Bermain piano dengan kedua tangan memerlukan koordinasi yang baik antara tangan kanan dan tangan kiri.
Hal ini tidak mudah karena secara fisik syaraf tangan kanan yang memerintah adalah otak kiri. Begitu juga sebaliknya, tangan kiri digerakkan atas perintah otak kanan.
Dimanakah mereka bersilangan?
Kedua belahan otak tersebut dihubungkan oleh corpus callosum, yaitu bagian tengah dari kedua belahan otak tersebut yang berbentuk serabut. Melalui corpus callosum ini kedua belahan otak berkoordinasi saat menerima perintah dan informasi, sehingga aktivitas masing-masing bagian otak diketahui oleh bagian lain.
Showing posts with label me. Show all posts
Showing posts with label me. Show all posts
Monday, July 13, 2015
Saturday, October 11, 2014
Kapan Anak Siap Bersosialisasi?
Artikel ini merupakan jawaban atas pertanyaan saya ke blog psikologi "d'PARESMA-Catatan Kriuk Alumni Psikologi"
http://emmakim28.blogspot.com/2014/07/kapan-anak-siap-bersosialisasi.html
Bismillahirrahmanirrahim...
Ngapunten banget buat yang udah request. Langsung aja, sekarang saya akan coba uraikan hasil
request-an Bunda Tri Wahyu Handayani.
Sunday, April 05, 2009
mengaku dosa

Apsaras : "Haaah....apa ?"
Saya : "Iya....Jum'at jam 2 siang, ibu jalan ke
toko Coklat, mosok makan satu slice besar Sacher
Torte dan cup besar Hot Chocolote.....sambil
baca majalah...."
Apsaras : "Iyaaaa....waduh....dosa".
Saya : "Uwenuaaakkkk....tapi berapa ratus
kalorinya itu yaaa".
Kamis jam 14.30, mampir Circle K, beli Chilli
Hotdog di Hotdogbooth.
Jum'at jam 14.oo, Sacher Torte + Hot Chocolate.

Sabtu jam 16.00, lagi-lagi Chilli Hotdog di
Klengerburger.
Padahal harusnya tidak boleh makan makanan
berat, apalagi junk food, diantara jam makan.
Harusnya makanan selingan kan berupa buah.
Padahal kandungan kalori Sacher Torte = 420 cal,
Hot Chocolate = 113 cal, Chili Hotdog = 309 cal.
Padahal untuk membakar kalori sejumlah 300 cal,
saya harus lari atau berenang atau naik sepeda
selama minimal 30 menit.
Padahal kapan terakhir kali saya lari ?
Benar.... saya telah ber"dosa"......
Tuesday, March 31, 2009
jalan-jalan

ditempatkan di Galaxy Bekasi.
Artinya dalam waktu dekat dia harus terbang kesana.
Nampaknya rencana bokap untuk foto bersama dan ada
perayaan kecil tanggal 1 April tidak dapat dilaksanakan.
Kebetulan tanggal 26 Maret libur.
Saya dan Apsaras berkesempatan jalan-jalan ke BSM
sambil cari informasi studio foto.
Rencananya foto bareng dimajukan sambil makan malam.
Dalam rangka apa ? Apa saja.........
Mula-mula belanja ke supermarket.
Lalu cari informasi foto studio.

Ternyata terlalu mahal di sini.
Sms ke bokap, menawarkan bagaimana kalau foto bareng
di Ciwalk.
OK.
Lalu sekarang apa ?
Jalan-jalan dong. Kesempatan langka nih.
Lihat-lihat butik Mango. Pede aja lagi.... walaupun tidak
beli.
Karena Apasaras sedang ada kerjaan mendisain motif kain, maka saya menyarankan untuk mengamati disainnya.
Saya : "De, diamati coraknya, nyambungnya gimana tuh".
Apsaras : "Oh ya, ini yang namanya digital printing Bu. Oooo,
sekarang trendnya serangga....oh ya, mungkin dalam rangka spring".
Saya : "Trend warnanya ungu yaaa".
Apsaras : "Aneh ya, ungu dan hijau, lalu ada shocking pink dan abu-abu".
Sambil melihat-lihat, saya dan Apsaras tebak-tebakan harga.
Maklum....harga baju dibutik sungguh di luar nalar kami.
Lalu, lihat-lihat jam. Kembali, kami main tebak-tebakah harga.
