Showing posts with label piano. Show all posts
Showing posts with label piano. Show all posts

Friday, November 09, 2018

Bohemian Rhapsody dan Freedownload Sheetmusic


Bohemian Rhapsody


Minggu-minggu ini lini masa media sosial, terutama Facebook, heboh seliweran tentang Bohemian Rhapsody.
Ini gara-gara film berjudul sama tayang di berbagai cineplex dan studio film. Sebuah film music biopic  mengisahkan grup band dari Inggris, Queen dan penyanyi utamanya Freddie Mercury.

Zaman saya remaja, memang ngehip banget grup ini. Beberapa karya mereka menjadi soundtrack film, yang lumayan keren.
Salah satunya adalah film Flash, dengan soundtracknya berjudul "Flash" juga.

Dibandingkan dengan lagu-lagu pop, saya memang terbiasa memainkan lagu-lagu piano klasik. Lebih mudah saja, sih, buat saya. Tinggal baca partiturnya, mengerti dinamika dan temponya, terus main aja. Baru akhir-akhir saja saya bisa menghafalkan satu lagu.


Wednesday, June 15, 2016

Akhirnya Terbit



Postingan saya berjudul Buku Piano Cerita Bergambar menceritakan perjalanan Apsarasapsari
menyusun proyek Tugas Akhirnya di jurusan Desain Komunikasi Visual.
Waktu itu saya masih mengajar di guru piano di sebuah kursus musik di Bandung.
Di tempat saya mengajar tersebut, direktur kursus membentuk tim untuk menyusun buku
piano dasar berupa metoda pengajaran untuk murid anak-anak.
Saya termasuk dalam tim yang terdiri dari empat guru, termasuk direktur kursus.
Secara berkala kami mengadakan pertemuan dan berhasil menyusun buku yang diberlakukan
untuk internal yang les di tempat kursus kami.
Garis besarnya, buku tersebut mengandung cerita tentang sepasang anak laki dan perempuan
bernama Mimi dan Jojo yang melakukan perjalanan ke Negeri Dongeng.
Pembagian tugas dalam tim, ada yang menyusun cerita, membuat ilustrasi, menciptakan
lagu sederhana.
Tugas saya adalah menyalin lagu dalam susunan notasi balok dengan software Sibelius.


Monday, July 13, 2015

Koordinasi Tangan Kanan dan Kiri

Bermain piano dengan kedua tangan memerlukan koordinasi yang baik antara tangan kanan dan tangan kiri.
Hal ini tidak mudah karena secara fisik syaraf tangan kanan yang memerintah adalah otak kiri. Begitu juga sebaliknya, tangan kiri digerakkan atas perintah otak kanan.
Dimanakah mereka bersilangan?

Kedua belahan otak tersebut dihubungkan oleh corpus callosum, yaitu bagian tengah dari kedua belahan otak tersebut yang berbentuk serabut. Melalui corpus callosum ini kedua belahan otak berkoordinasi saat menerima perintah dan informasi, sehingga aktivitas masing-masing bagian otak diketahui oleh bagian lain.


Saturday, October 11, 2014

Kapan Anak Siap Bersosialisasi?

Artikel ini merupakan jawaban atas pertanyaan saya ke blog psikologi "d'PARESMA-Catatan Kriuk Alumni Psikologi"

http://emmakim28.blogspot.com/2014/07/kapan-anak-siap-bersosialisasi.html

Bismillahirrahmanirrahim...

Ngapunten banget buat yang udah request. Langsung aja, sekarang saya akan coba uraikan hasil 
request-an Bunda Tri Wahyu Handayani.


