Saturday, December 19, 2009

Lhoooo.....koq sama

Pada suatu hari, salah seorang murid saya, anak laki-laki,
kelas 3 SMP, meminta lagu.....

Murid : "Bu, saya minta lagu "Exogenesis Symphony" ".
Guru   : "Apaaa ???"
Murid : "Iya, "Exogenesis Symphony" - part 2".
Guru   : "Lagu pop ?"
Murid : "Bukan..... lagu klasik"
Guru   : " ??????  . Nanti saya coba cari di internet ".
Murid : "Bagaimana caranya cari lagu di internet ?"
Guru   : "Yaaa ketik saja, di google ...... cari nama lagu, atau free download music sheet 
             atau cari di youtube".

Diantara saya mengajar, saya minta tolong Apsaras untuk mencarikan
lagu yang dimaksud murid saya.
Dari google, muncullah "Exogenesis Symphony" - part 2, dari
grup band MUSE.
Komentar Apsaras : "Oh, pantas MUSE, itu band Inggris kesukaan "abege".
Guru   : " Band  ? Kalau begitu lagu yang diminta bukan klasik "

Lalu kami mendengarkan lagunya MUSE tadi.

Lhooo ..... koq..... lhooo.... ini kan Nocturne ?????
Tepatnya karya F.ChopinNocturne; op.9 no 2.

Kalau Chopin masih hidup, beliau menuntut ga yaaa ?
Lagunya jelas-jelas mirip, tapi namannya beda.


Masih ada karya-karya komposer lain, yang lagu-lagunya di aransemen ulang.
Kadang-kadang terdengar lebih hidup daripada sebelum diaransemen ulang.
Contohnya Rondo alla Turca dari W.A.Mozart ini yang diubah menjadi Alla Molto Turca.





Sunday, November 22, 2009

Over the Rainbow

Somewhere over the rainbow way up high,
there's land that I heard of once in a lullaby,
Somewhere over the rainbow skies are blue,
and the dreams that you dare to dream 
really do come true,
Someday I'll wish upon a star and wake up
where the clouds are far behind me,
Where troubles melt like lemon drops, away,
above the chimney tops,
that's where you'll find me,
Somewhere over the rainbow blue birds fly,
Birds fly over the rainbow, why then,
oh why can't I ?
If happy little blue birds fly beyond the rainbow, 
why, oh why can't I ?






Lagu "Over the Rainbow" adalah salah satu lagu yang dipesan oleh murid saya untuk dicarikan partiturnya.
Memang bukan lagu jaman klasik, abad 17 atau 18, seperti halnya Mozart atau Beethoven.
Tapi lagu ini sudah cukup "tua", karena dibuat sekitar tahun 1930an. 
Bahkan dijadikan soundtrack film "The Wizard of Oz".
Rupanya murid saya, kira-kira usia 17 tahun suka lagu ini. Baginya, lagu "Over the Rainbow" adalah lagu "Klasik".

Saya pun mencarikan partitur lagu ini. Ada banyak variasi. Dari yang sangat mudah, melodi dan iringan blok kord saja, sampai yang cukup sulit.
Komposisi yang saya siapkan dimainkan dengan 3 flat, atau di tangganada E flat mayor.
Partitur ini cukup sulit memainkannya.
Ada banyak tanda baca, ada artikulasi, ada dinamika, ada ornamen dan ada panduan kord.

Bagi saya, lebih mudah mengajarkan suatu komposisi, kalau murid suka.
Apalagi lagu ini ada syairnya, sehingga murid tidak akan keliru nada.
Maksudnya, kalau murid salah baca, notnya salah, maka dia akan segera tahu bahwa dia salah baca, karena bunyinya tidak sama dengan nada yang dia ingat.
............
Setelah beberapa minggu.
..........
Murid : "Bu, walaupun saya belum bisa begitu bisa lagu ini, saya minta ganti lagu saja Bu. 
Ibu saya protes. Karena lagu ini lagu Pop. Kata ibu saya, kalau lagu Pop belajar sendiri saja.
Ibu saya, maunya saya belajar lagu Klasik banget".

Guru : "???????".........

(Dalam hati guru, bagaimana bisa sang Ibu memutuskan anak belajar sendiri saja dengan alasan lagunya lagu Pop, padahal partitur ini tidak mudah. 
Sang Ibu tahu tidak yaaaa membaca not balok ? Lalu apa yang dimaksud dengan lagu yang "Klasik Banget" ?) ...........