Tetapi, untuk jam, mungkin tidak apa kalau mahal.
Yang jelas, membuat jam kan jauh lebih sulit daripada baju.
Lalu, lihat-lihat sepatu. Seperti apa sih rasanya memakai sepatu hak tinggi.
Coba saja.... gratis.
Mengkhayal....kalau kerja jadi disainer muda.
Tok...tok...yang hitam, coklat, merah, biru.....
Sunday, March 22, 2009
jalan bareng
Begini ini pembicaraan pada suatu hari minggu.
Saya : "De, jalan bareng yuuuK"
Apsaras : "Haaahhh....sekarang. Aku lagi bikin tugas".
Saya : "Hmmmhhf....gak pernah ketemu nih. Dah lama gak
jalan bareng".
Apsaras : "Yaaaa dehhh.... yuk jalan-jalan".
Saya : "Nggak deng, gak bisa....hari ini kan nemenin bapak,
katanya mau foto-foto. Belum ngerjain tugas bu Indra, belum
nyiapin kuliah......".
Akhirnya memang tidak jadi jalan-jalan.
Kapan yaaa.......
Kapan-kapan
Saya : "De, jalan bareng yuuuK"
Apsaras : "Haaahhh....sekarang. Aku lagi bikin tugas".
Saya : "Hmmmhhf....gak pernah ketemu nih. Dah lama gak
jalan bareng".
Apsaras : "Yaaaa dehhh.... yuk jalan-jalan".
Saya : "Nggak deng, gak bisa....hari ini kan nemenin bapak,
katanya mau foto-foto. Belum ngerjain tugas bu Indra, belum
nyiapin kuliah......".
Akhirnya memang tidak jadi jalan-jalan.
Kapan yaaa.......
Kapan-kapan
Saturday, January 31, 2009
Rice Flour Cake


Cake Ketan Hitam gak ?".
Saya kebetulan sering membuat Chiffon Cake Ketan Hitam.
chiffon cake yang terigunya saya campur dengan tepung ketan hitam,
sehingga menghasilkan cake berwarna hitam dan wangi tepung ketan.
Hari Selasa, 27 Januari 2009, Ikhsan ulang tahun ke 18.
Kami sekeluarga sudah faham, bahwa Ikhsan yang autistik ini
asupan makannya dilarang mengandung gluten.
Tepung terigu sebagai bahan dasar kue, roti dan cake mengandung
gluten.
Setelah beberapa sms, maka diputuskan kue yang akan saya buat
adalah "marmer cake" berbahan dasar tepung beras.
Padahal saya belum pernah membuat jenis kue ini.
Saya bolak-balik koleksi resep saya. Rata-rata cake berbahan
dasar tepung terigu.
Tak kurang akal, mulailah saya mencarinya dari "langit".
Istilah saya, untuk browsing.
Saya menemukan 2 macam resep kue. Salah satunya berbahan
dasar tepung beras merah dan dikukus.
Resep yang lain, berbahan dasar tepung beras putih dan maizena,
lalu dicampuri dengan tape ketan hitam kemudian dipanggang.
Setelah mempelajari dan membandingkan resep-resep kue yang sudah
pernah saya coba dan pengalaman kegagalan, jadilah sebuah resep
baru Chiffon Cake Tepung Beras Putih.
Bahan-bahannya :
5 telur, putihnya
sejumput garam
150 gr gula berbutir halus ( castor )
1/4 sdk teh cream of tartar.
200 gr margarin
6 telur, kuningnya
150 gr tepung beras putih
25 gr maizena
2 sdk teh bak puder
1/4 sdk teh soda kue
2 sdk teh coklat bubuk
kacang kenari untuk taburan
Cara membuat :
Putih telur, garam, gula dan cream of tartar dikocok dengan
mixer kecepatan tinggi sampai kaku.
Margarin kocok dengan mixer kecepatan rendah, masukkan
kuning telur satu demi satu sambil dikocok sampai lembut.
Masukkan campuran tepung beras-maizena-bakpuder-soda kue
yang sudah diayak.
Aduk sedikit demi sedikit dengan sendok kayu sampai tercampur.
Lalu masukkan kocokan putih telur.
Aduk perlahan.
Ambil adonan kira-kira 1/2 mangkok campur dengan bubuk coklat.
Siapkan loyang chiffon cake, alasi dasarnya dengan kertas roti.
