak yatim dan dhuafa".

Memang, kampus tempat saya mengajar sedang ada masalah
dalam pengelolaannya.
Jumlah mahasiswa menurun, karena kerasnya persaingan.
Ditengah krisis seperti itu, tiba-tiba ada ide dari salah
seorang dosen, bagaimana misalnya kampus kami menerima
mahasiswa baru dari kalangan anak yatin dan dhuafa.
Harapannya adalah kampus menjadi hidup lagi.
Lalu bagaimana dengan sumber dana operasionalnya ?
Karena program anak yatim - dhuafa ini, kami menyebutnya
Program Beasiswa, yang pasti-pastinya menawarkan biaya
SPP yang murah.
Lalu, bagaimana dengan kekurangan dana yang harus ditanggung ?

Melalui kerjasama dengan beberapa Pesantren di kota Bandung,
program ini memang tergolong sukses.
Melalui tes masuk seperti mahasiswa baru lainnnya, maka
Mahasiswa Beasiswa ini kuliah di kampus kami.

Nah, entah bagaimana caranya .... ada diantara teman
dosen yang mempunyai koneksi ke Ketua DPRD.

Audiensi ... yang artinya kunjungan kehormatan.
Jadilah, kami merasa terhormat karena diberi waktu
untuk bertemu dengan Ketua DPRD.
Saya yang seumur-umur tidak faham dengan politik, walaupun
selalu memilih, baru sekarang menginjakkan kaki di
kantor Dewan. Apalagi diterima di Ruang Rapatnya.

Tujuan kami untuk audiensi, adalah menjelaskan Program
Beasiswa kami tersebut.
Pertanyaan besar dari Bapak Ketua adalah, bagaimana
menutup biaya operasional ?
Lah, yaaa maka dari itulah Pak, kami itu menghadap.
Akhirnya beliau menawarkan beberapa langkah.
Yang jelas bukan memberi uang, karena memang tidak ada uang.

Semoga langkah-langkah yang beliau tawarkan bisa segera
kami tindaklanjuti.
Dan Insya Allah niat tulus teman-teman saya di kampus untuk
memelihara dan merawat anak yatim - dhuafa, justru
mendatangkan keberkahan.

Wednesday, September 10, 2008

tarif dokter

Adik perempuan saya, baru-baru ini menjalani perawatan
gigi ditempat praktek dokter gigi, yang biayanya luar biasa
mahal dan kesannya "menodong".
Iya, karena adik saya mendaftar, kemudian dirawat tanpa
mendapat kesempatan membicarakan metoda perawatan yang
nyaman dilakukan adik saya.
Akhirnya, adik saya harus membayar 450ribu sekali perawatan,
dan harus datang lagi.
Pada perawatan berikutnya ternyata harus membayar jumlah
tanpa mendapat penjelasan berapa kalikah adik saya harus datang.

Beberapa waktu lalu, jauh sebelum ini, saya pernah membawa
Apsarasapsari ke dokter gigi juga.
Dokter menjelaskan bahwa ada lubang kecil, kemudian akan ditambal
dengan sejenis resin amat kuat.
Saya menanyakan dulu, berapa biayanya, untuk tambal gigi.
Dijawab 150ribu. Saya mengiyakan sambil, mengingat-ingat berapa isi
dompet saya.
Karena sayapun tak menduga biaya perawatan gigi semahal itu.

Pada kesempatan lain, saya memeriksakan diri ke ahli penyakit kandungan,
untuk keperluan pap smear, yang sudah lama tidak saya lakukan.
Karena saya pindah dokter, saya tanyakan ke suster di bagian pendaftaran.
Berapa biaya berobat ke dokter S.
Dijawab, kalau konsul 125 ribu, kalau papsmear sekian ratus ribu, kalau
tindakan 250 ribu.
Kembali saya mengingat-ingat isi dompet.
Lalu berjalan dulu ke ATM terdekat.
Ternyata pada saat pemeriksaan, ada sejenis abses dan harus dilakukan
tindakan segera.
Saya kemudian diberi resep antibiotik dosis tinggi
Papsmear bahkan tidak jadi dilakukan, menunggu diagnosa ini sembuh.
Pada akhirnya saya harus membayar, 250ribu karena tadi dilakukan
tindakan, dan menebus resep sebesar 225ribu, total 475ribu.

Pada kesempatan lain, saya batuk dan sakit perut bila BAK.
Karena PNS, saya coba ke Puskesmas di dekat rumah.
Saya mendaftar dengan menunjukkan kartu Askes.
Dokter ada dua. Salah satunya bagian Balita.
Nama saya dipanggil, ternyata oleh dokter yang dibagian Balita.
Menurut penjelasannya, supaya cepat, jadi pemeriksaan paralel.
Dokter mengukur tekanan darah sambil menanyakan keluhan saya.
Sambil berkomentar bahwa tekanan darah saya rendah, 90/60,
beliau menulis resep.
Tiga jenis obat ditulis, obat batuk cair, antibiotik dan analgesik.
Pemeriksaan berjalan cepat, tanpa dokter menyentuh saya.
Obat saya ambil di ruang obat.
Saya yakin obat ini obat generik.
Saya pulang, tanpa membayar apa-apa lagi.
Tentu saja ....sebetulnya kan gaji saya sudah dipotong tiap bulan.
Dalam waktu 5 hari saya sembuh.

Jadi sebetulnya berapa tarif dokter atau biaya rawat jalan ?
Lalu, bagaimana sih memeriksa pasien yang benar ?
Apakah tarif mahal maka lebih teliti daripada pemeriksaan di Puskesmas ?

Monday, September 01, 2008

histerektomi

Sebuah pesan pendek di telpon genggam membuat jantung saya
serasa berhenti berdetak.
"..... sedang menguatkan hati, untuk operasi angkat rahim".
Pesan tersebut datang dari teman dekat saya di kantor.
Usianya hanya terpaut 1 tahun lebih muda dari saya.
Cepat saya menelpon ke rumahnya.
Di seberang sana, teman saya tersedu-sedu bercerita kronologis
kesehatannya.
Keluhan terakhir hanyalah haid yang lebih lama daripada
sebelum-sebelumnya. Kali ini berlangsung selama 16 hari.
Praktis tidak ada keluhan istimewa, bahkan tidak ada rasa sakit.
Penyakitnya "Hiperplasia Endometriosis Sel Simple".
Saya harus mencarinya ke Mr.Google, supaya sungguh-sungguh jelas.

Dokter yang merawatnya menganjurkan pengangkatan rahim, karena
berdasarkan pengalaman dan statistik, 1 % berubah menjadi
kanker ganas.
Sebuah angka yang sangat kecil. Tapi tidak ada jaminan, bahwa
teman saya bukan termasuk yang 1 %.
Apalagi, endometriosis sudah diidap teman saya sejak tahun 2000.

Sikap kehati-hatian dan waspada, dituntut pada perempuan masa kini.
Setiap ketidakbiasaan harus selalu diwaspadai sebagai sebuah
gejala yang bukan sembarangan.
Apalagi, kanker selalu dateng dengan diam-diam.

Teman saya agak tenang, setelah saya ceritakan, bahwa ibu saya telah
dioperasi histerektomi ( pengangkatan rahim ) juga.
Ibu saya dioperasi di usia 50 tahun, dan sekarang beliau 83 tahun.

Ada hikmah yang harus diambil.
Bahwa teman saya masih diberi kesempatan untuk mengobati sakitnya.
Apa jadinya, kalau teman saya mengabaikan intuisinya .....
memutuskan : "periksa aahhh"...... hanya karena haid yang 16 hari itu.
Hikmah lainnya, Insya Allah di bulan puasa ini, puasa teman saya
tidak batal karena haid.