Saya tidak ingin memaksakan program saya, karena tidak ingin merusak hubungan antara guru-murid-orangtua.
Lagipula masih banyak ribuan lagu selain "Over tha Rainbow".
Akhirnya, saya menggantinya dengan lagu "Fur Elise" - L.v. Beethoven.
Mudah-mudahan ini yang dimaksud dengan lagu "Klasik Banget" yang semua orang tahu.

Sunday, October 25, 2009

You Tube

Murid : "Bu, minta lagu...."
Guru : "Hmmm, sebentar.... (guru mencari perbendaharaan lagu-lagu
yang kira-kira sesuai dengan kemampuan murid).
Ini, ada Waltz Op. 64 no. 1 nya F.Chopin, lalu Fountain in the Rain  
nya F. Gillock dan Dragonfly nya Melody Bober.

Murid : "Ibu mainin....".

Guru memainkan masing-masing lagu, sehalaman, tidak sampai selesai.
Maksudnya untuk apresiasi saja agar murid mendengarkan sebagian lagu  
yang ingin dia mainkan.
Sisanya, murid yang harus mencoba sendiri lagunya seperti apa,
kalau dimainkan seluruhnya.

Saya memang memberikan keleluasaan kepada murid untuk 
belajar lagu-lagu yang mereka sukai.
Dengan mempelajari lagu yang mereka sukai, 
sudah satu langkah maju, supaya mereka mau belajar dan latihan.
Sulit menuntut murid untuk rajin latihan bila lagunya tidak
disukai murid.

Akhirnya murid saya ini, memilih Dragonfly.

Guru : "Apa artinya Dragonfly ?".

Lalu kami berdiskusi tentang lagu dan ekspresi.

Minggu ke-dua setelah lagu Dragonfly, murid saya bertanya :
"Bu, ada Romance nya Melody Bober gak ?"
Guru : "Romance ?"
Murid : "Iya Bu, di You Tube ada".
Guru dalam hati, Oh, ini sebabnya, dalam 2 minggu lagu tersebut 
sudah hampir "jadi", dimainkan cukup detail. 
Anak-anak mencari info, dari You Tube untuk mencari tahu lagunya seperti apa.
Bahkan lebih dulu tahu daripada gurunya lagu-lagu lain yang diciptakan  
oleh komposer yang sedang dia pelajari ciptaannya.

Guru : "Nanti yaaaa, saya cari dulu. Ada juga Valse Dramatico".
Murid : "Iyaaa, itu juga ada. Mau deh Bu, belajar lagu itu".
Guru : "OK".

Sunday, June 07, 2009

"Spiderman" capek

Murid baru, seorang anak laki-laki usia 4 tahun.
Pertemuan pertama, sang anak tidak mau masuk kelas
tanpa didampingi oleh ayahnya.
Terpaksa sang ayah duduk satu bangku dengan sang anak.
Menurut sang ayah, putranya gemar dengan tokoh kepahlawanan seperti
Batman, Superman, Spiderman, Power Ranger dll.
Pertemuan kedua, ganti, sang bunda yang menemani di dalam kelas.
Minggu ke tiga, belajar berdua saja dengan guru.
Setelah sekian menit pelajaran......

Murid : "Capek, aku mau bobo"
Guru : "Ah, nggak capek, kan Spiderman. Spiderman kuat...."
Murid : "Bukan, aku bukan Spiderman".
Guru : "Ya sudah, Superman...."
Murid : "Bukan.....".
Guru : "Batman".
Murid : "Bukan.....".
Guru : "Power Ranger".
Murid : "Bukan.....aku R****n (dia menyebut namanya sendiri ).
Capek, mau bobo .....".
Guru : "Sebentar lagi.... capeknya di suruh pergi dulu...."
Murid : "Gak bisa .... ada di dalam sini ... ( sambil menunjuk dadanya ).

Guru : "**** (speechless)....
( Wah, harus ganti nih, bukan membujuk tapi memotivasi )

Guru (dengan suara direndahkan dan ada "tekanan") :
"Ayo ah...capeknya dilawan. Kan jagoan, harus kuat !!!!".

Akhirnya murid menurut untuk melajar 15 menit lagi.