Masukkan adonan, atur campuran adonan coklat sampai membentuk
pola marmer.
Taburi kacang kenari.
Panggang kira-kira 45 menit, atau sampai kue matang.
Setelah matang, loyang langsung dibalik dan dinginkan.
Maksudnya supaya kue tidak "ambleg".
Taraaaa....kue sudah siap.
Enak ?....Wah, harus tanya ke mamanya Ikhsan.
Thursday, December 04, 2008
memilih
Harapannya dia mengepakkan sayap, terbang tinggi.
Menjadi kuat, mengarungi angkasa dan membuat sarangnya
sendiri.
Wah, perlu persiapan.....
Paling tidak perlu outfit yang gaya dan representatif.
Tidak lucu kalau penampilan lusuh dan tidak menjanjikan.
Jangan ditanya waktu yang dibutuhkan untuk memilih.
Ternyata oh ternyata...masih percaya dengan pilihan ibu
daripada memilih sendiri.
Dalam waktu dekat bahkan ibu-ayah-adik akan menengok
sarang baru.
Bahkan membawakan segala sesuatu untuk menata sarang barunya.
Jangan ditanya juga, khusus ke Pasar Baru untuk mencari
dan memilih segala sesuatunya.
Padahal katanya mau jadi busur.....
Anakmu bukan milikmu, dia adalah milik masa depan....
ringtone
menjadi nada getar.
Tujuannya tak lain dan tak bukan, supaya pemain dan penonton tidak terganggu.
Karena memang menjengkelkan apabila ditengah suara alunan musik klasik yang perlu konsentrasi untuk memainkan dan mendengarkan, tiba-tiba dikejutkan oleh nada dering telpon genggam dari penonton.
Apalagi kalau bukan hanya satu orang tapi bertubi-tubi dari penonton-penonton lain.
Tapi, apa yang terjadi di sebuah seminar, rapat di dinas atau rapat di kantor ?
Ditengah-tengah pidato sambutan dari ketua dinas, tiba-tiba ada suara dering telpon.
Tidak hanya dari tamu undangan, tapi dari staf yang duduk di depan.
Begitu juga pada sebuah seminar.
Ditengah pembacaan do'a, dering telpon dari peserta seminar, petugas foto dokumentasi dll.
Bagus apabila peserta sadar dan cepat tanggap untuk mematikan telponnya.
Menjengkelkan apabila, telpon masih dicari-cari di dalam tas sementara dering dengan nada lagu tradisional
bertambah keras bunyinya.
Lebih menjengkelkan apabila telpon diangkat dan pemilik telpon dengan santai menjawab dan tanpa sadar berbicara dengan keras.
Menurut pengamatan saya, ada kecenderungan orang berbicara lebih keras apabila bertelpon daripada berbicara langsung dengan seseorang di depannya.
Kenapa yaaa.... sebelum acara seminar dan rapat, tidak diumumkan juga supaya peserta mematikan telpon genggam atau merubah nada dering ke nada getar.
Komunikasi dengan pihak lain, apabila dianggap sangat penting, tetap bisa berlangsung, tapi tidak mengganggu orang lain.
Monday, October 06, 2008
koordinasi = konsentrasi
Senja, umurnya baru 9 bulan, tapi sudah berdiri dan
siap melangkah dengan pasti.
Eyang-Tantenya, Tatah dan saya, sibuk berkomentar,
a.l. belum siap jalan, biar merangkak dulu,
jangan dirangsang untuk jalan dll.
Saya jadi mengingat kembali, Daridaru yang mulai
bisa jalan diusia tepat 11 bulan.
Melalui tahap merangkak, tapi kurang bagus cara merangkaknya.
Telapak kakinya menapak, bukan merangkak dengan lututnya.
Seingat saya, masa balita tidak ada permasalahan dalam
tumbuh-kembangnya.
Lalu dimasa kelas 1 SD, Daridaru dijuluki "satpam" oleh Wali Kelasnya.
Karena tidak bisa duduk diam, dan selalu sibuk memperhatikan
pekerjaan teman-temannya di kelas.
Di kelas 3 SD, saya dianjurkan oleh walikelas Daridaru untuk
membawanya ke Surya Kanti, sebuah lembaga pelatihan
tumbuh-kembang anak.
Menurut wali kelas, Daridaru sering melamun dan menerawang
ke luar kelas. Akibatnya pekerjaan di kelas sering tidak selesai.
