Monday, March 24, 2008

Deal with Mang Alo

Kira-kira sebelum tahun 2000, mamanya Ikhsan yang sedang mempersiapkan sekolah khusus autis Mandiga, pesan selusin celemek, beberapa kantong dan rompi-rompi lucu untuk murid-muridnya nanti.
Celemek-celemek tersebut terbuat dari bahan parasut, kira-kira mirip bahan
untuk jas hujan atau jaket.
Waktu itu semuanya saya gunting dan jahit sendiri, karena memang saya gemar menjahit.

Pada suatu hari mamanya Ikhsan e-mail dan tanya, dimana cari bahan parasut.
Rupanya celemek-celemek tersebut sudah waktunya untuk diganti, apalagi murid-murid Mandiga bertambah, sehingga sekarang perlu 27 celemek baru.
E-mail demi e-mail, jadilah saya menawarkan lagi untuk membuatkan celemek.
Gayung bersambut, "proyek celemek" segera diwujudkan.
Mulailah saya survey bahan parasut ke toko imitasi "Semarang" dilanjutkan ke sebuah toko lagi di jl. Otista - Bandung.
Sejak semula, memang saya akan mensubkan proyek ini ke pihak ketiga, karena keterbatasan waktu dan tenaga yang saya miliki.
Rencana semula saya yang menggunting, kemudian menjahitkan ke tukang jahit di pasar atau tepi rel KA.

Tiba-tiba saya teringat sebuah kejadian yang ternyata membawa hikmah.

Kira-kira sebelum saya berangkat ke Yogya di awal bulan Maret, saya mampir ke sebuah toko kue di jl. Kemuning - Bandung.
Keperluan saya adalah membeli kue-kue khas Bandung untuk oleh-oleh kenalan yang ada di Yogya.
Di tempat parkir, saya didatangi seorang pedagang yang menawarkan celemek dapur terbuat dari bahan imitasi juga.

Maka teringat kejadian di awal Maret, keesokan harinya saya mendatangi toko kue di jl. Kemuning tersebut.
Tujuan saya adalah mencari penjaja celemek di halaman parkirnya.
Hari pertama belum bertemu, tapi titip pesan ke tukang koran di bawah pohon.
Hari kedua, barulah saya bertemu dengan penjaja celemek, yang menjuluki dirinya "Mang Alo".
Saya utarakan tentang rencana adik saya ( mamanya Ikhsan ) akan memesan celemek, untuk sekolah khususnya. Kebetulan adik saya memang berencana ke Bandung, tanggal 16 Maret 2008.

Kira Sabtu sore, saya mendapat sms :
Mang Alo : Bu maaf mengganggu ni dari mang alo tukang celemek.jd ga pesan barang klu jd saya tunggu d prima rasa?
Setelah hari Minggu adik saya bertemu langsung dengan Mang Alo, maka hari-hari
berikutnya adalah negosiasi dengan Mang Alo dalam bahasa Sunda yang acak-acakan ( padahal saya sudah 23 tahun tinggal di Bandung ).

Antara lain : Pun rayi aya contona. Bisa pesan seperti contoh teu ? Rencana bade pesen 30. Mang Alo di Primarasa dugi tabuh sbraha ? - Mang Alo, ka Primarasa teu ? Celemek aya perubahan sedikit - Eta pangaosna sbraha - Mangga, aya panjer teu ..........

Jawabannya : Candak enjing contona ka prima rasa. Abdi uih na tabuh 4 - Ya bade ka dinya. Tabuh 11 - Bu, anu alit 15. Anu ageng 20 ..........

Jadilah saya bertransaksi dan membuat kesepakatan dengan Mang Alo, yang nama lengkapnya Ato Tata Supriatna, no HP 081322177xxx, alamatnya Kp. Banceuy RT 03/08
Kec. Solokan Jeruk, Kab. Bandung.

1 comment:

Lita Uditomo said...

hehe...asyik ya hari gini bisa deal pakai sms dengan tukang celemek..:D

btw, aku salut deh sama mbak Hani...serba bisa...