Thursday, August 07, 2008

Burkhini

Sudah lebih 2 minggu ini, apabila tidur saya merasakan ada yang
kurang nyaman dengan panggul bagian kiri.
Terasa linu apabila saya merubah posisi tidur atau saya bisa
terjaga dari tidur karena rasa linu tadi.
Dalam keseharian boleh dibilang saya bisa beraktifitas seperti biasa.
Saya belum ke dokter, tetapi saya mencoba mengkonsumsi Neurobion.
Sudah 2 strip saya habiskan, rasa linu belum hilang.
Kata suami : "Cobalah berenang".
Berenang ?
Saya memang jarang berolahraga. Berenang perlu persiapan tersendiri,
disesuaikan dengan penampilan saya sehari-hari.
Apsarasapsari : "Iya Bu, pakai burkhini".
Burkhini ? Iya dari kata "burkha" dan "bikini".

Jadilah Kamis siang ini, saya pergi berenang di Bikasoga.
Tak perlu takut hitam, karena kolam renangnya beratap.
Insya Allah, dengan berenang saya sehat kembali.

Abah Rama

Tiba-tiba saja, suami heboh membicarakan "Abah Rama".
Seseorang yang konon adalah alumni ITB yang sekarang memperdalam
"Talents Mapping".
Konon beliau membuat semacam program dan perangkat lunak yang
disusun sedemikian rupa, sehingga dapat mentes bakat bahkan
pekerjaan yang cocok dengan seseorang.

Tadinya saya tidak tertarik, karena diusia saya sekarang ini,
apa yang bisa saya lakukan hanyalah menjalani yang sekarang
sudah berjalan.
Apakah saya di jalan yang benar atau di jalan yang salah ?
Apakah pekerjaan saya cocok dengan karakter atau bakat saya ?
Ada banyak kebetulan, ada banyak kondisi, ada banyak keterbatasan,

yang menyebabkan saya berprofesi seperti sekarang ini.
Kadang-kadang saya berpikir, mungkin saja, saya terjebak dengan
keadaan saya sekarang.

Tapi ... bolehlah, untuk seru-seruan.
Jadilah saya mengisi 2 form pertanyaan dalam format Excel.
Yang pertama "Personal Strenght Statement", terdiri dari 114 pertanyaan.
Yang kedua form isian "Peta Bakat", terdiri dari 170 pertanyaan.

Hasilnya ....
Pada Urutan Bakat, ada 34 urutan, urutan pertama Analytical, Futuristic,
Responsibility .... terakhir adalah Competition.
Kemudian Fungsi yang sesuai dengan diri saya, ada 10 urutan, yang pertama
Inventing, Discovering, Synthesizing ...yang terakhir adalah Producing.
Lalu ada "Peta Bakat" saya, mirip dengan gambar "Mind Mapping".

Kalau Apsarasapsari, Fungsi yang sesuai, urutan pertama adalah Teaching.
Yaaahh .... kita lihat saja nanti, apakah Apsarasapsari akan menjadi guru.
Daridaru belum ikut "tes" ini karena masih sibuk magang.

mogok .... lagi-lagi.....

Rabu pagi, kami bertiga berangkat ke Jakarta.
Suami berencana ke Perpustakaan Nasional di jl. Salemba, mencari data.
Apsarasapsari berencana mengambil goodybag ke majalah Concept di
kompleks Wisma Timah, sekitar jl. Jend. Gatot Subroto.
Moda yang dipilih, bis kota Bandung-Pulogadung.Dilanjutkan "TransJakarta",

Pulogadung-Dukuh Atas, turun jl.Matraman.
Lalu, ke Concept ? Nanti saja tanya rute bis kota di Jakarta.

Bis "Harum" berangkat dari Leuwipanjang
jam 06.45.
Kira-kira 1 jam perjalanan, bis tiba-tiba berhenti di Cipularang.
Supir dan kenek memperbaiki sesuatu.
Bis melanjutkan perjalanan.

Tak lama, berhenti lagi ... oprek-oprek sebentar ... jalan lagi.
Mogok lagi yang ke-3, penumpang resah. Jalan lagi....
Mogok lagi yang ke-4 ...jalan sebentar ... mogok lagi ...
Penumpang kesal dan marah.
Menuntut untuk ganti bis saja.
Saya tanya ke supir, apa yang rusak ?
Jawabnya : "Solarnya bu, nggak mau naik, nggak tahu kenapa ?"
Wah, supir dan kenek saja tidak tahu kerusakannya apa, apalagi saya,
penumpangnya.

Perjalanan dilanjutkan dengan bis "Patriot", sampai Pulogadung jam 10.30.

Naik "Transjakarta",turun Matraman, jalan kaki ke Salemba,
sampai Perpustakaan Nasional, jam 11.00.

Gedung megah, terdiri dari 2 blok setinggi 8 dan 7 lantai.
Cari data ke bagian mikrofilm di lantai 4.
Apsarasapsari kedinginan.

Jam 14.00 harus segera ke majalah Concept.
Banyak bertanya, karena tidak semua orang tahu rute bis ke jl. Gatot Subroto.
Akhirnya naik bis kota jurusan blok M, naik dari jl. Matraman, lewat Pancoran,
belok kanan sudah sampai ke jl. Gatot Subroto.
Turun Hero, naik jembatan penyeberangan, jalan kaki ke kompleks Wisma Timah.
Sampailah ke majalah Concept.
Berbincang-bincang dengan pemiliknya dan ambil goodybag.
Disain PEYO nya Apsarasapsari termasuk dalam 1001 character contest.

Sudah beres urusan. Siap-siap kembali ke Bandung.
Naik bis kota no P.46 ke arah Cawang, menyebrang jalan, naik bis kota ke Bandung.
Naik bis "Primajasa" jam 16.30, melaju kencang, sampai Leuwipanjang jam 18.30.
Jam 19.00 sudah sampai rumah. Alhamdulillah tidak mogok lagi.
Home sweet home.

Friday, August 01, 2008

mandi lagi

Hari Minggu, tanggal 27 Juli 2008 y.l, saya ke Jakarta bersama Apsarasapsari.
Jelas dong, kami akan menengok para bayi.
Pertama menengok Senja yang sekarang hampir 7 bulan.
Sudah bisa duduk dan tidak bisa diam.
Tentu saja, acara sore itu adalah memandikan Senja.
Ternyata lebih sulit, karena Senja maunya berdiri.
Dan saya takut apabila Senja lepas dari genggaman saya.
Wah, badan bersabun ini jadi licin seperti belut.
Padahal saya belum pernah memegang belut.


Senin, Pelangi datang berkunjung.
Mula-mula ke Cipinang, ke ibu saya, atau adalah buyutnya Pelangi.
Lalu ramai-ramai berkunjung ke Pondok Bambu, kediaman Senja.
Pelangi hampir satu tahun dan sedang belajar berjalan.
Acara Senin sore, tentu saja memandikan Pelangi.
Lebih mudah, karena sudah bisa dimandikan di kamar mandi.
Beri saja gayung. Pelangi asyik bermain air.

Byu-byur .....
Kapan-kapan ada "eyang" dari Bandung yang siap memandikan
bocah-bocah lucu ini.

Friday, July 25, 2008

Graduation Day

Jum'at pagi, Daridaru berpesan : "Besok datang kaaan ?".
Tiba-tiba timbul rasa haru dan sedikit menyesal, karena terbersit
perasaan bahwa akhir-akhir ini, saya sepertinya terlalu menuntut Daridaru.
Baru 2 minggu terakhir saya menyadari, bahwa hari Wisuda
merupakan hari teramat penting bagi Daridaru.
Sepertinya "once in a life time".
Anak tertutup ini memang tidak banyak menuntut.
Sering memakai bahasa tersirat untuk mengungkapkan perasaannya.
"Nanti foto dimana ?" atau "Makan dimana ?"
Merupakan permintaan tersamar, bahwa dia ingin ada foto
keluarga khusus untuk acara ini.
Dan tentunya sedikit "perayaan", yang memang sangat jarang kami lakukan.

Duapuluh tahun bekerja di lingkungan kampus ternyata menumpulkan
perasaan saya akan pentingnya nilai hari Wisuda bagi kebanyakan orang.
Setiap tahun, pemandangan yang sama.
Ritual memasuki ruangan Wisuda, barisan Senat Akademik, sambutan,
pembacaan Surat Keputusan, barisan Wisudawan, jabat tangan, ketok palu,
pembacaan do'a, paduan suara ....
Waktu 3 jam serasa 2 hari.
Sesudahnya foto bersama.
Beberapa wisudawan memperkenalkan orangtuanya.
Ucapan terimakasih dari sang Bunda yang teramat berbahagia dan bangga.
Foto bersama lagi.
Semua saya jalani hanya sebagai tugas.
Senyuman ramah yang tersungging bisa jadi adalah senyuman tugas.