Di Surya Kanti, observasi dilakukan oleh tim ahli dengan terpadu.
Mula-mula tes psikologi oleh seorang psikolog.
Lalu dilanjutkan dengan tes mata ke dokter mata.
Ternyata memang Daridaru harus memakai kacamata, silindris minus 1.
Itu sebabnya dia sering melamun keluar kelas, karena tulisan di
papan tulis tidak jelas.
Selanjutnya oleh neurolog, Daridaru dianjurkan untuk tes EEG ( electro
encephalo graph ) di rumahsakit.
Dalam keadaan terbaring, kepala Daridaru ditempeli berbagai kabel
dan dicatat dalam bentuk grafik.
Kesimpulan observasi Daridaru adalah ADD (attention deficit disorder).
Maksudnya Daridaru, kurang bisa konsentrasi.
Yang mengejutkan dan mengherankan saya, menurut neurolog,
hal ini disebabkan Daridaru terlalu cepat berjalan.
Selanjutnya Daridaru melalui beberapa terapi, yang akhirnya
kami lanjutkan sendiri di rumah.
Karena Daridaru keberatan, melihat kondisi pasien lain
yang berbeda dibanding dirinya.
Mungkin Daridaru merasa dirinya tidak apa-apa.
Terapinya antara lain, melatih motorik halus dengan menggunakan
2 spidol (memang Daridaru tulisan tangannya kurang bagus),
memasukkan benang ke lubang jarum dll.
Untuk konsentrasi, a.l. bermain trampolin, melangkah di balok titian,
dribel bola basket dll.
Selain itu kami harus selalu mengingatkan untuk konsentrasi
apabila memegang gelas, menuang sesuatu, meletakkan sesuatu,
lebih lembut bersikap ke adiknya dll.
Selain itu Daridaru juga les piano dan taekwondo.
Secara tidak sadar, les piano untuk melatih motorik halusnya.
Sedangkan taekwondo untuk melatih motorik kasarnya.
Selain itu juga belajar berenang.
Kejadian tersebut kira-kira 15 tahun y.l.
Rasanya Daridaru tumbuh-kembangnya baik-baik saja.
Tetapi saya masih heran, apa hubungannya antara terlalu cepat jalan
dan kurang konsentrasi ?
Saya mencoba mencari alasan logisnya dari kacamata orang awam.
Coba pendekatannya dari, apa hubungannya merangkak dengan konsentrasi ?
Coba perhatikan, apabila bayi merangkak.
Apa yang digerakkan ?
Apakah tangan kanan melangkah bersama dengan kaki kanan ?
Atau tangan kanan melangkah bersama dengan kaki kiri ?
Normalnya tangan kanan melangkan bersama dengan kaki kiri.
Seperti halnya orang berbaris. Kaki kanan melangkah, tapi yang bergerak
kedepan adalah tangan kiri.
Tapi, bagaimana caranya bayi bisa mengkoordinasikan tangan kanan
dan kaki kiri ?
Sekarang saya tahu, itu sebabnya bayi harus bisa merangkak.
Karena merangkak itu sulit.
Koordinasi berarti konsentrasi.
Nah, ketemu sekarang. Kenapa Daridaru kurang konsentrasi karena
diduga terlalu cepat berjalan.
Kenapa Senja sebaiknya jangan dirangsang untuk berjalan.
Biarkan merangkak sepuasnya. Biarkan tangannya merasakan perabaan berbagai
tekstur lantai yang dia lalui.
Biarkan dia mengkoordinasikan seluruh anggota tangan dan kakinya.
Ingat, semuanya bersilangan disyaraf tulang punggung.
Dengan demikian Senja akan belajar berkonsentrasi.
Mudah-mudahan begitu teorinya.
siap melangkah dengan pasti.
Eyang-Tantenya, Tatah dan saya, sibuk berkomentar,
a.l. belum siap jalan, biar merangkak dulu,
jangan dirangsang untuk jalan dll.
Saya jadi mengingat kembali, Daridaru yang mulai
bisa jalan diusia tepat 11 bulan.
Melalui tahap merangkak, tapi kurang bagus cara merangkaknya.
Telapak kakinya menapak, bukan merangkak dengan lututnya.
Seingat saya, masa balita tidak ada permasalahan dalam
tumbuh-kembangnya.