Monday, May 19, 2014

Buku Piano Cerita Bergambar

Ide awal muncul dari Apsarasapsari yang akan menyelesaikan sarjananya di jurusan Desain Komunikasi Visual.
Dia sedang mengajukan judul untuk tugas akhirnya.
Akhirnya muncul ide, kenapa tidak membuat buku piano dilengkapi cerita bergambar?
Siapa saja yang belajar piano pastinya sudah hafal dengan not-not balok amat rapat yang membuat bingung, apalagi bagi pemula.
Not-not tersebut sama sekali tidak menarik.
Pemain piano pemula harus mencari dulu dengan cermat lokasi yang tepat tuts-tuts sesuai nada yang digambar pada partitur.
Buku-buku piano yang dilengkapi gambar seringkali gambarnya hanyalah pemanis atau ilustrasi saja.
Kenapa tidak mencoba membuat cerita bergambar yang dilengkapi lagu-lagu pendukung untuk dimainkan sendiri oleh pembaca bukunya.
Maka mulailah mencari lagu-lagu yang sesuai untuk tingkat pemula.
Lagu-lagu klasikal dari komponis ternama bisa diunduh dari sini, sini dan sini.
Atau bisa juga ke website yang menjual buku-buku piano tersebut.
Dari kumpulan lagu-lagu yang tersusun, diperoleh kira-kira 8 lagu untuk pemula.
Maka mulailah Apsaras menyusun ide cerita sesuai lagu-lagunya.
Sedangkan saya menyalin kembali lagi-lagu tersebut memakai program Sibellius. Rencananya lagu-lagu tersebut akan diubah ke platform vektor agar dapat disatukan dengan gambar dan narasinya.
Apsaras kemudian membuat skenario, susunan gambar, daftar gambar dll.
Melalui beberapa asistensi dengan pembimbing tugas akhir, Apsaras akhirnya dapat menyelesaikan produk tugas akhirnya berupa buku Piano Bergambar yang dilengkapi dengan CD kompilasi dari lagu-lagu yang di buku tersebut.
Buku tersebut merupakan model buku berwarna yang siap cetak.

Saturday, August 03, 2013

Edelweiss in D

Pada suatu hari ayahnya Michie, murid saya, pesan:"Bu, minta lagu Edelweiss dong".
Lagu dia melantunkan lagu tersebut Edelweiss...Edelweiss...
Siapa yang tidak tahu lagu Edelweiss?
Lagunya cukup terkenal dan menjadi salah satu lagu yang ada di film "Sound of Music".
Michie menurut saya murid yang cukup berbakat.
Dia baru menjadi murid saya kira-kira 4 bulan yang lalu.
Sebelumnya menurut orangtuanya, Michie sudah mendapat pelajaran piano di sekolahnya.
Jadi saya tidak mengajarnya dari awal sekali.

Karena 'special request' dari orangtua murid, maka saya mulai mencari partitur lagu Edelweiss tersebut.
Tidak perlu sulit, karena fasilitas unduh gratis partitur piano bisa didapat di sini, di sini atau di sini.
Ternyata partitur yang saya peroleh antara terlalu sulit atau terlalu mudah untuk Michie.
Terlalu sulit karena ditulis dalam kunci 3 flat atau tangganada E flat.
Atau terlalu mudah, hanya melody line, tanpa kord iringan.

Hmm...untuk Michie sekarang ini dia baru belajar tangganada C, G, F dan D major.
Barangkali saya bisa melakukan sesuatu terhadap patitur yang saya unduh tersebut.
Berbekal pemahaman saya dengan software Sybelius.
Saya menyalin lagu Edelweiss di E flat tersebut dan melalui fasilitas transpose, saya turunkan ke D major.
Untungnya Sybelius dilengkapi fasilitas "play".
Dalam seketika saya bisa mendengarkan hasil "olahan" lagu Edelweiss dan mendengarkan dengan lebih teliti iringan atau kordnya.
Partitur transposan tersebut saya print dan coba mainkan di piano.
Beberapa revisi sedikit.
Voila...lagu Edelweiss yang terdengar mirip dengan lagu dalam Sound of Music siap dipelajar oleh Michie.

Monday, July 29, 2013

Buku Piano Anak

Waktu saya kecil diawal mulai belajar piano, buku yang saya pakai seingat saya, judulnya 'Kinderfriend'.
Artinya teman anak-anak.
Buku 'Kinderfriend' terdiri dari 2 jilid.
Kemudian saya pernah pula memakai buku piano untuk pemula, karangan 'Beyer'.
Buku 'Beyer' masih dipakai sampai sekarang oleh beberapa guru dan kursus piano, walaupun banyak buku piano anak jenis lain di jual di toko buku atau secara online.
Mungkin karena harganya terjangkau, dibandingkan dengan buku piano anak lainnya.
Metoda yang dipakai buku 'Beyer' adalah mengajarkan anak dengan posisi kedua tangan bermain di posisi kunci G atau treble clef.
Sedangkan umumnya bila bermain piano di posisi tengah, tangan kanan di posisi kunci G, sedangkan tangan kiri di posisi kunci F.
Buku tambahan umumnya adalah buku karangan A.Schmitt dan Czerny yang diterapkan untuk latihan teknik penjarian.