Thursday, May 07, 2009

Tangganada

Nooriza sulit betul memainkan tangganada
2 oktav dengan 2 tangan.
Teknis memainkan tangganada 2 oktaf
adalah sebagai berikut :

Perputaran jari tangan kanan adalah :

123 1234 123 12345 = 2 oktaf ( 15 tuts )


Perputaran jari tangan kiri adalah :

54321 321 4321 321 = 2 oktaf ( 15 tuts )


Coba mainkan bersama-sama secara searah.
Pasti perputaran jarinya tidak konsisten, akibat selanjutnya salah pencet tuts.
Tentu saja tangganadanya menjadi acak-acakan.

Kenapa begitu sulit ?
Mungkin karena anatomi tubuh manusia adalah simetris.
Sedangkan memainkan tangganada searah (unison) perputaran jari-jari tangan kanan dan kira tidak sama.
Lebih mudah kalau memainkan tangganadanya berlawanan arah (contrary motion).

Akhirnya saya coba begini.
Piano saya tutup.
Saya minta Nooriza memainkan tangganada dalam keadaan mata tertutup.
Saya minta dia seolah-olah bermain tangganada di tutup piano tersebut.
Harapan saya, dia dapat merasakan ujung-ujung jarinya.
Saya tidak tahu juga bagaimana sih kerja otak ?
Kenapa yang menggerakkan tangan kanan adalah otak bagian kiri. 

Dan yang menggerakkan tangan kiri adalah otak bagian kanan.
Mudah-mudahan dengan menutup mata dia bisa lebih konsentrasi.

Mula-mula tangan kanan sendiri.
Lalu tangan kiri sendiri.
Lalu ke dua tangan.

Hasilnya cukup signifikan.

Nah, sekarang coba mainkan sungguh-sungguh di piano (berbunyi).

Saturday, April 25, 2009

oh where, oh where

Oh where, oh where has my little dog gone ?
Oh where, oh where can he be ?
With his ears cut short and his tail cut long,

Oh where, oh where can he be ?

Tiba-tiba lagu ini diputar berulang-ulang
di laptop Apsaras.
Rupanya dia sedang membuat tugas Tipografi
yang digabung dengan animasi.
Kata "anjing" disusun sedemikian rupa sehingga
berbentuk mahluk anjing.

Melompat-lompat, bermain dengan bola merah.
Ekornya, yang merupakan bentukan hurug "g"
dapat bergoyang layaknya ekor anjing.
Animasi berdurasi 1 menit tersebut diiringi
dengan lagu "oh where, oh where ?" tadi.

Tak disangka, lagu tadi membuat Apsaras
tergerak hatinya mendekati piano dan memainkan
lagu "Oh where, oh where ?"
Sebuah lagu anak-anak dengan notasi sederhana
untuk tingkat permulaan.

Piano yang nyaris tak pernah dilirik oleh Apsaras sejak tahun 2005.
Yaahhhh, siapa tahu diawali dengan "Oh where,
oh where ?" hari-hari kedepan mudah-mudahan
terdengar "Arabesque" nya C.Debussy, "Wedding Song" nya E.Grieg,
"Impromptu" nya F.Schubert atau "Minute Waltz" nya F.Chopin.

Oh where, oh where has my piano tune gone .....

Sunday, April 05, 2009

mengaku dosa

Saya : "De, ibu kemarin berbuat dosa".
Apsaras : "Haaah....apa ?"
Saya : "Iya....Jum'at jam 2 siang, ibu jalan ke
toko Coklat, mosok makan satu slice besar Sacher
Torte dan cup besar Hot Chocolote.....sambil
baca majalah...."
Apsaras : "Iyaaaa....waduh....dosa".
Saya : "Uwenuaaakkkk....tapi berapa ratus
kalorinya itu yaaa".

Kamis jam 14.30, mampir Circle K, beli Chilli
Hotdog di Hotdogbooth.
Jum'at jam 14.oo, Sacher Torte + Hot Chocolate.

Sabtu jam 16.00, lagi-lagi Chilli Hotdog di
Klengerburger.

Padahal harusnya tidak boleh makan makanan
berat, apalagi junk food, diantara jam makan.
Harusnya makanan selingan kan berupa buah.

Padahal kandungan kalori Sacher Torte = 420 cal,
Hot Chocolate = 113 cal, Chili Hotdog = 309 cal.