Kenapa saya baru menyadarinya 2 minggu terakhir ?
Bahwa besok berbeda. Bahwa besok Daridaru yang di wisuda.
Bahwa besok, saya sama dengan ibu-ibu lain yang berbahagia,
karena anaknya diwisuda.
Cepat-cepat mencari baju simpanan untuk acara "kondangan" yang masih
cukup bagus. Tak sempat beli baru atau menyiapkan khusus.
Setrika Kemeja batik ayahnya.
Masih sempat membuatkan khusus sackdress untuk adiknya.
Dijahit dalam 2 hari. Modelnya browsing dari internet.
Menyiapkan guru ganti atau menggeser hari untuk murid-murid piano.
Mungkin, itu sebabnya ada pertanyaan "Besok datang kaaan ?",
karena biasanya saya mengajar sepanjang hari Sabtu.

Semua siap. Mudah-mudahan tempat parkir di sekitar kampus tidak penuh.
Mudah-mudahan studio foto tidak penuh. Mudah-mudahan restoran tidak penuh.

Rasanya tidak sabar menunggu Sabtu.

Wednesday, July 09, 2008

Mogok (lagi)

Rabu, ayahnya Daridaru mau ke luar kota.
Sepulangnya Daridaru mengantar ayahnya ke sebuah perusahaan travel,
mobil mogok di jalan Buah Batu.
Padahal masih jam 5.30, padahal jam 6.00 - 9.00 jalan Buah Batu satu
arah dari arah Selatan.
Terpaksa mobil ditinggal di tepi jalan, naik angkot pulang ke rumah.
Di rumah cari tambang, mobil akan diderek saja pulang .....
Pakai apa ?
Tunggu saja sampai hari terang, tunggu semua orang sudah bangun ....
montir .... bengkel dll.
Jam 7, montir handal ditelpon, tidak ada jawaban.
Ternyata masih di suatu tempat.
Coba didorong katanya.
Bagaimana mendorong mobil mogok supaya jalan ?
Cari montir lain dari bengkel dekat rumah.
Montir belum datang.
Jam 9, sudah lewat jam tilang, coba mobil ditengok.
Masih terparkir di tepi jalan dan tetap mogok.
Jam 10, montir dari bengkel datang ke rumah.
Coba susul Daridaru ke jalan Buah Batu.
Ternyata accunya harus ganti. Accu baru ?
Barapa harganya ? Accu sudah 7 tahun .... sudah waktunya ganti.
Alhamdulillah ada Daridaru yang mondar-mandir dan membereskan.
Kuncinya .... biarkan membereskan sendiri persoalan.
Sudah waktunya supermom alihtugas ......

Sunday, July 06, 2008

Mondrian Dress

Pada suatu hari, Apsarasapsari :
"Besok ke undangan pakai baju apa ?"

Browsing .... lalu ada ide, "how to look gorgeous but totally broke",
antara lain punya baju warna hitam dan mondrian dress.

Mondrian Dress ?
Piet Mondrian (1872-1944), adalah seorang seniman Belanda,
yang terkenal dengan lukisan abstraknya.
Lukisan abstraknya antara lain komposisi warna
dan geometri sederhana yang merupakan terobosan cukup radikal pada waktu itu.

Yves Saint Laurent kemudian terinspirasi dengan karya Mondrian.
Sehingga tahun 1965 merancang gaun lurus, sack dress dengan pola geometri dan warna seperti lukisan Mondrian.
Bukan hanya baju, tetapi juga pelengkapnya, termasuk tas, dasi dan sepatu.

Jadilah Rabu siang itu, saya dan Apsarasapsari ke Pasar Baru.
Belanja kain Thai Silk seharga 20ribuan per meter.
Untuk sack dress, beli warna putih 1 meter, lalu warna merah cabe,
biru terang dan kuning telur, masing-masing 0,5 meter.
Segulung pita hitam, zipper dan benang.

Mondrian dress menjelang, dalam proses ..... besok ke tukang obras.
Mudah-mudahan siap untuk Fancy Night.

Thursday, June 26, 2008

hom e lon

Begini ini tiap akhir semester.
Pulang ke rumah jam 15.30 .... sepi ....
Wah, artinya home alone.

15.30 .. depan TV, pindah-pindah dari Kasak-Kusuk, Cek & Ricek, Obsesi...
tontonan tidak bermutu ... seseorang pergi umroh, ditahan, batal menikah, akan menikah, cerai, sita marital ... beritanya seolah-olah telah terjadi bencana alam.
16.00 .. tidak sengaja sampai ke Climate Challenge.
Acara bagus ... pompa genjot tidak merusak lingkungan, solar system house ....emisi karbon, Kiyoto ...
Kalau di Indonesia ada rumah energi surya, saya mau daftar untuk dipasangi solar system.
Sayang belum ada yang menemukan gabungan 2 buah sistem, antara PLN ( yang akhir-akhir ini marak giliran pemadaman ) dan energi surya yang berlimpah ruah tidak menyebabkan polusi.
Semacam hybrid car.
16.30 .. bosan .. acara berita sama saja di semua stasiun TV .. kerusuhan DPR, BIN, Jampidsus, Jamdatun, KPK, Pilkada, BBM, Pansus ... dunia isinya akronim.

Coba bikin keributan sendiri ..
Godfather I, Godfather II, Forrest Gump,
When I am Falling Love, Color of the Wind, Cavatina ..
Waltz Op. 64 no. 1, Sonata D major K.448, Shostakovich Concerto ..
Spain, Girl from Ipanema,
Take Five ..


Sayup-sayup suara adzan ...
Nyamuk mulai menyerang ...

Masih home alone. Padahal baru 3 jam sendirian. Bagaimana kalau seharian ?
After sholat apalagi yaaa ....

Sunday, June 08, 2008

Mogok

Apa yang dilakukan ibu gurita kalau mobil mogok ?
Mobil ngelitik sepanjang 1 km terakhir, tiba-tiba mesin mati, keluar asap
di bawah kap mesin.

Ibu gurita, ibu rumahtangga yang mengurus suami-anak-memasak-bikin kue -belanja-mengurus rumah-mengatur keuangan merangkap perempuan bekerja juga mengemudikan mobil kesana-kemari serta mengurus dan memutuskan banyak hal.
Tapi, menghadapi mobil mogok ?
Apakah berlagak jagoan, membuka kap mesin dan melongok dengan percaya diri ?

Tentu saja tidak.

Langkah pertama, meminta tolong tukang parkir untuk mendorong ke tempat aman.
Menelpon suami lalu menunggu dengan taksim.
Suami datang.
Membuka kap mesin ... seketika tukang parkir, satpam bank, polisi yang sedang bertugas ikut mengelilingi mobil.
Mengisi radiator dan reservoir air yang kosong.
Waterpump bocor.
Tak ada bengkel di sekitar sini.
Telpon montir freelance ke HP 0816xxxxxxxx.
Lapor kondisi kerusakan dan pesan onderdil.

Menunggu lagi.

Montir handal datang dengan mobil Daihatsu Charade, membuka kotak perlengkapan,
siap dengan lampu yang mengambil daya dari accu, karena hari menjelang maghrib
dan hujan pula.

Waterpump yang pecah diganti dengan membuka dulu Timming Belt.
Dua jam selesai semuanya, termasuk mengganti seal yang sudah aus.
Asli tahun 2000, rusak tahun 2008.
Mungkin sudah waktunya ganti.

Alhamdulillah, ada suami baik hati yang berkorban tidak mengajar dan ada montir handal yang bisa dipanggil kapan saja.
Lain kali ... panggil saja langsung sang montir handal itu.
Alhamdulillah, mogok depan bank. Ada ATM yang bisa membantu menyelesaikan
ongkos onderdil dan ongkos kerja.