Diawal saya mulai mengajar piano, buku untuk pemula yang saya gunakan adalah buku-buku piano terbitan Alfred Publishing.
Buku-buku mereka dibuat semenarik mungkin untuk anak-anak, terutama usia 4-6 -tahun.
Dilengkapi dengan buku teori, buku latihan dan buku resital yang berilustrasi menarik.
Metoda buku-buku Alfred memperkenalkan not 'tauge'. Not yang bentuknya mirip tauge.
Murid diperkenalkan nomor jari dan mulai main di tuts hitam. Setelah itu diperkenalkan nama-nama not di tuts putih.
Bedanya dengan buku 'Beyer', murid sejak awal diperkenalkan posisi kunci G dan kunci F.
Kemudian mulailah diperkenalkan not balok seperti umumnya notasi pada alat musik piano.
Yaitu not garis dan not ruang pada 5 garis paranada.


Kira-kira 10 tahun yang lalu, saya diperkenalkan dengan metoda 'Otak Kanan-Otak Kiri' dan metoda 'Snowman' dari Prof. Wei Tsin Fu. Yaitu metoda membaca notasi dengan pendekatan visual. Misalnya notasi tiga susun berbentuk kord, divisualkan sebagai 'Snowman', terdiri dari kepala-badan/perut-kaki.
Maka murid tinggal melihat not paling bawah (kaki) saja. Berada di tuts yang mana? Not-not lain tinggal mengikuti posisi jari saja.
Ritme atau irama diperkenalkan dengan pendekatan seperti susunan kalimat.
Dengan demikian anak-anak lebih mudah mengerti (menghafal) daripada membacanya secara abstrak.



Sunday, April 08, 2012

Music Games

Pengalaman mengajar anak-anak selama belasan tahun ternyata
seperti hilang ditelan bumi apabila menghadapi murid usia 4 tahun.
Pemahaman mereka tentang bermusik masih sangat sedikit.
Beberapa buku untuk anak-anak usia 4-6 tahun membaginya
menjadi 3 kegiatan.Yaitu bermain alat musik, melatih teknik
bermain dan melatih pendengaran atau sedikit teori musik.
Anak-anak di tahun 2000an ini sepertinya berbeda dengan anak-
anak saya sendiri di usia 4-6 tahun pada tahun 1980an.
Anak-anak sekarang lebih terus terang dan cepat bosan.
Akibatnya untuk mengisi waktu 30-60 menit di kelas anak usia 4-6 tahun ini,
saya harus putar otak agar kelas tidak membosankan.

Dengan berbekal berbagai buku dan hasil menjelajah dunia maya.
Saya mendapatkan berbagai masukan tentang 'music games'.
Atau belajar bermusic melalui permainan.

Antara lain:
1. Mewarnai, beberapa anak tidak cukup sabar untuk mewarnai.
2. Maze, permainan mencari jalur pintu keluar, anak-anak sekarang 'tricky'...
    bukan mengikuti jalurnya tetapi mundur dari arah keluar ke arah dalam.
3. Puzzles.
4. Card games, misalnya domino atau kuartet (go fish) atau memory card
5. Board games, misalnya ular tangga

Pada suatu kesempatan dimana saya lagi-lagi kehabisan ide, terlintas untuk mencoba permainan tebak kata yang digabung dengan 'hang man'
apabila anak-anak tidak berhasil menebak kata yang harus ditebak.
Anak-anak rupanya cukup tegang dan seru karena harus hati-hati memilih kata.
Kalau tidak, hukumannya orang-orangan yang saya gambar akan 'tergantung'.
Tentunya kata-kata yang harus ditebak adalah bagian dari kata-kata atau istilah
musik yang telah saya ajarkan.

Monday, February 07, 2011

Activity Training

Ini kesekian kalinya dapat tugas mengajar murid piano usia 4 tahun.

Gadis kecil ini ramah dan senang bercerita.
Disela-sela celoteh ceritanya, saya harus tetap mengarahkan untuk menyimak pelajaran.
Ritme dan nilai not 1 ketuk dan 2 ketuk dia sudah mengerti.
Membedakan tuts 2 hitam dan tuts 3 hitam dia bisa.
Kegiatan apalagi supaya tidak bosan.
Waktu 45 menit harus efektif.
OK. Activity training saja.
Sekarang kita mewarna.
Beri warna gambarnya seperti tanda-tanda notnya yaaaa.
Terimakasih Apsaras .....
yang sudah menggambar gambar-gambar lucu ini.

Nah, kalo sudah selesai activity training, sebelum pulang, kita main piano dulu yaaa.