Padahal untuk membakar kalori sejumlah 300 cal,
saya harus lari atau berenang atau naik sepeda
selama minimal 30 menit.

Padahal kapan terakhir kali saya lari ?

Benar.... saya telah ber"dosa"......

Tuesday, March 31, 2009

jalan-jalan

Pada suatu hari ada pemberitahuan untuk Elang, bahwa dia
ditempatkan di Galaxy Bekasi.
Artinya dalam waktu dekat dia harus terbang kesana.
Nampaknya rencana bokap untuk foto bersama dan ada
perayaan kecil tanggal 1 April tidak dapat dilaksanakan.
Kebetulan tanggal 26 Maret libur.
Saya dan Apsaras berkesempatan jalan-jalan ke BSM
sambil cari informasi studio foto.
Rencananya foto bareng dimajukan sambil makan malam.

Dalam rangka apa ? Apa saja.........

Mula-mula belanja ke supermarket.
Lalu cari informasi foto studio.

Ternyata terlalu mahal di sini.
Sms ke bokap, menawarkan bagaimana kalau foto bareng
di Ciwalk.
OK.
Lalu sekarang apa ?
Jalan-jalan dong. Kesempatan langka nih.
Lihat-lihat butik Mango. Pede aja lagi.... walaupun tidak
beli.
Karena Apasaras sedang ada kerjaan mendisain motif kain, maka saya menyarankan untuk mengamati disainnya.
Saya : "De, diamati coraknya, nyambungnya gimana tuh".
Apsaras : "Oh ya, ini yang namanya digital printing Bu. Oooo,
sekarang trendnya serangga....oh ya, mungkin dalam rangka spring".
Saya : "Trend warnanya ungu yaaa".
Apsaras : "Aneh ya, ungu dan hijau, lalu ada shocking pink dan abu-abu".
Sambil melihat-lihat, saya dan Apsaras tebak-tebakan harga.
Maklum....harga baju dibutik sungguh di luar nalar kami.

Lalu, lihat-lihat jam. Kembali, kami main tebak-tebakah harga.
Tetapi, untuk jam, mungkin tidak apa kalau mahal.
Yang jelas, membuat jam kan jauh lebih sulit daripada baju.

Lalu, lihat-lihat sepatu. Seperti apa sih rasanya memakai sepatu hak tinggi.
Coba saja.... gratis.
Mengkhayal....kalau kerja jadi disainer muda.
Tok...tok...yang hitam, coklat, merah, biru.....

Sunday, March 22, 2009

jalan bareng

Begini ini pembicaraan pada suatu hari minggu.

Saya : "De, jalan bareng yuuuK"
Apsaras : "Haaahhh....sekarang. Aku lagi bikin tugas".
Saya : "Hmmmhhf....gak pernah ketemu nih. Dah lama gak
jalan bareng".
Apsaras : "Yaaaa dehhh.... yuk jalan-jalan".
Saya : "Nggak deng, gak bisa....hari ini kan nemenin bapak,
katanya mau foto-foto. Belum ngerjain tugas bu Indra, belum
nyiapin kuliah......".

Akhirnya memang tidak jadi jalan-jalan.

Kapan yaaa.......

Kapan-kapan

Wednesday, March 18, 2009

Murid Balita

Di kursus piano tempat saya mengajar, rencananya akan menerima
murid usia 4 tahun.
Sebelumnya, ada ketentuan di tempat kursus, syarat penerimaan
murid baru adalah usia 5 tahun ke atas.
Wah, pengalaman saya menghadapi anak balita, yaaa dulu sekali
mengasuh anak sendiri, yang dua orang, yang sekarang usianya sudah
20 tahunan itu.
Interaksi dengan balita atau bayi, hanya kalau saya berkunjung
ke Jakarta, ke cucu-cucu kakak saya.

Satu-satunya murid piano yang usianya 4,5 tahun, Asih, hanya
bertahan 3 bulan.

Menurut saya, tidak mudah mengajar piano pada murid balita.
Kesatu mereka belum sepenuhnya bisa berkonsentrasi, kedua
motorik halusnya belum terkendali dengan baik.

Sekarang ini, kami sedang mengkompilasi beberapa lagu-lagu yang
sekiranya bisa dimainkan oleh murid balita.
Dengan bentuk tangan dan jari-jari mungil mereka, lagunya seperti
apa yaaaa ?