Lalu dimasa kelas 1 SD, Daridaru dijuluki "satpam" oleh Wali Kelasnya.
Karena tidak bisa duduk diam, dan selalu sibuk memperhatikan
pekerjaan teman-temannya di kelas.
Di kelas 3 SD, saya dianjurkan oleh walikelas Daridaru untuk
membawanya ke Surya Kanti, sebuah lembaga pelatihan
tumbuh-kembang anak.
Menurut wali kelas, Daridaru sering melamun dan menerawang
ke luar kelas. Akibatnya pekerjaan di kelas sering tidak selesai.
Di Surya Kanti, observasi dilakukan oleh tim ahli dengan terpadu.
Mula-mula tes psikologi oleh seorang psikolog.
Lalu dilanjutkan dengan tes mata ke dokter mata.
Ternyata memang Daridaru harus memakai kacamata, silindris minus 1.
Itu sebabnya dia sering melamun keluar kelas, karena tulisan di
papan tulis tidak jelas.
Selanjutnya oleh neurolog, Daridaru dianjurkan untuk tes EEG ( electro
encephalo graph ) di rumahsakit.
Dalam keadaan terbaring, kepala Daridaru ditempeli berbagai kabel
dan dicatat dalam bentuk grafik.
Kesimpulan observasi Daridaru adalah ADD (attention deficit disorder).
Maksudnya Daridaru, kurang bisa konsentrasi.
Yang mengejutkan dan mengherankan saya, menurut neurolog,
hal ini disebabkan Daridaru terlalu cepat berjalan.
Selanjutnya Daridaru melalui beberapa terapi, yang akhirnya
kami lanjutkan sendiri di rumah.
Karena Daridaru keberatan, melihat kondisi pasien lain
yang berbeda dibanding dirinya.
Mungkin Daridaru merasa dirinya tidak apa-apa.
Terapinya antara lain, melatih motorik halus dengan menggunakan
2 spidol (memang Daridaru tulisan tangannya kurang bagus),
memasukkan benang ke lubang jarum dll.
Untuk konsentrasi, a.l. bermain trampolin, melangkah di balok titian,
dribel bola basket dll.
Selain itu kami harus selalu mengingatkan untuk konsentrasi
apabila memegang gelas, menuang sesuatu, meletakkan sesuatu,
lebih lembut bersikap ke adiknya dll.
Selain itu Daridaru juga les piano dan taekwondo.
Secara tidak sadar, les piano untuk melatih motorik halusnya.
Sedangkan taekwondo untuk melatih motorik kasarnya.
Selain itu juga belajar berenang.
Kejadian tersebut kira-kira 15 tahun y.l.
Rasanya Daridaru tumbuh-kembangnya baik-baik saja.
Tetapi saya masih heran, apa hubungannya antara terlalu cepat jalan
dan kurang konsentrasi ?
Saya mencoba mencari alasan logisnya dari kacamata orang awam.
Coba pendekatannya dari, apa hubungannya merangkak dengan konsentrasi ?
Coba perhatikan, apabila bayi merangkak.
Apa yang digerakkan ?
Apakah tangan kanan melangkah bersama dengan kaki kanan ?
Atau tangan kanan melangkah bersama dengan kaki kiri ?
Normalnya tangan kanan melangkan bersama dengan kaki kiri.
Seperti halnya orang berbaris. Kaki kanan melangkah, tapi yang bergerak
kedepan adalah tangan kiri.
Tapi, bagaimana caranya bayi bisa mengkoordinasikan tangan kanan
dan kaki kiri ?
Sekarang saya tahu, itu sebabnya bayi harus bisa merangkak.
Karena merangkak itu sulit.
Koordinasi berarti konsentrasi.
Nah, ketemu sekarang. Kenapa Daridaru kurang konsentrasi karena
diduga terlalu cepat berjalan.
Kenapa Senja sebaiknya jangan dirangsang untuk berjalan.
Biarkan merangkak sepuasnya. Biarkan tangannya merasakan perabaan berbagai
tekstur lantai yang dia lalui.
Biarkan dia mengkoordinasikan seluruh anggota tangan dan kakinya.
Ingat, semuanya bersilangan disyaraf tulang punggung.
Dengan demikian Senja akan belajar berkonsentrasi.
Mudah-mudahan begitu teorinya.
Saturday, October 04, 2008
start from zero
lapangan Masjid Nurul Falaah di Rajamantri-Buah Batu-Bandung.
