Tuesday, April 22, 2008

A T M

Pada suatu hari di sebuah ATM ( Automatic Teller Machine = Anjungan Tunai Mandiri ) Bank MMMM.
Ada 3 buah ATM, 2 buah anjungan tunai dan 1 buah non tunai.
Beberapa orang antri di tiap-tiap ATM.
Tiba-tiba seorang bapak nampak panik keluar dari salah satu ATM.
"Uangnya nggak keluar. Padahal dilayar ada".

Seorang ibu berbaikhati memanggil Satpam.

Orang-orang tetap berdatangan, antri.

Satpam agak lama baru datang, menunggu di depan ATM yang diduga bermasalah.
Bapak yang tadi keluar dari ATM dan menyampaikan keluhannya.
Satpam masuk. Tidak lama kemudian keluar lagi.
Kata Satpam : "Mau narik dari bank BBBB".
Ooohhh .... padahal ini ATM Bank MMMM.
Dan tidak ada penjelasan kalau ATM ini ATM BERSAMA.
Si Bapak bergegas pergi.

Seorang bapak berbeda, lapor ke Satpam : "Pak, ATM yang tengah koq kartunya
harus tegak dan uangnya tidak keluar ?".
Satpam : "Oh yang tengah itu Non Tunai".
Bapak : "Non Tunai itu apa ?"
Satpam : "Untuk transfer, bayar rekening dan lain-lain".
Bapak : "Oohhhh........"

Pak Satpam ternyata merangkap menjadi Costumer Service handal.

Monday, April 14, 2008

Pilkada

"Ceuk DA'I, lamun hoyong AMAN, pilih nu HADE".

Kalimat hereuy ( = canda, bhs. Sunda ) ini disampaikan oleh salah seorang dosen di kampus menjelang pemilihan Gubernur Jawa Barat yang dilangsungkan tanggal 13 April 2008.

Calon Gubernur dan Wakilnya sesuai dengan urutan adalah Danny Setiawan - Iwan Sulandjana yang disingkat menjadi DA'I
mendapat nomor urut 1.

Lalu pasangan Agum Gumelar - Nu'man Abdul Hakim yang disingkat AMAN mendapat nomor urut 2 dan terakhir Ahmad Heryawan - Dede Yusuf, disingkat HADE, mandapat nomor urut ke-3.
Hade dalam bahasa Sunda artinya bagus atau baik.

Jadi maksud kalimat di atas, "Kata da'i, kalau ingin aman, pilih yang baik".

Atau ada spanduk yang menuliskan 1 + 2 = 3.

Atau diantara keramaian lalu-lintas melaju mobil hitam berlambang nomor urut peserta 2 atau bis bernomor urut peserta 1, tidak kalah gaya melintas mobil hitam lain berplat nomor D 3 HD.

Ramai-ramai Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di hampir seluruh daerah di Indonesia yang sering diakhiri dengan ketidakpuasan pendukung yang tidak menang, mudah-mudahan tidak terjadi di Jawa Barat.
Sebagai propinsi terbesar di Indonesia apabila hasil Pilkada ternyata dapat diterima oleh semua pihak, maka merupakan kemenangan tersendiri bagi Jawa Barat.

Data Quick-count tanggal 13 April 2008, jam 16.00, adalah sebagai berikut :
1. 25,08 %
2. 35,46 %
3. 39,46 %

Jadi, kata da'i juga, kalau ingin aman, pilih yang baik.