Insya Allah, tidak ada kerusakan berikutnya. Atau Insya Allah ganti mobil baru.

Tuesday, May 13, 2008

Tidur

Sudah dua minggu ini, setiap Senin jam 14.00 - 15.00,
Saya menggantikan salah seorang guru untuk mengajar muridnya.
Guru yang bersangkutan mengalami cedera sehingga ijin untuk beberapa waktu.
Murid ini, seorang anak laki berpipi bulat yang sekolah di Taman Kanak-kanak.
Minggu pertama saya mengajar, di kelas sang anak berkali-kali menguap.
Terjadilah pembicaran sebagai berikut :
Guru : "Jurien ngantuk yaaa. Cape ?"
Murid : "Hmmmm.....".
Guru : "Tadi di sekolah belajar apa ?"
Murid : "Tadi les Kumon".

Dalam hati, pantas saja anak ini kehabisan energi.
Pulang sekolah dilanjutkan dengan les Kumon ( = les matematika metoda Kumon, francise dari Jepang ) kemudian masih disambung lagi dengan les piano selama 1 jam ( = 30 menit praktek dan 30 menit teori ).

Senin ini saya bertemu lagi dengan Jurien.
Di kelas, mulai lagi kejadian menguap berulang-ulang.
Tiba-tiba Jurien menolak main piano, padahal pelajaran baru berlangsung 15 menit.
Matanya tidak fokus dan ingin main lagu dari buku halaman depan, lalu berubah mau
main lagu dari halaman belakang.
Saya mengusulkan apakah Jurien mau menulis saja.
Menulis, maksudnya adalah mengerjakan teori sederhana seperti menggambar not balok dll.
Jurien setuju.
Saya memberinya tugas-tugas dan dikerjakan Jurien dengan hati-hati.
Lalu dia bertanya : "Udah .... aphaa ... lagiiii ?"
Belum sempat saya menjawab, tiba-tiba .... pluk .... Jurien tertidur
dan langsung pulas dan mendengkur.
Saya terpana.
Belum pernah saya mempunyai murid yang jatuh tertidur pada waktu les.
Kalau menghadapi murid yang menangis atau tiba-tiba ingin buang air besar, saya pernah.

Saya menunggu ... saya biarkan ... saya buka pintu, memanggil teman-teman
guru lain ...lapor ke adminstrasi.
Waktu berlalu lebih dari 30 menit, sampai murid saya berikutnya datang.
Saya mengajar Stephanie di ruang lain.
Jurien terbangun. Saya menghampirinya karena dia mengeluh tangannya kesemutan.
Saya pijit-pijit tangannya dan menawarkan untuk pulang saja,
minggu depan dilanjutkan lagi lesnya.

Persoalan selesai ?
Belum.

Kira-kira jam 15.30, ada telpon dari no 02270666***, suara perempuan.
Ibu : "Hallo bu Hani,.... tadi Jurien katanya tidur ?"
Guru : "Iya".
Ibu : "Berapa lama dia les ?"
Guru : "Setelah main piano, lalu dia teori ... terus tidur".
Hening. Lalu, suara Ibu : "Oh ..."

Saya melanjutkan mengajar. Ada telpon lagi.
Ibu tadi : "Hallo bu Hani, Jurien tadi tidur kaaaan".
Guru : "Iyaaa... tadi juga ada guru lain yang lihat".
Ibu : "Tuh denger (bukan berbicara ke saya, karena suaranya menjauh),
Kata bu Hani, Jurien tidur.
( Si Ibu berbicara lagi ke saya )
Dia bilangnya nggak tidur Bu, saya nggak suka kalau dia bohong. Dia memang suka bohong".

Wah, saya jadi serba salah.
Atau tepatnya siapa sih yang salah ?

Guru yang membiarkan muridnya tidur di kelas ?
Murid yang jatuh tertidur karena terlalu lelah les sana-sini ?
Ibu yang memaksakan anak untuk les sana-sini ?
Apakah saya harusnya membangunkan saja murid saya itu ?
Bagaimana saya bisa tega, kalau ada murid mungkin usia 6 tahun ini yang
begitu pulas dan mendengkur, harus saya bangunkan untuk menyimak pelajaran ?
Kalau murid saya ini usianya 8 atau 9 tahun, mungkin saya akan menyarankan
untuk cuci muka agar tidak mengantuk.
Jangan-jangan, nanti di rumahnya, murid tersebut dihukum tidak boleh tidur, karena di kelas sudah tidur.

Senin depan, bisa terjadi beberapa kemungkinan :
1. Murid akan les seperti biasa dan tetap mengantuk.
2. Sang ibu minta ganti jam pelajaran, karena minggu lalu dianggap tidak les,
karena anaknya tidur.
3. Murid berhenti les, karena ibunya menganggap percuma buang uang untuk les,
padahal murid yang bersangkutan tidur.

Padahal .... tidak ada yang lebih nikmat di dunia ini .... yaitu TIDUR.
Dan konon katanya .... tidur siang berguna untuk meningkatkan intelektual.

Sunday Concert at Paris van Java Mall

Banyak yang menyebutkan, bahwa musik klasik adalah musik serius.
Karena belajar musik klasik tidak hanya mempelajari apa yang didengar,
tetapi juga apa yang dibaca.
Membaca not-not balok atau partitur adalah mempelajari ritme, ketukan, nilai ketukan, kecepatan nada sekaligus tahu ketepatan nada dan dinamika
keras lembutnya suara, ditambah getar jari-jari, tekanan tangan dan dorongan lengan plus punggung.
Semuanya jadi satu, semuanya terkoordinasi.
Membaca partitur, faham ritme dan ketukan, serta logika nilai ketukan adalah aktifitas otak kiri,
sedangkan ketepatan nada, dinamika keras lembutnya suara dan perasaan pada lagu adalah aktifitas otak kanan.
Untuk alat musik piano, diperlukan ketrampilan lain, yaitu melaraskan tekanan dan getar jari-jari pada alat dan apa yang yang didengar.
Apalagi, didalam otak manusia, gerak tangan kanan dikendalikan oleh otak bagian kiri dan gerak tangan kiri oleh otak bagian kanan.
Itu sebabnya musik klasik masih tetap dipelajari sampai sekarang, sebagai sarana menyeimbangkan antara aktifitas otak kanan dan otak kiri.

Karena sifat musiknya yang dianggap tidak main-main tadi maka biasanya Konser Musik Klasik diselenggarakan di sebuah gedung yang dilengkapi sistem akustik dan tata suara yang apik.
Audiens harus tenang agar dapat mendengarkan atau lebih dalam lagi, menghayati sajian musik yang disuguhkan.

Tetapi, bagaimana caranya memperkenalkan atau meningkatkan apresiasi masyarakat akan musik, terutama musik klasik ?
Kita semua sekarang hidup di abad dimana semua lapisan masyarakat dituntut untuk menyerap segala sesuatu dengan cepat.
waktu menjadi kendala. Waktu adalah segalanya.
Kita hidup di era budaya pop dan budaya instan.
Tidak ada waktu untuk khusus datang ke pagelaran Konser Musik Klasik.

Tanggal 11 Mei 2008, Sekolah Musik tempat saya mengajar piano mencoba memperkenalkan Musik Klasik ke masyarakat dengan tampil di Mall.
Sebuah tempat yang tidak biasa untuk menggelar Musik Klasik tentunya.

Beberapa minggu sebelumnya diselenggarakan konser-konser kecil intern, untuk menseleksi peserta.
Guru-guru dilibatkan untuk memilih lagu yang pantas untuk dimainkan disebuah keramaian. Pilihannya adalah lagu-lagu bernuansa riang, lagu-lagu klasik yang sudah tidak asing lagi dan beberapa lagu pop.
Beberapa murid bermain solo dengan variasi alat musik antara lain : piano, flute, saxophon, gitar.
Beberapa guru terlibat sebagai pengiring murid-murid yang memainkan alat musik tiup, gesek maupun vokalis.
Kemudian orkestra dibentuk yang terdiri dari beberapa biola, flute, saxophon, clarinet dilengkapi cello, contrabass dan piano.
Aransemen diciptakan, semuanya untuk mengiringi 2 penyanyi cilik yang terpilih dari jurusan vokal.
Lokasi di mall ditentukan, panggung kecil dibangun, tata-ruang (layout) orkestra disusun.

