Tuesday, May 13, 2008

Sunday Concert at Paris van Java Mall

Banyak yang menyebutkan, bahwa musik klasik adalah musik serius.
Karena belajar musik klasik tidak hanya mempelajari apa yang didengar,
tetapi juga apa yang dibaca.
Membaca not-not balok atau partitur adalah mempelajari ritme, ketukan, nilai ketukan, kecepatan nada sekaligus tahu ketepatan nada dan dinamika
keras lembutnya suara, ditambah getar jari-jari, tekanan tangan dan dorongan lengan plus punggung.
Semuanya jadi satu, semuanya terkoordinasi.
Membaca partitur, faham ritme dan ketukan, serta logika nilai ketukan adalah aktifitas otak kiri,
sedangkan ketepatan nada, dinamika keras lembutnya suara dan perasaan pada lagu adalah aktifitas otak kanan.
Untuk alat musik piano, diperlukan ketrampilan lain, yaitu melaraskan tekanan dan getar jari-jari pada alat dan apa yang yang didengar.
Apalagi, didalam otak manusia, gerak tangan kanan dikendalikan oleh otak bagian kiri dan gerak tangan kiri oleh otak bagian kanan.
Itu sebabnya musik klasik masih tetap dipelajari sampai sekarang, sebagai sarana menyeimbangkan antara aktifitas otak kanan dan otak kiri.

Karena sifat musiknya yang dianggap tidak main-main tadi maka biasanya Konser Musik Klasik diselenggarakan di sebuah gedung yang dilengkapi sistem akustik dan tata suara yang apik.
Audiens harus tenang agar dapat mendengarkan atau lebih dalam lagi, menghayati sajian musik yang disuguhkan.

Tetapi, bagaimana caranya memperkenalkan atau meningkatkan apresiasi masyarakat akan musik, terutama musik klasik ?
Kita semua sekarang hidup di abad dimana semua lapisan masyarakat dituntut untuk menyerap segala sesuatu dengan cepat.
waktu menjadi kendala. Waktu adalah segalanya.
Kita hidup di era budaya pop dan budaya instan.
Tidak ada waktu untuk khusus datang ke pagelaran Konser Musik Klasik.

Tanggal 11 Mei 2008, Sekolah Musik tempat saya mengajar piano mencoba memperkenalkan Musik Klasik ke masyarakat dengan tampil di Mall.
Sebuah tempat yang tidak biasa untuk menggelar Musik Klasik tentunya.

Beberapa minggu sebelumnya diselenggarakan konser-konser kecil intern, untuk menseleksi peserta.
Guru-guru dilibatkan untuk memilih lagu yang pantas untuk dimainkan disebuah keramaian. Pilihannya adalah lagu-lagu bernuansa riang, lagu-lagu klasik yang sudah tidak asing lagi dan beberapa lagu pop.
Beberapa murid bermain solo dengan variasi alat musik antara lain : piano, flute, saxophon, gitar.
Beberapa guru terlibat sebagai pengiring murid-murid yang memainkan alat musik tiup, gesek maupun vokalis.
Kemudian orkestra dibentuk yang terdiri dari beberapa biola, flute, saxophon, clarinet dilengkapi cello, contrabass dan piano.
Aransemen diciptakan, semuanya untuk mengiringi 2 penyanyi cilik yang terpilih dari jurusan vokal.
Lokasi di mall ditentukan, panggung kecil dibangun, tata-ruang (layout) orkestra disusun.

Pengunjung Mall datang dan pergi. Pengunjung yang kebetulan lalu-lalang, sejenak berhenti dan menonton.
Apabila ada anak-anak kecil yang bermain dengan bagus, maka pengunjung berkerumun.
Begitu pula pada waktu orkestra digelar mengiringi Alicia dan Lousia menyanyikan "Balerina" nya Sherina dan "Sempurna" nya Andra & the Backbone.
Kerumunan pengunjung bertambah dan aplaus diberikan kepada mereka.
Keduanya jadi primadona.

Mudah-mudahan apresiasi pengunjung juga bertambah.

2 comments:

Lita Uditomo said...

ada saxophone, clarinet, cello, dan contrabass juga di sana, mbak ? keren bener...

pasti seru konsernya...

hani said...

Iya seru. Ternyata anak2 lebih semangat tampil di Mall daripada
di CCF. Cuma, kalau di Mall lagunya
nggak bisa akustik dan detail.