Tuesday, April 08, 2008

Bursa Kue

Di dekat kompleks tempat tinggal saya, tepatnya di halaman dan teras supermarket "Hero", kalau pagi hari dapat dijumpai sebuah kesibukan yang berlangsung kurang lebih dari jam 05.00 sampai dengan jam 08.00 saja.
Kesibukan tersebut adalah ajang jual-beli kue basah, jajan pasar, roti dan penganan kecil lainnya.
Harganya murah-meriah, rasanya tak kalah dengan kue-kue yang dijual di toko kue terkenal.
Bermacam-macam jenis kue basah ada disini, dengan harga antara 600 - 1000 rupiah saja.
Misalnya aneka kue sus, ada yang isi vla, atau isi cream. Ada sus coklat, maksudnya disini, kulit susnya berwarna coklat dan diisi cream.
Ada pula jenis sus yang dilapis dengan coklat leleh dan ditaburi gula warna-warni.
Atau, eclair, sus berbentuk panjang.
Bikang ambon, kesukaan suami, dapat dijumpai berbentuk bulat, atau irisan kotak kecil.
Ada juga bukang ambon bulat diameter 10 cm atau bahkan satu loyang besar ukuran 22 cm.
Lemper, kesukaan Darudarou ? Ada isi ayam atau lemper bakar.
Tak ketinggalan lumpia goreng isi kentang kegemaran Apsarasapsari.
Kue lapis, bisa pilih lapis coklat atau lapis rasa pandan.
Jangan lupa, kue klepon kegemaran saya.
Bolu kukus, aneka bentuk dan rasa. Yang harganya rata-rata 500 rupiah.
Belum lagi pastel isi, roti goreng, risoles dan martabak mini.
Aneka puding, aneka bentuk dan warna, merupakan salah satu pilihan jajanan yang
menyegarkan.
Selain jajanan tradisional, dijajakan juga roti-roti ala Bread Talk, sebagai pilihan sarapan pagi.
Bisa dipilih roti abon yang terkenal itu, roti buaya, roti isi keju - isi sosis - isi daging - isi coklat dan lain-lain.
Atau makaroni panggang dalam loyang kecil, masih bisa disimpan untuk makan siang sekalian.
Belum kenyang ? Masih ada nasi pepes isi jamur-telur ayam-jambal seharga 4000ribuan
atau nasi bakar berupa nasi tutug oncom plus ikan asin dengan harga sama.

Masing-masing penjual kue, menjajakan jenis-jenis tertentu saja.
Misalnya seorang penjual kue, dia menjual jenis sus, roti goreng dan lumpia
goreng saja. Yang lainnya, kue lapis, lemper basah dan bikang ambon saja.
Atau ada yang khusus bikang ambon aneka bentuk dengan warna dan kelembutan yang
berbeda. Sementara penjual yang lain, ada yang khusus hanya menjual pastel, risoles atau brownis saja.
Begitu pula, penjual roti, menempati lapak tersendiri.
Cara menjajakannya, sebagian penjual duduk diteras supermarket dan menawarkan
kue-kuenya dalan wadah-wadah plastik khusus ukuran 20 X 40 cm.
Beberapa pedagang lainnya, menempatkan barang dagangannya dalam bak mobil
terbuka. Atau di bagian belakang mobil mini bus. Bahkan ada juga di bagasi belakang mobil sedan.
Hanya sedikit saja yang berjualan dengan mobil khusus untuk jualan makanan.

Bingung sarapan pagi ? Atau kerabat mau singgah siang nanti ? Bahkan arisan
sore hari ?
Datang saja ke jalan Buah Batu didepan supermarket Hero, pagi-pagi.


.....gendang gendut tali kecapi,
kenyang perut senanglah hati.

( dari Gurindam Duabelas - Raja Ali Haji )

Tuesday, April 01, 2008

Guru + Murid = Partner

Tiba-tiba HP saya berbunyi tanda ada sms masuk.
Tertulis : "Bu, kapan kita latihan duet lagi ?"
Pesan singkat tersebut berasal dari Bellia, salah seorang murid
piano saya.
Bellia boleh dikatakan murid pertama dan terlama saya.
Dia belajar piano pertama kali sejak kelas 5 SD dan sekarang sudah
mahasiswa tingkat I.
Walaupun dia sudah tidak menjadi murid saya lagi, tapi diajar langsung
oleh ibu Indra, pemilik sekolah musik tempat saya mengajar, hubungan
saya dan Bellia tetap baik.
Apalagi Bellia sekarang juga menjadi guru magang.
Saya memang pernah mengajaknya untuk mencoba komposisi karya W.A.Mozart - Sonata in D major - K.448.
Sebuah komposisi yang diciptakan untuk dua piano.
Ternyata Bellia sangat semangat dan sering mengajak saya untuk mencoba latihan bersama.
Bellia memainkan Piano 1, sedangkan saya Piano 2.