Pengunjung Mall datang dan pergi. Pengunjung yang kebetulan lalu-lalang, sejenak berhenti dan menonton.
Apabila ada anak-anak kecil yang bermain dengan bagus, maka pengunjung berkerumun.
Begitu pula pada waktu orkestra digelar mengiringi Alicia dan Lousia menyanyikan "Balerina" nya Sherina dan "Sempurna" nya Andra & the Backbone.
Kerumunan pengunjung bertambah dan aplaus diberikan kepada mereka.
Keduanya jadi primadona.

Mudah-mudahan apresiasi pengunjung juga bertambah.

Tuesday, April 22, 2008

A T M

Pada suatu hari di sebuah ATM ( Automatic Teller Machine = Anjungan Tunai Mandiri ) Bank MMMM.
Ada 3 buah ATM, 2 buah anjungan tunai dan 1 buah non tunai.
Beberapa orang antri di tiap-tiap ATM.
Tiba-tiba seorang bapak nampak panik keluar dari salah satu ATM.
"Uangnya nggak keluar. Padahal dilayar ada".

Seorang ibu berbaikhati memanggil Satpam.

Orang-orang tetap berdatangan, antri.

Satpam agak lama baru datang, menunggu di depan ATM yang diduga bermasalah.
Bapak yang tadi keluar dari ATM dan menyampaikan keluhannya.
Satpam masuk. Tidak lama kemudian keluar lagi.
Kata Satpam : "Mau narik dari bank BBBB".
Ooohhh .... padahal ini ATM Bank MMMM.
Dan tidak ada penjelasan kalau ATM ini ATM BERSAMA.
Si Bapak bergegas pergi.

Seorang bapak berbeda, lapor ke Satpam : "Pak, ATM yang tengah koq kartunya
harus tegak dan uangnya tidak keluar ?".
Satpam : "Oh yang tengah itu Non Tunai".
Bapak : "Non Tunai itu apa ?"
Satpam : "Untuk transfer, bayar rekening dan lain-lain".
Bapak : "Oohhhh........"

Pak Satpam ternyata merangkap menjadi Costumer Service handal.

Monday, April 14, 2008

Pilkada

"Ceuk DA'I, lamun hoyong AMAN, pilih nu HADE".

Kalimat hereuy ( = canda, bhs. Sunda ) ini disampaikan oleh salah seorang dosen di kampus menjelang pemilihan Gubernur Jawa Barat yang dilangsungkan tanggal 13 April 2008.

Calon Gubernur dan Wakilnya sesuai dengan urutan adalah Danny Setiawan - Iwan Sulandjana yang disingkat menjadi DA'I
mendapat nomor urut 1.

Lalu pasangan Agum Gumelar - Nu'man Abdul Hakim yang disingkat AMAN mendapat nomor urut 2 dan terakhir Ahmad Heryawan - Dede Yusuf, disingkat HADE, mandapat nomor urut ke-3.
Hade dalam bahasa Sunda artinya bagus atau baik.

Jadi maksud kalimat di atas, "Kata da'i, kalau ingin aman, pilih yang baik".

Atau ada spanduk yang menuliskan 1 + 2 = 3.

Atau diantara keramaian lalu-lintas melaju mobil hitam berlambang nomor urut peserta 2 atau bis bernomor urut peserta 1, tidak kalah gaya melintas mobil hitam lain berplat nomor D 3 HD.

Ramai-ramai Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di hampir seluruh daerah di Indonesia yang sering diakhiri dengan ketidakpuasan pendukung yang tidak menang, mudah-mudahan tidak terjadi di Jawa Barat.
Sebagai propinsi terbesar di Indonesia apabila hasil Pilkada ternyata dapat diterima oleh semua pihak, maka merupakan kemenangan tersendiri bagi Jawa Barat.

Data Quick-count tanggal 13 April 2008, jam 16.00, adalah sebagai berikut :
1. 25,08 %
2. 35,46 %
3. 39,46 %

Jadi, kata da'i juga, kalau ingin aman, pilih yang baik.

Tuesday, April 08, 2008

Bursa Kue

Di dekat kompleks tempat tinggal saya, tepatnya di halaman dan teras supermarket "Hero", kalau pagi hari dapat dijumpai sebuah kesibukan yang berlangsung kurang lebih dari jam 05.00 sampai dengan jam 08.00 saja.
Kesibukan tersebut adalah ajang jual-beli kue basah, jajan pasar, roti dan penganan kecil lainnya.
Harganya murah-meriah, rasanya tak kalah dengan kue-kue yang dijual di toko kue terkenal.
Bermacam-macam jenis kue basah ada disini, dengan harga antara 600 - 1000 rupiah saja.
Misalnya aneka kue sus, ada yang isi vla, atau isi cream. Ada sus coklat, maksudnya disini, kulit susnya berwarna coklat dan diisi cream.
Ada pula jenis sus yang dilapis dengan coklat leleh dan ditaburi gula warna-warni.
Atau, eclair, sus berbentuk panjang.
Bikang ambon, kesukaan suami, dapat dijumpai berbentuk bulat, atau irisan kotak kecil.
Ada juga bukang ambon bulat diameter 10 cm atau bahkan satu loyang besar ukuran 22 cm.
Lemper, kesukaan Darudarou ? Ada isi ayam atau lemper bakar.
Tak ketinggalan lumpia goreng isi kentang kegemaran Apsarasapsari.
Kue lapis, bisa pilih lapis coklat atau lapis rasa pandan.
Jangan lupa, kue klepon kegemaran saya.
Bolu kukus, aneka bentuk dan rasa. Yang harganya rata-rata 500 rupiah.
Belum lagi pastel isi, roti goreng, risoles dan martabak mini.
Aneka puding, aneka bentuk dan warna, merupakan salah satu pilihan jajanan yang
menyegarkan.
Selain jajanan tradisional, dijajakan juga roti-roti ala Bread Talk, sebagai pilihan sarapan pagi.
Bisa dipilih roti abon yang terkenal itu, roti buaya, roti isi keju - isi sosis - isi daging - isi coklat dan lain-lain.
Atau makaroni panggang dalam loyang kecil, masih bisa disimpan untuk makan siang sekalian.
Belum kenyang ? Masih ada nasi pepes isi jamur-telur ayam-jambal seharga 4000ribuan
atau nasi bakar berupa nasi tutug oncom plus ikan asin dengan harga sama.

Masing-masing penjual kue, menjajakan jenis-jenis tertentu saja.
Misalnya seorang penjual kue, dia menjual jenis sus, roti goreng dan lumpia
goreng saja. Yang lainnya, kue lapis, lemper basah dan bikang ambon saja.
Atau ada yang khusus bikang ambon aneka bentuk dengan warna dan kelembutan yang
berbeda. Sementara penjual yang lain, ada yang khusus hanya menjual pastel, risoles atau brownis saja.
Begitu pula, penjual roti, menempati lapak tersendiri.
Cara menjajakannya, sebagian penjual duduk diteras supermarket dan menawarkan
kue-kuenya dalan wadah-wadah plastik khusus ukuran 20 X 40 cm.
Beberapa pedagang lainnya, menempatkan barang dagangannya dalam bak mobil
terbuka. Atau di bagian belakang mobil mini bus. Bahkan ada juga di bagasi belakang mobil sedan.
Hanya sedikit saja yang berjualan dengan mobil khusus untuk jualan makanan.

Bingung sarapan pagi ? Atau kerabat mau singgah siang nanti ? Bahkan arisan
sore hari ?
Datang saja ke jalan Buah Batu didepan supermarket Hero, pagi-pagi.


.....gendang gendut tali kecapi,
kenyang perut senanglah hati.