Berempat jalan kaki dari rumah.
Rumah dikunci-kunci. Banyak pintu yang perlu dikunci.
Bapak dan Daru jalan berdua, ke lapangan bagian depan.
Ibu dan Apsaras ke lapangan belakang ke bagian akhwat.
Cari permukaan yang berconblock. Jangan di rumput, nanti
sajadah basah.
Padahal dari pengeras suara, berulang diumumkan agar
menempati shaf yang kosong.
Sholat tepat 06.30. Dua rakaat dengan 7 kali takbir.
Ceramahnya tentang himbauan agar tidak takabur.
Betapa manusia itu mudah sekali takabur.
Selesai sholat kembali ke rumah, siap-siap ke Jakarta.
Silaturahmi dulu ke tetangga.
Lalu sungkem.
Memohon maaf atas segala kesalahan.
Mata memandang jauh ke lubuk hati pasangan.
Tak kuasa menahan titik airmata.
Betapa banyak hal yang telah dilalui bersama.
Betapa banyak persoalan yang harus didiskusikan
dan dicari solusinya.
Anak-anak satu persatu sungkem dan memohon maaf.
Do'a-do'a disampaikan, lalu peluk dan cium.
Yaaaah .... mulai lagi dari awal.
Insya Allah bertemu lagi di Ramadhan yang akan datang.
Tuesday, September 30, 2008
mudik
Minggu sore Ruminah alias Minah alias siNah atau Xena mudik.
Dia satu-satunya di rumah yang mudik.
Karena kami sekeluarga lebaran di Jakarta.
Ke Jakarta kan bukan mudik atau ke udik.
Biasanya Minah, yang ikut keluarga kami sejak 1996,
pulang ke Kebumen.
Tapi, tahun ini dia terpaksa ke Madiun.
Berhubung anak perempuan satu-satunya ikut suaminya di Madiun.
Terpaksalah dia ke Madiun, dalam rangka silaturahmi dengan
anak-mantu-cucunya.
Begitu Minah pergi, maka ibu melakukan sidak ke dapur dan
wilayah belakang.
Nasi aronan sudah siap untuk ditanak.
Lalu pembagian tugas rumahtangga.
Buka puasa, disiapkan bersama.
Membuat teh, menghangatkan kolak, menata piring.
Sholat jama'ah.
Makan malam.
Ibu menggoreng udang. Daru membuat salad dressing,
sesuai dengan resep Chef Bara dari TV.
Apsaras menghangatkan gulai Padang.
Bapaknya memotong buah, untuk Fruitsalad.
Tak soal, apakah menu malam ini cocok satu sama lain atau tidak.
Dipilih saja mana yang akan disantap terlebih dahulu.
Lalu, siapa cuci piring ?
Besok, ibu cuci baju. Daru bilas dan mengeringkan, karena
pakaian basah jadi berat dan itu tidak bagus untuk punggung ibu.
Apsaras menjemur.
Kapan-kapan, Apsaras menyapu, Daru mengepel.
Setrika bagian ibu. Kalau bosan, silahkan anggota keluarga lain
setrika baju masing-masing.
Memasak bagian ibu.
Sekali-sekali anggota keluarga memasak dengan resep andalan masing-masing.
Jangan lupa bikin kue-kue, semacam Chiffon Cake Ketan Hitam
kesukaan Pelangi, mau coba juga resep kue kering.
Kebun, tanaman dan kendaraan, bagian bapaknya.
Lalu, siapa cuci piring ?
Padahal, Minah kalau mudik suka-suka.
Kembali ke Bandung, bisa 2 minggu lagi, bisa juga 1 bulan lagi.
Dia satu-satunya di rumah yang mudik.
Karena kami sekeluarga lebaran di Jakarta.
Ke Jakarta kan bukan mudik atau ke udik.
Biasanya Minah, yang ikut keluarga kami sejak 1996,
pulang ke Kebumen.
Tapi, tahun ini dia terpaksa ke Madiun.
Berhubung anak perempuan satu-satunya ikut suaminya di Madiun.
Terpaksalah dia ke Madiun, dalam rangka silaturahmi dengan
anak-mantu-cucunya.
Begitu Minah pergi, maka ibu melakukan sidak ke dapur dan
wilayah belakang.
Nasi aronan sudah siap untuk ditanak.
Lalu pembagian tugas rumahtangga.