Friday, May 21, 2010

Resital Piano & Seminar

Sudah lama sekali kami guru-guru dari Indra Music School tidak jalan-jalan.
Terakhir kali kami ke Jakarta adalah untuk mengikuti Master Class di kedutaan Australia.
Kali ini kami akan menghadiri Resital Piano dan Seminar yang diadakan oleh Dr.Steven Spooner. Penyelenggaranya adalah Jakarta Conservatorium dan tempatnya di Erasmus Huis.


Kami berangkat dari jl. Progo 28 - Bandung, jam 9 pagi.
Sampai di Jakarta kira-kira jam 11.30, tepatnya di Grand Indonesia Mall.
Karena kami guru-guru layaknya Kabayan Saba Kota, 
belum pernah mengunjungi mall
yang konon terbesar di Indonesia ini.


Malamnya kami menonton Recital Piano.
Sangat menarik permainan Dr.Steven Spooner ini.
Sedangkan seminar diadakan keesokan harinya.
Seminar diselenggarakan dalam 2 sesi, pagi tentang Teknik.
Sedangkan siang hari, tentang apresiasi karya-karya Chopin.


Wah, kami, guru-guru jadi semangat lagi nih bermain piano.
Sering-sering saja menghadiri resital dan seminar.

Saturday, December 19, 2009

Lhoooo.....koq sama

Pada suatu hari, salah seorang murid saya, anak laki-laki,
kelas 3 SMP, meminta lagu.....

Murid : "Bu, saya minta lagu "Exogenesis Symphony" ".
Guru   : "Apaaa ???"
Murid : "Iya, "Exogenesis Symphony" - part 2".
Guru   : "Lagu pop ?"
Murid : "Bukan..... lagu klasik"
Guru   : " ??????  . Nanti saya coba cari di internet ".
Murid : "Bagaimana caranya cari lagu di internet ?"
Guru   : "Yaaa ketik saja, di google ...... cari nama lagu, atau free download music sheet 
             atau cari di youtube".

Diantara saya mengajar, saya minta tolong Apsaras untuk mencarikan
lagu yang dimaksud murid saya.
Dari google, muncullah "Exogenesis Symphony" - part 2, dari
grup band MUSE.
Komentar Apsaras : "Oh, pantas MUSE, itu band Inggris kesukaan "abege".
Guru   : " Band  ? Kalau begitu lagu yang diminta bukan klasik "

Lalu kami mendengarkan lagunya MUSE tadi.

Lhooo ..... koq..... lhooo.... ini kan Nocturne ?????
Tepatnya karya F.ChopinNocturne; op.9 no 2.

Kalau Chopin masih hidup, beliau menuntut ga yaaa ?
Lagunya jelas-jelas mirip, tapi namannya beda.


Masih ada karya-karya komposer lain, yang lagu-lagunya di aransemen ulang.
Kadang-kadang terdengar lebih hidup daripada sebelum diaransemen ulang.
Contohnya Rondo alla Turca dari W.A.Mozart ini yang diubah menjadi Alla Molto Turca.





Sunday, November 22, 2009

Over the Rainbow

Somewhere over the rainbow way up high,
there's land that I heard of once in a lullaby,
Somewhere over the rainbow skies are blue,
and the dreams that you dare to dream 
really do come true,
Someday I'll wish upon a star and wake up
where the clouds are far behind me,
Where troubles melt like lemon drops, away,
above the chimney tops,
that's where you'll find me,
Somewhere over the rainbow blue birds fly,
Birds fly over the rainbow, why then,
oh why can't I ?
If happy little blue birds fly beyond the rainbow, 
why, oh why can't I ?






Lagu "Over the Rainbow" adalah salah satu lagu yang dipesan oleh murid saya untuk dicarikan partiturnya.
Memang bukan lagu jaman klasik, abad 17 atau 18, seperti halnya Mozart atau Beethoven.
Tapi lagu ini sudah cukup "tua", karena dibuat sekitar tahun 1930an. 
Bahkan dijadikan soundtrack film "The Wizard of Oz".
Rupanya murid saya, kira-kira usia 17 tahun suka lagu ini. Baginya, lagu "Over the Rainbow" adalah lagu "Klasik".

Saya pun mencarikan partitur lagu ini. Ada banyak variasi. Dari yang sangat mudah, melodi dan iringan blok kord saja, sampai yang cukup sulit.
Komposisi yang saya siapkan dimainkan dengan 3 flat, atau di tangganada E flat mayor.
Partitur ini cukup sulit memainkannya.
Ada banyak tanda baca, ada artikulasi, ada dinamika, ada ornamen dan ada panduan kord.