Beberapa kali memang saya sering mengajak sesama guru untuk mencoba komposisi duet, tapi lebih sering komposisi 4 tangan untuk 1 piano ( four hands for 1 piano ).
Kalau komposisi untuk 2 piano, selain partiturnya lebih sedikit, untuk berlatih bersama tentunya membutuhkan 2 piano dengan tune ( suara ) yang betul-betul sama nadanya.
Jawaban saya : "Rabu pagi jam 9.00 bisa nggak ? Jam 10 saya harus ke kampus".
Bellia : "OK".

Wah, saya yang memutuskan, saya yang kelabakan sendiri. Berarti saya harus latihan.
Padahal kalau sudah sampai rumah, berarti urusan rumah-tangga menunggu.
Latihan piano menjadi bagian nomor ke sekian dari semua urusan yang satu persatu harus diselesaikan.
Tiga malam saya latihan, ada bagian-bagian sulit, saya menyebutnya "tiga bar itu", dimana tangan kiri kromatik, tangan kanan sinkope.
Terakhir latihan bersama, telinga saya terpengaruh oleh Piano 1, sehingga saya kacau balau sendiri dan salah main.

Rabu pagi sesuai perjanjian, kami akan berlatih di sekolah musik, biasanya kami latihan di showroom. Kebetulan sekolah musik tempat kami mengajar juga menjual piano.
"Seberapa Bu ?"
Maksud Bellia adalah, tempo ketukannya seberapa cepat.
"Segini ?" Sambil saya mengucapkan satu-dua-tiga-empat,untuk Tempo Allegronya.

Bar demi bar lancar. Ada yang berhenti, kemudian setelah ketukan ke-4 diulang lagi.
Terutama mendengarkan dinamika, kapan bagian Bellia yang suaranya lebih keras, kapan bagian saya yang dominan.
Bagian "keramat", si 3 bar itu, di bagian A (Exposition), aman, saya tidak terpengaruh Piano 1.
Tapi di bagian B (Development), saya kacau balau lagi.
Wah, gawat .... penjariannya kacau, jadi terbawa kacau.
Saya berhenti sesaat, untuk pada bar-bar berikutnya saya menyamakan lagi permainan Bellia.
Sulitnya kalau bermain duet.
Pertama tidak boleh salah baca.
Ketukan atau menghitung harus akurat, tidak boleh susul menyusul.
Kalau salah pantang diulang, harus segera mengejar permainan partner dan masuk lagi untuk main bersama kembali.

Biasanya kalau bermain duet untuk 1 piano, saya memainkan bagian Secondo, jadi lebih banyak berfungsi sebagai pengiring.
Sedangkan komposisi 2 piano, kekuatannya sama.
Dinamika harus betul-betul kompak.
Jujur saja, Bellia bermain lebih baik daripada saya.
Bahkan menurut ibu Indra yang pernah mendengarkan kami berlatih, power Bellia lebih baik daripada saya. Menurut beliau karena Bellia masih muda.
Ha..ha.. saya maklum saja, karena memang Bellia beberapa dekade lebih muda daripada saya.
Apapun komentar pendengar, dan memang harus dikomentari, karena kami bermain
untuk didengarkan ...... saya senang berlatih dengan Bellia.
Dulu murid, sekarang partner .... yang membuat saya punya target untuk latihan.