Buka puasa, disiapkan bersama.
Membuat teh, menghangatkan kolak, menata piring.
Sholat jama'ah.
Makan malam.
Ibu menggoreng udang. Daru membuat salad dressing,
sesuai dengan resep Chef Bara dari TV.
Apsaras menghangatkan gulai Padang.
Bapaknya memotong buah, untuk Fruitsalad.
Tak soal, apakah menu malam ini cocok satu sama lain atau tidak.
Dipilih saja mana yang akan disantap terlebih dahulu.
Lalu, siapa cuci piring ?
Besok, ibu cuci baju. Daru bilas dan mengeringkan, karena
pakaian basah jadi berat dan itu tidak bagus untuk punggung ibu.
Apsaras menjemur.
Kapan-kapan, Apsaras menyapu, Daru mengepel.
Setrika bagian ibu. Kalau bosan, silahkan anggota keluarga lain
setrika baju masing-masing.
Memasak bagian ibu.
Sekali-sekali anggota keluarga memasak dengan resep andalan masing-masing.
Jangan lupa bikin kue-kue, semacam Chiffon Cake Ketan Hitam
kesukaan Pelangi, mau coba juga resep kue kering.
Kebun, tanaman dan kendaraan, bagian bapaknya.
Lalu, siapa cuci piring ?
Padahal, Minah kalau mudik suka-suka.
Kembali ke Bandung, bisa 2 minggu lagi, bisa juga 1 bulan lagi.
Saturday, September 20, 2008
Bu Bar
Hari-hari terakhir, anggota keluarga di rumah koq yaaa pada
sibuk Bu Bar, alias Buka Puasa Bareng.
Beberapa hari y.l Apsaras bubar temen di kampus.
Besoknya bubar geng SMU, alasannya ada yang ulangtahun.
Pulangnya selalu malem banget, bikin deg-degan.
Bapaknya bubar dengan temen dosen. Apsaras diajak.
Besoknya nonton pameran disambung dengan bubar juga.
Hari ini.
Bapaknya bubar temen SMP.
Ibunya bubar di kantor.
Daridaru bubar temen futsal.
Apsaras bubar temen SMU.
Pulang ke rumah sepi. Makan malam sendirian.
Karena tadi bubarnya berupa kue-kue.
Setelah sebelumnya rapat dulu.
Besok-besok, udah ada undangan tuh untuk bubar lagi.
sibuk Bu Bar, alias Buka Puasa Bareng.
Beberapa hari y.l Apsaras bubar temen di kampus.
Besoknya bubar geng SMU, alasannya ada yang ulangtahun.
Pulangnya selalu malem banget, bikin deg-degan.
Bapaknya bubar dengan temen dosen. Apsaras diajak.
Besoknya nonton pameran disambung dengan bubar juga.
Hari ini.
Bapaknya bubar temen SMP.
Ibunya bubar di kantor.
Daridaru bubar temen futsal.
Apsaras bubar temen SMU.
Pulang ke rumah sepi. Makan malam sendirian.
Karena tadi bubarnya berupa kue-kue.
Setelah sebelumnya rapat dulu.
Besok-besok, udah ada undangan tuh untuk bubar lagi.
Thursday, September 18, 2008
Audiensi
Hari Selasa siang, saya mendapat sms dari teman di kantor.
"Bapak ibu besok mhn datang jam 12 pas di kampus, kita
ada audiensi dg Ketua DPRD kota Bdg di gedung DPRD.
Acara peluang dan tantangan mengelola anak yatim dan dhuafa".
Memang, kampus tempat saya mengajar sedang ada masalah
dalam pengelolaannya.
Jumlah mahasiswa menurun, karena kerasnya persaingan.
Ditengah krisis seperti itu, tiba-tiba ada ide dari salah
seorang dosen, bagaimana misalnya kampus kami menerima
mahasiswa baru dari kalangan anak yatin dan dhuafa.
Harapannya adalah kampus menjadi hidup lagi.
Lalu bagaimana dengan sumber dana operasionalnya ?
Karena program anak yatim - dhuafa ini, kami menyebutnya
Program Beasiswa, yang pasti-pastinya menawarkan biaya
SPP yang murah.
Lalu, bagaimana dengan kekurangan dana yang harus ditanggung ?
Melalui kerjasama dengan beberapa Pesantren di kota Bandung,
program ini memang tergolong sukses.