Bagi saya, lebih mudah mengajarkan suatu komposisi, kalau murid suka.
Apalagi lagu ini ada syairnya, sehingga murid tidak akan keliru nada.
Maksudnya, kalau murid salah baca, notnya salah, maka dia akan segera tahu bahwa dia salah baca, karena bunyinya tidak sama dengan nada yang dia ingat.
............
Setelah beberapa minggu.
..........
Murid : "Bu, walaupun saya belum bisa begitu bisa lagu ini, saya minta ganti lagu saja Bu. 
Ibu saya protes. Karena lagu ini lagu Pop. Kata ibu saya, kalau lagu Pop belajar sendiri saja.
Ibu saya, maunya saya belajar lagu Klasik banget".

Guru : "???????".........

(Dalam hati guru, bagaimana bisa sang Ibu memutuskan anak belajar sendiri saja dengan alasan lagunya lagu Pop, padahal partitur ini tidak mudah. 
Sang Ibu tahu tidak yaaaa membaca not balok ? Lalu apa yang dimaksud dengan lagu yang "Klasik Banget" ?) ...........

Saya tidak ingin memaksakan program saya, karena tidak ingin merusak hubungan antara guru-murid-orangtua.
Lagipula masih banyak ribuan lagu selain "Over tha Rainbow".
Akhirnya, saya menggantinya dengan lagu "Fur Elise" - L.v. Beethoven.
Mudah-mudahan ini yang dimaksud dengan lagu "Klasik Banget" yang semua orang tahu.

Sunday, October 25, 2009

You Tube

Murid : "Bu, minta lagu...."
Guru : "Hmmm, sebentar.... (guru mencari perbendaharaan lagu-lagu
yang kira-kira sesuai dengan kemampuan murid).
Ini, ada Waltz Op. 64 no. 1 nya F.Chopin, lalu Fountain in the Rain  
nya F. Gillock dan Dragonfly nya Melody Bober.

Murid : "Ibu mainin....".

Guru memainkan masing-masing lagu, sehalaman, tidak sampai selesai.
Maksudnya untuk apresiasi saja agar murid mendengarkan sebagian lagu  
yang ingin dia mainkan.
Sisanya, murid yang harus mencoba sendiri lagunya seperti apa,
kalau dimainkan seluruhnya.

Saya memang memberikan keleluasaan kepada murid untuk 
belajar lagu-lagu yang mereka sukai.
Dengan mempelajari lagu yang mereka sukai, 
sudah satu langkah maju, supaya mereka mau belajar dan latihan.
Sulit menuntut murid untuk rajin latihan bila lagunya tidak
disukai murid.

Akhirnya murid saya ini, memilih Dragonfly.

Guru : "Apa artinya Dragonfly ?".

Lalu kami berdiskusi tentang lagu dan ekspresi.

Minggu ke-dua setelah lagu Dragonfly, murid saya bertanya :
"Bu, ada Romance nya Melody Bober gak ?"
Guru : "Romance ?"
Murid : "Iya Bu, di You Tube ada".
Guru dalam hati, Oh, ini sebabnya, dalam 2 minggu lagu tersebut 
sudah hampir "jadi", dimainkan cukup detail. 
Anak-anak mencari info, dari You Tube untuk mencari tahu lagunya seperti apa.
Bahkan lebih dulu tahu daripada gurunya lagu-lagu lain yang diciptakan  
oleh komposer yang sedang dia pelajari ciptaannya.

Guru : "Nanti yaaaa, saya cari dulu. Ada juga Valse Dramatico".
Murid : "Iyaaa, itu juga ada. Mau deh Bu, belajar lagu itu".
Guru : "OK".

Sunday, June 07, 2009

"Spiderman" capek

Murid baru, seorang anak laki-laki usia 4 tahun.
Pertemuan pertama, sang anak tidak mau masuk kelas
tanpa didampingi oleh ayahnya.
Terpaksa sang ayah duduk satu bangku dengan sang anak.
Menurut sang ayah, putranya gemar dengan tokoh kepahlawanan seperti
Batman, Superman, Spiderman, Power Ranger dll.
Pertemuan kedua, ganti, sang bunda yang menemani di dalam kelas.
Minggu ke tiga, belajar berdua saja dengan guru.
Setelah sekian menit pelajaran......