( dari Gurindam Duabelas - Raja Ali Haji )

Tuesday, April 01, 2008

Guru + Murid = Partner

Tiba-tiba HP saya berbunyi tanda ada sms masuk.
Tertulis : "Bu, kapan kita latihan duet lagi ?"
Pesan singkat tersebut berasal dari Bellia, salah seorang murid
piano saya.
Bellia boleh dikatakan murid pertama dan terlama saya.
Dia belajar piano pertama kali sejak kelas 5 SD dan sekarang sudah
mahasiswa tingkat I.
Walaupun dia sudah tidak menjadi murid saya lagi, tapi diajar langsung
oleh ibu Indra, pemilik sekolah musik tempat saya mengajar, hubungan
saya dan Bellia tetap baik.
Apalagi Bellia sekarang juga menjadi guru magang.
Saya memang pernah mengajaknya untuk mencoba komposisi karya W.A.Mozart - Sonata in D major - K.448.
Sebuah komposisi yang diciptakan untuk dua piano.
Ternyata Bellia sangat semangat dan sering mengajak saya untuk mencoba latihan bersama.
Bellia memainkan Piano 1, sedangkan saya Piano 2.

Beberapa kali memang saya sering mengajak sesama guru untuk mencoba komposisi duet, tapi lebih sering komposisi 4 tangan untuk 1 piano ( four hands for 1 piano ).
Kalau komposisi untuk 2 piano, selain partiturnya lebih sedikit, untuk berlatih bersama tentunya membutuhkan 2 piano dengan tune ( suara ) yang betul-betul sama nadanya.
Jawaban saya : "Rabu pagi jam 9.00 bisa nggak ? Jam 10 saya harus ke kampus".
Bellia : "OK".

Wah, saya yang memutuskan, saya yang kelabakan sendiri. Berarti saya harus latihan.
Padahal kalau sudah sampai rumah, berarti urusan rumah-tangga menunggu.
Latihan piano menjadi bagian nomor ke sekian dari semua urusan yang satu persatu harus diselesaikan.
Tiga malam saya latihan, ada bagian-bagian sulit, saya menyebutnya "tiga bar itu", dimana tangan kiri kromatik, tangan kanan sinkope.
Terakhir latihan bersama, telinga saya terpengaruh oleh Piano 1, sehingga saya kacau balau sendiri dan salah main.

Rabu pagi sesuai perjanjian, kami akan berlatih di sekolah musik, biasanya kami latihan di showroom. Kebetulan sekolah musik tempat kami mengajar juga menjual piano.
"Seberapa Bu ?"
Maksud Bellia adalah, tempo ketukannya seberapa cepat.
"Segini ?" Sambil saya mengucapkan satu-dua-tiga-empat,untuk Tempo Allegronya.

Bar demi bar lancar. Ada yang berhenti, kemudian setelah ketukan ke-4 diulang lagi.
Terutama mendengarkan dinamika, kapan bagian Bellia yang suaranya lebih keras, kapan bagian saya yang dominan.
Bagian "keramat", si 3 bar itu, di bagian A (Exposition), aman, saya tidak terpengaruh Piano 1.
Tapi di bagian B (Development), saya kacau balau lagi.
Wah, gawat .... penjariannya kacau, jadi terbawa kacau.
Saya berhenti sesaat, untuk pada bar-bar berikutnya saya menyamakan lagi permainan Bellia.
Sulitnya kalau bermain duet.
Pertama tidak boleh salah baca.
Ketukan atau menghitung harus akurat, tidak boleh susul menyusul.
Kalau salah pantang diulang, harus segera mengejar permainan partner dan masuk lagi untuk main bersama kembali.

Biasanya kalau bermain duet untuk 1 piano, saya memainkan bagian Secondo, jadi lebih banyak berfungsi sebagai pengiring.
Sedangkan komposisi 2 piano, kekuatannya sama.
Dinamika harus betul-betul kompak.
Jujur saja, Bellia bermain lebih baik daripada saya.
Bahkan menurut ibu Indra yang pernah mendengarkan kami berlatih, power Bellia lebih baik daripada saya. Menurut beliau karena Bellia masih muda.
Ha..ha.. saya maklum saja, karena memang Bellia beberapa dekade lebih muda daripada saya.
Apapun komentar pendengar, dan memang harus dikomentari, karena kami bermain
untuk didengarkan ...... saya senang berlatih dengan Bellia.
Dulu murid, sekarang partner .... yang membuat saya punya target untuk latihan.

Monday, March 24, 2008

Baby Bath

Anak saya dua, waktu mereka bayi, paling suka memandikan mereka.
Biasanya ibu-ibu yang baru melahirkan takut memandikan bayi-bayi yang baru lahir dan masih merah tadi.
Tapi, saya tidak.
Ritual memandikan mereka sungguh mengasyikkan.
Mula-mula siapkan minyak bayi, sabun, sampo, handuk kecil, handuk besar, air hangat dan ..... ember bayi yang besar.



Air hangat harus bersuhu suam kuku. Bagaimana mengkira-kira temperatur air ?
Cukup celupkan siku atau telapak tangan ke air hangat tersebut.
Mula-mula bayi dilap mukanya. Lalu disampo kepala dan disabuni tubuhnya.
Sesudahnya baru dibasuh di ember besar khusus untuk memandikan bayi.
Kuncinya agar bayi marasa nyaman pada waktu dimandikan, posisinya harus agak
ditidurkan, dan tangan kiri kita harus kuat dan kokoh menahan tubuh bayi.

Nah, tangan kanan mengguyurkan air hangat dengan lembut ke kepala dan tubuh bayi.
Tidak ada bayi yang tidak suka mandi.
Konon, mereka merasakan sensasi seperti di dalam perut ibu.
Memandikan bayi dengan cara agak ditidurkan dalam ember besar ternyata hanya beberapa bulan saja.
Begitu mereka bisa duduk sendiri, maka kita dapat memandikannya dalam posisi duduk.
Lalu guyur dengan lembut mulai dari kepala mereka.
Biasanya mereka akan mencecap air hangat tadi dengan sukacita.
Bayi yang sudah bisa berdiri dapat langsung dimandikan dengan posisi berdiri di kamar mandi.
Ember besar tidak diperlukan lagi, sehingga mengurangi kesibukan kita mempersiapkan ritual mandi.

Bagaimana dengan keramas ?
Memang agak repot, kita harus siap juga berbasah ria.
Bayi tidak mungkin diminta menundukkan kepala atau sebaliknya tengadah-posisi seperti mencuci rambut di salon.
Biasanya bayi saya tidurkan dipangkuan saya, lalu mencuci rambutnya seperti posisi di salon. Setelah bersih barulah saya memandikannya.
Pakailah alas karet agar kamar mandi tidak licin.
Sehingga bayi bahkan kita tidak terpeleset.
Terakhir kali saya memandikan bayi, adalah kira-kira 19 tahun y.l.

Tapi, hari Rabu dan Kamis y.l. merupakan hari-hari mengasyikkan, dimana saya memandikan bayi-bayi lagi.
Hari Rabu saya memandikan Senja, dan hari Kamis saya memandikan Pelangi, dua-duanya cucu kakak saya.

Byur-byur-kecipuk-kecipuk. Segaaaarrrrr.

Deal with Mang Alo

Kira-kira sebelum tahun 2000, mamanya Ikhsan yang sedang mempersiapkan sekolah khusus autis Mandiga, pesan selusin celemek, beberapa kantong dan rompi-rompi lucu untuk murid-muridnya nanti.
Celemek-celemek tersebut terbuat dari bahan parasut, kira-kira mirip bahan
untuk jas hujan atau jaket.
Waktu itu semuanya saya gunting dan jahit sendiri, karena memang saya gemar menjahit.

Pada suatu hari mamanya Ikhsan e-mail dan tanya, dimana cari bahan parasut.
Rupanya celemek-celemek tersebut sudah waktunya untuk diganti, apalagi murid-murid Mandiga bertambah, sehingga sekarang perlu 27 celemek baru.
E-mail demi e-mail, jadilah saya menawarkan lagi untuk membuatkan celemek.
Gayung bersambut, "proyek celemek" segera diwujudkan.
Mulailah saya survey bahan parasut ke toko imitasi "Semarang" dilanjutkan ke sebuah toko lagi di jl. Otista - Bandung.
Sejak semula, memang saya akan mensubkan proyek ini ke pihak ketiga, karena keterbatasan waktu dan tenaga yang saya miliki.
Rencana semula saya yang menggunting, kemudian menjahitkan ke tukang jahit di pasar atau tepi rel KA.