Saturday, January 31, 2009

Rice Flour Cake

Malam-malam mamanya Iksan sms, tanya : "Bisa pesan
Cake Ketan Hitam gak ?".
Saya kebetulan sering membuat Chiffon Cake Ketan Hitam.
chiffon cake yang terigunya saya campur dengan tepung ketan hitam,
sehingga menghasilkan cake berwarna hitam dan wangi tepung ketan.

Hari Selasa, 27 Januari 2009, Ikhsan ulang tahun ke 18.
Kami sekeluarga sudah faham, bahwa Ikhsan yang autistik ini
asupan makannya dilarang mengandung gluten.
Tepung terigu sebagai bahan dasar kue, roti dan cake mengandung
gluten.

Setelah beberapa sms, maka diputuskan kue yang akan saya buat
adalah "marmer cake" berbahan dasar tepung beras.
Padahal saya belum pernah membuat jenis kue ini.
Saya bolak-balik koleksi resep saya. Rata-rata cake berbahan
dasar tepung terigu.
Tak kurang akal, mulailah saya mencarinya dari "langit".
Istilah saya, untuk browsing.
Saya menemukan 2 macam resep kue. Salah satunya berbahan
dasar tepung beras merah dan dikukus.
Resep yang lain, berbahan dasar tepung beras putih dan maizena,
lalu dicampuri dengan tape ketan hitam kemudian dipanggang.

Setelah mempelajari dan membandingkan resep-resep kue yang sudah
pernah saya coba dan pengalaman kegagalan, jadilah sebuah resep
baru Chiffon Cake Tepung Beras Putih.

Bahan-bahannya :
5 telur, putihnya
sejumput garam
150 gr gula berbutir halus ( castor )
1/4 sdk teh cream of tartar.

200 gr margarin
6 telur, kuningnya

150 gr tepung beras putih
25 gr maizena
2 sdk teh bak puder
1/4 sdk teh soda kue

2 sdk teh coklat bubuk
kacang kenari untuk taburan


Cara membuat :
Putih telur, garam, gula dan cream of tartar dikocok dengan
mixer kecepatan tinggi sampai kaku.

Margarin kocok dengan mixer kecepatan rendah, masukkan
kuning telur satu demi satu sambil dikocok sampai lembut.
Masukkan campuran tepung beras-maizena-bakpuder-soda kue
yang sudah diayak.
Aduk sedikit demi sedikit dengan sendok kayu sampai tercampur.

Lalu masukkan kocokan putih telur.
Aduk perlahan.
Ambil adonan kira-kira 1/2 mangkok campur dengan bubuk coklat.

Siapkan loyang chiffon cake, alasi dasarnya dengan kertas roti.
Masukkan adonan, atur campuran adonan coklat sampai membentuk
pola marmer.
Taburi kacang kenari.
Panggang kira-kira 45 menit, atau sampai kue matang.
Setelah matang, loyang langsung dibalik dan dinginkan.
Maksudnya supaya kue tidak "ambleg".
Taraaaa....kue sudah siap.

Enak ?....Wah, harus tanya ke mamanya Ikhsan.

Wednesday, January 14, 2009

Belajar Piano Klasik

Tulisan saya tentang Penentuan Tingkat di kursus Piano Klasik, ternyata masih mendapat masukkan/komentar sampai sekarang.
Komentar terakhir datang dari Irene Adler yang menanyakan jurusan apa yang sebaiknya diambil apabila ingin kursus piano.
Irene pernah kursus piano Pop tetapi merasa kurang ada target karena lagu yang diberikan oleh gurunya kadang dengan irama Pop, kadang Jazz, kadang Disco.
Lalu Irene ingin belajar piano Klasik karena ingin belajar teknik ?

Beberapa pendapat sering mengkaitkan antara piano Klasik dengan teknik. 

Akibatnya beberapa tempat kursus begitu mementingkan masalah teknik sehingga agak melupakan lagunya. Akibat lainnya, metoda yang terlalu fokus pada teknik, membuat murid menjadi bosan,
sehingga berhenti les.
Sehingga terdapat stigma bahwa les piano Klasik lama dan membosankan.

Memang untuk memainkan lagu-lagu dari perioda Klasik membutuhkan teknik memainkan yang baik.