Murid : "Capek, aku mau bobo"
Guru : "Ah, nggak capek, kan Spiderman. Spiderman kuat...."
Murid : "Bukan, aku bukan Spiderman".
Guru : "Ya sudah, Superman...."
Murid : "Bukan.....".
Guru : "Batman".
Murid : "Bukan.....".
Guru : "Power Ranger".
Murid : "Bukan.....aku R****n (dia menyebut namanya sendiri ).
Capek, mau bobo .....".
Guru : "Sebentar lagi.... capeknya di suruh pergi dulu...."
Murid : "Gak bisa .... ada di dalam sini ... ( sambil menunjuk dadanya ).

Guru : "**** (speechless)....
( Wah, harus ganti nih, bukan membujuk tapi memotivasi )

Guru (dengan suara direndahkan dan ada "tekanan") :
"Ayo ah...capeknya dilawan. Kan jagoan, harus kuat !!!!".

Akhirnya murid menurut untuk melajar 15 menit lagi.

Thursday, May 07, 2009

Tangganada

Nooriza sulit betul memainkan tangganada
2 oktav dengan 2 tangan.
Teknis memainkan tangganada 2 oktaf
adalah sebagai berikut :

Perputaran jari tangan kanan adalah :

123 1234 123 12345 = 2 oktaf ( 15 tuts )


Perputaran jari tangan kiri adalah :

54321 321 4321 321 = 2 oktaf ( 15 tuts )


Coba mainkan bersama-sama secara searah.
Pasti perputaran jarinya tidak konsisten, akibat selanjutnya salah pencet tuts.
Tentu saja tangganadanya menjadi acak-acakan.

Kenapa begitu sulit ?
Mungkin karena anatomi tubuh manusia adalah simetris.
Sedangkan memainkan tangganada searah (unison) perputaran jari-jari tangan kanan dan kira tidak sama.
Lebih mudah kalau memainkan tangganadanya berlawanan arah (contrary motion).

Akhirnya saya coba begini.
Piano saya tutup.
Saya minta Nooriza memainkan tangganada dalam keadaan mata tertutup.
Saya minta dia seolah-olah bermain tangganada di tutup piano tersebut.
Harapan saya, dia dapat merasakan ujung-ujung jarinya.
Saya tidak tahu juga bagaimana sih kerja otak ?
Kenapa yang menggerakkan tangan kanan adalah otak bagian kiri. 

Dan yang menggerakkan tangan kiri adalah otak bagian kanan.
Mudah-mudahan dengan menutup mata dia bisa lebih konsentrasi.

Mula-mula tangan kanan sendiri.
Lalu tangan kiri sendiri.
Lalu ke dua tangan.

Hasilnya cukup signifikan.

Nah, sekarang coba mainkan sungguh-sungguh di piano (berbunyi).

Saturday, April 25, 2009

oh where, oh where

Oh where, oh where has my little dog gone ?
Oh where, oh where can he be ?
With his ears cut short and his tail cut long,

Oh where, oh where can he be ?

Tiba-tiba lagu ini diputar berulang-ulang
di laptop Apsaras.
Rupanya dia sedang membuat tugas Tipografi
yang digabung dengan animasi.
Kata "anjing" disusun sedemikian rupa sehingga
berbentuk mahluk anjing.

Melompat-lompat, bermain dengan bola merah.
Ekornya, yang merupakan bentukan hurug "g"
dapat bergoyang layaknya ekor anjing.
Animasi berdurasi 1 menit tersebut diiringi
dengan lagu "oh where, oh where ?" tadi.

Tak disangka, lagu tadi membuat Apsaras
tergerak hatinya mendekati piano dan memainkan
lagu "Oh where, oh where ?"
Sebuah lagu anak-anak dengan notasi sederhana
untuk tingkat permulaan.

Piano yang nyaris tak pernah dilirik oleh Apsaras sejak tahun 2005.
Yaahhhh, siapa tahu diawali dengan "Oh where,
oh where ?" hari-hari kedepan mudah-mudahan
terdengar "Arabesque" nya C.Debussy, "Wedding Song" nya E.Grieg,
"Impromptu" nya F.Schubert atau "Minute Waltz" nya F.Chopin.

Oh where, oh where has my piano tune gone .....

Wednesday, March 18, 2009

Murid Balita

Di kursus piano tempat saya mengajar, rencananya akan menerima
murid usia 4 tahun.
Sebelumnya, ada ketentuan di tempat kursus, syarat penerimaan
murid baru adalah usia 5 tahun ke atas.
Wah, pengalaman saya menghadapi anak balita, yaaa dulu sekali
mengasuh anak sendiri, yang dua orang, yang sekarang usianya sudah
20 tahunan itu.
Interaksi dengan balita atau bayi, hanya kalau saya berkunjung
ke Jakarta, ke cucu-cucu kakak saya.