Tiba-tiba saya teringat sebuah kejadian yang ternyata membawa hikmah.

Kira-kira sebelum saya berangkat ke Yogya di awal bulan Maret, saya mampir ke sebuah toko kue di jl. Kemuning - Bandung.
Keperluan saya adalah membeli kue-kue khas Bandung untuk oleh-oleh kenalan yang ada di Yogya.
Di tempat parkir, saya didatangi seorang pedagang yang menawarkan celemek dapur terbuat dari bahan imitasi juga.

Maka teringat kejadian di awal Maret, keesokan harinya saya mendatangi toko kue di jl. Kemuning tersebut.
Tujuan saya adalah mencari penjaja celemek di halaman parkirnya.
Hari pertama belum bertemu, tapi titip pesan ke tukang koran di bawah pohon.
Hari kedua, barulah saya bertemu dengan penjaja celemek, yang menjuluki dirinya "Mang Alo".
Saya utarakan tentang rencana adik saya ( mamanya Ikhsan ) akan memesan celemek, untuk sekolah khususnya. Kebetulan adik saya memang berencana ke Bandung, tanggal 16 Maret 2008.

Kira Sabtu sore, saya mendapat sms :
Mang Alo : Bu maaf mengganggu ni dari mang alo tukang celemek.jd ga pesan barang klu jd saya tunggu d prima rasa?
Setelah hari Minggu adik saya bertemu langsung dengan Mang Alo, maka hari-hari
berikutnya adalah negosiasi dengan Mang Alo dalam bahasa Sunda yang acak-acakan ( padahal saya sudah 23 tahun tinggal di Bandung ).

Antara lain : Pun rayi aya contona. Bisa pesan seperti contoh teu ? Rencana bade pesen 30. Mang Alo di Primarasa dugi tabuh sbraha ? - Mang Alo, ka Primarasa teu ? Celemek aya perubahan sedikit - Eta pangaosna sbraha - Mangga, aya panjer teu ..........

Jawabannya : Candak enjing contona ka prima rasa. Abdi uih na tabuh 4 - Ya bade ka dinya. Tabuh 11 - Bu, anu alit 15. Anu ageng 20 ..........

Jadilah saya bertransaksi dan membuat kesepakatan dengan Mang Alo, yang nama lengkapnya Ato Tata Supriatna, no HP 081322177xxx, alamatnya Kp. Banceuy RT 03/08
Kec. Solokan Jeruk, Kab. Bandung.

Tuesday, March 11, 2008

Tukang Sayur dan Kantong Plastik

Menu nanti malam rencananya Capcai Kuah, Tahu Cah Jamur dan Perkedel Jagung Manis.
Berarti pagi hari, kalau Tukang Sayur langganan mampir, saya akan membeli
beberapa bahan dasarnya.
Yaitu, sayur-sayuran antara lain, wortel, jagung kecil, kol, kembang kol, sosin dan hati-ampela. Baso dan ayam fillet masih ada di freezer.
Untuk Tahu Cah Jamur dan Perkedel Jagung, masih ada tahu di refrigerator,
hanya perlu membeli tambahan jamur merang dan daun bawang.
Untuk Perkedel Jagungnya, jagung manisnya adalah sisa jagung manis rebus, makanan selingan kemarin sore.

"Sayuuuuurrrr"....... Mang Sayur menunggu dengan sabar di depan pagar.
Beli ini-itu sesuai keperluan dan Mang Sayur menimbang dan mempersiapkan.
"Wortel, 1/2 saja" ( maksudnya 1/2 kantong yang sudah ada di situ ).
........ Mang Sayur memindahkan 1/2 bagian wortel (1) ke kantong plastik lain.
Jagung semi (2), kol (3), kembang kol (4), sosin (5) dan hati-ampela (6), kemudian jamur merang (7) serta daun bawang.
Praktis semuanya ada 7 kantong plastik ukuran 18 X 30 cm.

Tiba-tiba ada perasaan bersalah.
Kenapa harus 7 kantong plastik, kalau kantong tersebut digunting dan dibuka,
maka akan diperoleh bidang seluas = ( 2 X 18 X 30 ) X 7 kantong = 7560 cm2
= 0, 7560 m2.
Belum ditambah dengan kantong keresek yang mengantongi semuanya tadi.
Padahal kantong-kantong plastik tersebut sebagai kantong hanya berfungsi selama 10 jam.
Karena nanti sore kalau saya memasak, kantong-kantong tersebut akan berakhir di
tempat sampah.
Dari tempat sampah, besok akan diambil oleh Petugas Sampah RW.
Dikumpulkan dipojok kompleks dan kemudian akan diambil oleh Petugas Kebersihan
dari Pemerintah Kota untuk dibuang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir).

Kalau setiap rumah membuang plastik seluas 0,5 - 1 m2 plastik, padahal satu
RW ada 300 - 400 umpi, berapa luas plastik yang terbuang dan mencemari bumi ?
Plastik yang hanya berfungsi sementara ternyata membutuhkan ratusan tahun
untuk dapat terurai, bahkan orang yang membuangnya mungkin sudah lebih dulu terurai menjadi tanah.

Hari-hari berikutnya, apabila saya berbelanja ke Mang Sayur, saya membawa
beberapa tempat semacam panci / baskom / keranjang untuk menempati belanjaan saya.
"Nggak usah pakai plastik Mang, ini aja wadahnya".
"Ohhh, sampah yaaaa Bu ?".

Ternyata sebenarnya Mang Sayur ini selain cerdas juga sadar lingkungan.
Kapan ibu-ibu lain menyusul ?
Marilah mengurangi pemakaian plastik.

Mie Goreng Mas Jio

Mie Goreng ini, mie goreng yang dijajakan dalam kereta dorong (rombong) di
kompleks tempat saya tinggal.
Berbeda dengan Mie Goreng Tek-tek, yang menawarkan dagangannya dengan
me-mukul-mukul wajannya dan berbunyi Tek..tek..tek.....
Maka Mie Goreng yang sering disebut Mie Goreng Surabaya ini mempunyai alat
khusus yang dipukul, sehingga berbunyi Dog..dog..dog......

Menu yang ditawarkan selain Mie Goreng, ada Mie Rebus, Mie Nyemek (agak
berkuah sedikit), Nasi Goreng, Kwetiaw Siram, Cap Cay, Nasi Mawut dll.
Bumbunya ada beberapa botol berisi kecap, kecap asin, kecap ikan dll.
Dilengkapi dengan telur, sayur-sayuran, acar dan kerupuk.
Rasanya luar biasa, berbeda dengan Mie Tek-tek.
Walaupun Mie Dog-dog ini hanya berjualan malam hari, termasuk yang ditunggu
kalau seisi rumah bosan dengan menu sehari-hari atau memang sang ibunda
sedang malas memasak.
Jangan khawatir, dengan percaya diri penjualnya mempunyai kiat jitu agar
langganan dapat dilayani.
Hubungi saja HP Mas Jio, penjualnya, 0818-09412-xxx.

Tuesday, March 04, 2008

Festival Game Tech dan Animasi 2008

Akhir minggu yang lalu, saya ikut suami yang mendapat tugas sebagai moderator sebuah seminar di kampus Politeknik Seni Yogyakarta.
Rencana semula, sementara suami berseminar maka saya akan menyusuri Malioboro belanja -belanji.
Rencana tersebut buyar, karena ternyata kampus tersebut terletak di Jl. Kaliurang Km 13,5 - Klidon - Sukoharjo Ngaglik - Kab. Sleman - DIY.
Karena untuk khusus ke kota harus menunggu pinjaman mobil atau menyewa taksi dengan ongkos Rp 45.000,- sekali jalan ( tarif argo ), dan menurut saya cukup mahal, jadilah selama tiga hari saya menjadi peserta pasif kegiatan tersebut.