Apa itu teknik memainkan lagu ?
Lagu-lagu klasik ditulis dalam partitur yang umum disebut not balok.
Selain not-notnya sendiri juga ditambahkan catatan yang mengharuskan seseorang memainkan sesuai catatan.
Karena jari-jari manusia ada 10 sementara kemungkinan memainkan lagu pada tuts piano ada 88 tuts. 

Tentunya dibutuhkan teknik memutar jari, koordinasi tangan kanan-kiri, koordinasi mata dan tangan bahkan teknik gerakan pergelangan tangan yang luwes dan tidak tegang.
Hal lain yang perlu diajarkan ke murid selain teknik adalah teori.
Murid perlu tahu, bahwa lagu seringkali disusun dalam tangganada tertentu.

Lagu-lagu Klasik ada yang membutuhkan teknik sulit, tetapi ada juga yang diedit sedemikian rupa sehingga lebih mudah memainkannya.
Oleh sebab itu, saya sering memberikan lagu kepada murid-murid saya tergantung pada kemampuan tekniknya sudah sejauh mana.
Tujuan saya hanya satu, murid harus memainkan lagu dengan gembira, tidak stres karena lagunya berteknik sulit.
Tak apa, murid belum memainkan lagu dengan komposisi yang asli.
Yang penting murid bangga bisa memainkan karya komponis besar misalnya, Beethoven, Chopin, Mozart dll.
Walaupun yang dimainkannya adalah sebuah karya adaptasi.

Murid-murid saya sering meminta diajarkan lagu tertentu, yang dia dengar dari ringtone atau CD.
Bahkan ada murid yang menyenandungkan lagu tertentu dan minta diajarkan lagu tersebut.
Saya memang termasuk guru yang membebaskan murid saya memilih lagu.
Saya tidak hanya mengandalkan pada satu metoda pembelajaran saja.
Menurut saya, metoda hanyalah salah satu cara, jalannya bisa darimana saja.
Saya juga tidak tergantung pada satu buku saja.
Apabila murid sudah cukup mampu secara teknik, tangannya sudah cukup luwes, baca not balok sudah lancar, barulah murid diajarkan partitur asli dari komposer yang bersangkutan.

Thursday, January 01, 2009

year end report

Dana Hibah baru cair 18 Desember 2008.
Sedangkan laporan harus masuk ke Dirjen Dikti 30 Desember 2008.
Tim beranggotakan 10 orang berjibaku menyusun laporan pertanggungjawaban.
Ini kerja mati-matian untuk menyelamatkan dana.
Harus sempurna nih.
Apa jadinya kalau Inspektorat datang bulang depan ?

Kenapa juga Dana Hibah yang sudah disiapkan
agenda kerjanya sejak Oktober 2008, koq baru cair 18 Desember 2008.
Akibatnya harus melakukan banyak perubahan.

Pusing........

Year End Concert

Konser di PVJ tanggal 21 Desember 2008 boleh dikatakan sukses.
Persiapan seluruh murid sekitar 3 bulan,latihan mati-matian sebulan terakhir, ditambah latihan bersama 2 minggu berturut-turut.
Beberapa kali di kelas grup, guru-guru melaksanakan studio-class.
Yaitu semacam penampilan terbatas. Murid harus memainkan lagu
yang dipelajarinya dihadapan teman-teman di kelas grup.
Jadwalnya cukup panjang.

Diawali oleh check sound terlebih dahulu jam 10an.
Konser dimulai jam 12 siang.
Berbeda dengan konser pada bulan Mei, maka konser bulan Desember

kali ini penampilannya di panggung khusus yang dibangun di plaza
Paris van
Java.
Konser diikuti oleh 150an siswa, diawali oleh "Indra Music Orchestra".
Pada prog
ram dijadwalkan ada 4 kali penampilan orkestra.
Yaitu di awal dan akhir sesi pertama.
Ada jeda, lalu dilanjutkan penampilan orkestra di awal dan akhir sesi kedua.



Diantara penampila
n orkestra tadi diisi oleh penampilan murid-murid
dari segala jur
usan, yaitu piano - vocal - biola - alat tiup dan gitar.
Ada beb
erapa tampilan yang merupakan kolaborasi dari
beberapa murid dari jurusan yang berbeda.

Ada juga duet satu piano dan duet dua piano.