Satu-satunya murid piano yang usianya 4,5 tahun, Asih, hanya
bertahan 3 bulan.

Menurut saya, tidak mudah mengajar piano pada murid balita.
Kesatu mereka belum sepenuhnya bisa berkonsentrasi, kedua
motorik halusnya belum terkendali dengan baik.

Sekarang ini, kami sedang mengkompilasi beberapa lagu-lagu yang
sekiranya bisa dimainkan oleh murid balita.
Dengan bentuk tangan dan jari-jari mungil mereka, lagunya seperti
apa yaaaa ?

Wednesday, January 14, 2009

Belajar Piano Klasik

Tulisan saya tentang Penentuan Tingkat di kursus Piano Klasik, ternyata masih mendapat masukkan/komentar sampai sekarang.
Komentar terakhir datang dari Irene Adler yang menanyakan jurusan apa yang sebaiknya diambil apabila ingin kursus piano.
Irene pernah kursus piano Pop tetapi merasa kurang ada target karena lagu yang diberikan oleh gurunya kadang dengan irama Pop, kadang Jazz, kadang Disco.
Lalu Irene ingin belajar piano Klasik karena ingin belajar teknik ?

Beberapa pendapat sering mengkaitkan antara piano Klasik dengan teknik. 

Akibatnya beberapa tempat kursus begitu mementingkan masalah teknik sehingga agak melupakan lagunya. Akibat lainnya, metoda yang terlalu fokus pada teknik, membuat murid menjadi bosan,
sehingga berhenti les.
Sehingga terdapat stigma bahwa les piano Klasik lama dan membosankan.

Memang untuk memainkan lagu-lagu dari perioda Klasik membutuhkan teknik memainkan yang baik.

Apa itu teknik memainkan lagu ?
Lagu-lagu klasik ditulis dalam partitur yang umum disebut not balok.
Selain not-notnya sendiri juga ditambahkan catatan yang mengharuskan seseorang memainkan sesuai catatan.
Karena jari-jari manusia ada 10 sementara kemungkinan memainkan lagu pada tuts piano ada 88 tuts. 

Tentunya dibutuhkan teknik memutar jari, koordinasi tangan kanan-kiri, koordinasi mata dan tangan bahkan teknik gerakan pergelangan tangan yang luwes dan tidak tegang.
Hal lain yang perlu diajarkan ke murid selain teknik adalah teori.
Murid perlu tahu, bahwa lagu seringkali disusun dalam tangganada tertentu.

Lagu-lagu Klasik ada yang membutuhkan teknik sulit, tetapi ada juga yang diedit sedemikian rupa sehingga lebih mudah memainkannya.
Oleh sebab itu, saya sering memberikan lagu kepada murid-murid saya tergantung pada kemampuan tekniknya sudah sejauh mana.
Tujuan saya hanya satu, murid harus memainkan lagu dengan gembira, tidak stres karena lagunya berteknik sulit.
Tak apa, murid belum memainkan lagu dengan komposisi yang asli.
Yang penting murid bangga bisa memainkan karya komponis besar misalnya, Beethoven, Chopin, Mozart dll.
Walaupun yang dimainkannya adalah sebuah karya adaptasi.

Murid-murid saya sering meminta diajarkan lagu tertentu, yang dia dengar dari ringtone atau CD.
Bahkan ada murid yang menyenandungkan lagu tertentu dan minta diajarkan lagu tersebut.
Saya memang termasuk guru yang membebaskan murid saya memilih lagu.
Saya tidak hanya mengandalkan pada satu metoda pembelajaran saja.
Menurut saya, metoda hanyalah salah satu cara, jalannya bisa darimana saja.
Saya juga tidak tergantung pada satu buku saja.
Apabila murid sudah cukup mampu secara teknik, tangannya sudah cukup luwes, baca not balok sudah lancar, barulah murid diajarkan partitur asli dari komposer yang bersangkutan.

Thursday, January 01, 2009

Year End Concert

Konser di PVJ tanggal 21 Desember 2008 boleh dikatakan sukses.
Persiapan seluruh murid sekitar 3 bulan,latihan mati-matian sebulan terakhir, ditambah latihan bersama 2 minggu berturut-turut.
Beberapa kali di kelas grup, guru-guru melaksanakan studio-class.
Yaitu semacam penampilan terbatas. Murid harus memainkan lagu
yang dipelajarinya dihadapan teman-teman di kelas grup.
Jadwalnya cukup panjang.