Acara yang berlangsung dari tanggal 1 - 3 Maret 2008 tersebut merupakan rangkaian kegiatan Lomba Game Tech & Animasi yang diperuntukkan bagi Siswa SMU, Mahasiswa dan Umum berhadiah total 50 juta rupiah, tanpa biaya pendaftaran dan dapat mendaftar secara on-line.
Kemudian ada rangkaian Workshop Game Tech & Animasi yang dipandu oleh dosen-
dosen dari ITS, ITB dan Asosiasi Industri Animasi.
Selanjutanya ditutup oleh Seminar dan penyerahan hadiah.

Apa itu Lomba Game Tech dan Animasi ?
Selama saya menyimak para pejabat memberikan sambutan di acara pembukaan yang
didukung oleh 6 Departemen tersebut (DepDikNas, DepBudPar, DepKominfo, DepPerind, Ristek dan DepAg), saya teringat kawan blog saya.
Seorang ibu yang risau dengan putranya yang kecanduan game.
Ternyata sebuah pendekatan lain dibuka oleh pakar didukung oleh pemerintah dan kelompok masyarakat penyuka game melalui sebuah ajang yang bertema "Kreativitas Seni dan Teknologi melalui Game Tech dan Animasi untuk kesejahteraan hidup".
Para pakar tersebut mempunyai kerisauan yang sama sebetulnya dengan ibu Lita,
kawan blog saya tersebut. Bahwa game telah menjadi candu, bahwa game telah
menciptakan atmosfer negatif di kehidupan anak-anak.
Lalu, para pakar tersebut mencoba membalikkan godaan game tersebut menjadi tantangan.
Tantangan untuk menciptakan game lain yang memuat nilai edukasi.
Salah satu pakar dan termasuk salah satu jurinya, seorang Doktor lulusan Jepang dengan kajian Video & Image Processing, mempunyai pemikiran menciptakan Pedagogic Game atau Edu-Game.
Bagaimana menciptakan materi ajar Matematika sehingga mudah diserap dan memotivasi anak agar menyukai Matematika.
Beliau juga staf pengajar di Pasca Sarjana Jurusan Teknik Elektro ITS 10 November Surabaya dengan bidang keahlian Game Technology.
Ternyata untuk menciptakan game perlu keilmuan khusus setingkat insinyur Elektro bahkan berguru sampai ke Jepang dan Korea.
Lihat juga game-game ciptaan anak bangsa.

Salah satu pembawa makalah dalam seminar, seorang dosen DKV - ITB yang baru lulus pasca sarjana di Korea, menjelaskan bahwa dengan animasi dan penciptaan tokoh yang dekat dengan masyarakat maka pesan-pesan moral dapat disampaikan dengan lebih tepat sasaran.
Sementara sebagian besar anak-anak kita hanya mahir sebagai pengguna produk-
produk game dari Korea tersebut. Siapa yang tak kenal dengan Ragnarok ? World Warcraft ? Dark Avatar ?
Adakah dari kita yang pernah memikirkan Avatar baru, produk dan ciptaan bangsa sendiri ?
Ternyata dengan diadakan Lomba Game Tech dan Animasi, yang telah diselenggarakan sejak tahun 2006 ini, menciptakan kreator-kreator baru yang berbakat.
Siapa yang mengira kegiatan lomba yang diikuti oleh 150 peserta tersebut, 100 diantaranya adalah peserta kategori siswa SMU.
Konten cerita dan kreatifitasnya luar biasa, walaupun teknik animasinya masih sederhana, mereka mampu menciptakan game-game menarik.

Tema lomba "Pembelajaran Matematika, Fisika, Kimia, Biologi dan Seni Budaya melalui Game Tech dan Animasi" melahirkan judul-judul game maupun iklan layanan masyarakat yang menggelitik semisal :
"Berhati-hatilah saat berkendaraan"
"PR adalah mimpi buruk untuk kebaikan"
"Ayo Semangat Belajar"
"Fruit of Math"
"Petualangan si Bimo"
"Kisah Surabaya" dll.

Mengingat kembali kerisauan banyak orangtua dan guru tentang kecanduan anak-anak kita terhadap game, saya melihat bahwa tugas orangtua semakin berat.
Karena anak-anak tidak lagi menjadikan orangtua sebagai panutan.
Mereka mempunyai tokoh-tokoh imajiner atau avatar tadi sebagai idola baru.
Tetapi, mengamati kegiatan Lomba dan Seminar Game Tech & Animasi y.l., terbentang luas profesi-profesi baru yang mudah-mudahan menantang para pecandu game tadi.
Melalui bantuan orangtua atau guru, anak-anak yang semula hanya pengguna game,
mudah-mudahan dapat diarahkan menjadi mencipta game.
Bisa saja cita-cita seorang anak tidak lagi, "aku mau jadi dokter - jadi pilot - jadi insinyur - jadi guru dll", mungkin berkembang "aku mau jadi kreator game - kreator tokoh/ikon - ilustrator musik game".
Sang ibu dengan arif bisa menjawabnya begini : "Oh, boleh Nak. Untuk itu harus rajin belajar, ada sekolahnya koq. Harus sarjana Elektro dulu nanti magister Game Technology. Atau sarjana Senirupa kemudian melanjutkan magister Animasi".
Bahkan di Korea, sekolah tersebut setingkat SMU.

Saturday, February 09, 2008

Tukang Sayur

Aku punya langganan tukang sayur keliling, sepertinya terpelajar.
Komentarnya sering tidak biasa.
Komentar tentang harga tempe : "Pemerintah terlalu tergantung dengan
impor. Kurang menggalakkan sektor pertanian lokal".
Penjelasan tentang udang : "Binatang yang hidup di perairan dalam".
KOmentar tentang pembantuku, yang nawar-nawar : "Si Mbak pandai bernegosiasi".
Istilah untuk pembantu, pembantu = asistent of the house.

Penasaran, aku tanya : "Mang, dulu teh sekolahan ?".
TS : "Iya Bu. STM, SMu juga".
Aku : "STM nya apa ? SMU nya dimana ?".
TS : "Otomotif Bu. SMU nya Taman Siswa. Ibu koq tahu ?".

( Dalam hati, jelas tahu. Mana ada tukang sayur tahu kebijakan pemerintah ?
Kalau bukan tukang sayur yang doyan baca koran. Mana ada tukang sayur yang
baca koran, kalau bukan tukang sayur yang makan sekolahan ? ).

Aku : "Wah, bisa montir dong. Sampai beres STM nya ?"
TS : "Iya Bu. Kursus komputer juga".
Aku : "Kursus komputernya apa ?"
TS : "Aplikasi perkantoran Bu".
Aku : "Wah, bisa Excel dong".
TS : "Iya Bu. Excel bisa, Word, Powerpoint, Internet".
Aku : "Wah, bisa internetan dong".
TS : "He2 .... iya".

Lalu, kenapa jadi tukang sayur ? Belum tanya kenapa tuh.
Karena udah terpana duluan.
Mungkin sama juga halnya aku kali. Magister Arsitektur, ternyata
mengajar piano.
Belum tanya lebih lanjut nih. Apakah sesudah keliling dagang pagi-pagi,
lalu bekerja sebagai montir. Sesudah selesai kerja sebagai montir lalu
internetan di warnet. Jangan-jangan ikutan Friendster dan Yahoo Messenger
juga.

Sunday, January 27, 2008

My Girl ( by The Temptations )


I've got sunshine on a cloudy day.
When it's cold outside I've got the month of May.
I guess you'd say
What can make me feel this way?
My girl (my girl, my girl)
Talkin' 'bout my girl (my girl).

I've got so much
honey the bees envy me.
I've got a sweeter song than the birds in the trees.
I guess you'd say
What can make me feel this way?
My girl (my girl, my girl)
Talkin' 'bout my girl (my girl).

Hey hey hey
Hey hey hey
Ooooh.

I don't need no money, fortune, or fame.
I've got all the riches baby one man can claim.
I guess you'd say
What can make me feel this way?
My girl (my girl, my girl)
Talkin' 'bout my girl (my girl).