Diawali oleh check sound terlebih dahulu jam 10an.
Konser dimulai jam 12 siang.
Berbeda dengan konser pada bulan Mei, maka konser bulan Desember

kali ini penampilannya di panggung khusus yang dibangun di plaza
Paris van
Java.
Konser diikuti oleh 150an siswa, diawali oleh "Indra Music Orchestra".
Pada prog
ram dijadwalkan ada 4 kali penampilan orkestra.
Yaitu di awal dan akhir sesi pertama.
Ada jeda, lalu dilanjutkan penampilan orkestra di awal dan akhir sesi kedua.



Diantara penampila
n orkestra tadi diisi oleh penampilan murid-murid
dari segala jur
usan, yaitu piano - vocal - biola - alat tiup dan gitar.
Ada beb
erapa tampilan yang merupakan kolaborasi dari
beberapa murid dari jurusan yang berbeda.

Ada juga duet satu piano dan duet dua piano.

Sunday, November 09, 2008

Proyek Konser

Bulan depan akan ada konser.
Berarti murid-murid harus disiapkan.
Persiapan harus sudah dilakukan 1 sampai 3 bulan sebelumnya,
tergantung kemampuan tiap-tiap murid.
Murid diberi motivasi dan belajar hidup dengan target-target.
Targetnya, si A harus bisa main lagu 3 menit.
Si B harus bisa hafal dalam waktu 1 bulan.
Si C dibujuk supaya mau ikut konser.
Si D diberi lagu yang ceria dan cepat.

Persyaratan ikut konser, murid harus diaudisi.

Lagu yang sama, otomatis akan ada perbandingan, dan murid
harus siap mengukur diri sendiri lebih baik daripada murid lain.
Saya lebih condong, memilihkan lagu yang kira-kira tidak dipilih
oleh guru lain.

Dengan demikian murid lebih tenang dan konsentrasi.
Tak masalah dengan stok lagu, lagu ada ribuan.

Beberapa bisa diunduh dari website atau pesan ke bukumusic.com.
Untungnya kurikulum Indra Musik, membebaskan guru memilih sendiri
lagu-lagu untuk materi pelajaran dan konser.


Haura main lagu Doll's Dream - J.Oesten.
Tari main lagu Addaptation of Hungarian Rhapsody - F.Liszt dan
Castanet - C.Rowlin.
Tari juga berduet dengan adiknya Ranti, main lagu Forward March - J.Bastien.

Kalau siap Tari saya targetkan main Concerto D major - 3rd.movt -
J.Haydn. Sebuah komposisi dua piano.
Lalu Afifa duet dengan Puti, main Rondo - J.F.C. Bach.
Afifa juga mengiringi sepupunya Iba, main There is a Hippo in my Tree,
sebuah lagu lucu karya
D. Alexander.

Siapa lagi yaaa.....
Oh, Triadi, ABG mirip Afgan ini, rencananya main Bohemian Rhapsody -
F. Mercury. Mudah-mudahan bagian tempo cepat bisa dia kuasai.
Masih 3 lembar lagi yang dia belum hafal.

Sarah, si rajin, main Sherzo - F.Schubert. Dia sih tak ada masalah
sudah sejak Agustus hafal lagu ini.
Rafi, disiapkan dengan 2 lagu pendek, My First Hit Single - Pam Wedgwood
dan
Calypso Rhumba - Alfred.
Saya perlu menyiapkan mentalnya kembali, supaya mau ikut konser.
Murid yang sempat dapat nominasi Pemenang Harapan pada
Lomba Piano tingkat Jawa Barat ini, hampir 1 tahun mogok les.
Tinggal Jo nih. Lagu Doll's Dream yang dipelajari sejak Juni,
progresnya sangat lambat.

Kalau proyek pembangunan, keberhasilan dinilai dari ujud bangunan
yang berdiri dengan megah dan nilai proyek ratusan juta rupiah.
Maka, untuk saya, proyek konser ini, keberhasilan cukuplah dengan
perasan bangga, murid bisa mengatasi rasa gugup.
Bangga bahwa murid menjadi percaya diri.
Keluarga murid, ayah-ibu-paman-bibi-nenek-kakek-kakak-adik
turut bangga, walaupun hanya dengan membawakan lagu berdurasi 3 menit.

Bangga akan murid adalah sebuah nilai yang tak ternilai.