Melalui tes masuk seperti mahasiswa baru lainnnya, maka
Mahasiswa Beasiswa ini kuliah di kampus kami.
Nah, entah bagaimana caranya .... ada diantara teman
dosen yang mempunyai koneksi ke Ketua DPRD.
Audiensi ... yang artinya kunjungan kehormatan.
Jadilah, kami merasa terhormat karena diberi waktu
untuk bertemu dengan Ketua DPRD.
Saya yang seumur-umur tidak faham dengan politik, walaupun
selalu memilih, baru sekarang menginjakkan kaki di
kantor Dewan. Apalagi diterima di Ruang Rapatnya.
Tujuan kami untuk audiensi, adalah menjelaskan Program
Beasiswa kami tersebut.
Pertanyaan besar dari Bapak Ketua adalah, bagaimana
menutup biaya operasional ?
Lah, yaaa maka dari itulah Pak, kami itu menghadap.
Akhirnya beliau menawarkan beberapa langkah.
Yang jelas bukan memberi uang, karena memang tidak ada uang.
Semoga langkah-langkah yang beliau tawarkan bisa segera
kami tindaklanjuti.
Dan Insya Allah niat tulus teman-teman saya di kampus untuk
memelihara dan merawat anak yatim - dhuafa, justru
mendatangkan keberkahan.
"Bapak ibu besok mhn datang jam 12 pas di kampus, kita
ada audiensi dg Ketua DPRD kota Bdg di gedung DPRD.
Acara peluang dan tantangan mengelola anak yatim dan dhuafa".
Memang, kampus tempat saya mengajar sedang ada masalah
dalam pengelolaannya.
Jumlah mahasiswa menurun, karena kerasnya persaingan.
Ditengah krisis seperti itu, tiba-tiba ada ide dari salah
seorang dosen, bagaimana misalnya kampus kami menerima
mahasiswa baru dari kalangan anak yatin dan dhuafa.
Harapannya adalah kampus menjadi hidup lagi.
Lalu bagaimana dengan sumber dana operasionalnya ?
Karena program anak yatim - dhuafa ini, kami menyebutnya
Program Beasiswa, yang pasti-pastinya menawarkan biaya
SPP yang murah.
Lalu, bagaimana dengan kekurangan dana yang harus ditanggung ?
Melalui kerjasama dengan beberapa Pesantren di kota Bandung,
program ini memang tergolong sukses.
Melalui tes masuk seperti mahasiswa baru lainnnya, maka
Mahasiswa Beasiswa ini kuliah di kampus kami.
Nah, entah bagaimana caranya .... ada diantara teman
dosen yang mempunyai koneksi ke Ketua DPRD.
Audiensi ... yang artinya kunjungan kehormatan.
Jadilah, kami merasa terhormat karena diberi waktu
untuk bertemu dengan Ketua DPRD.
Saya yang seumur-umur tidak faham dengan politik, walaupun
selalu memilih, baru sekarang menginjakkan kaki di
kantor Dewan. Apalagi diterima di Ruang Rapatnya.
Tujuan kami untuk audiensi, adalah menjelaskan Program
Beasiswa kami tersebut.
Pertanyaan besar dari Bapak Ketua adalah, bagaimana
menutup biaya operasional ?
Lah, yaaa maka dari itulah Pak, kami itu menghadap.
Akhirnya beliau menawarkan beberapa langkah.
Yang jelas bukan memberi uang, karena memang tidak ada uang.
Semoga langkah-langkah yang beliau tawarkan bisa segera
kami tindaklanjuti.
Dan Insya Allah niat tulus teman-teman saya di kampus untuk
memelihara dan merawat anak yatim - dhuafa, justru
mendatangkan keberkahan.
Wednesday, September 10, 2008
tarif dokter
Adik perempuan saya, baru-baru ini menjalani perawatan
gigi ditempat praktek dokter gigi, yang biayanya luar biasa
mahal dan kesannya "menodong".
Iya, karena adik saya mendaftar, kemudian dirawat tanpa
mendapat kesempatan membicarakan metoda perawatan yang
nyaman dilakukan adik saya.
Akhirnya, adik saya harus membayar 450ribu sekali perawatan,
dan harus datang lagi.
Pada perawatan berikutnya ternyata harus membayar jumlah
tanpa mendapat penjelasan berapa kalikah adik saya harus datang.
Beberapa waktu lalu, jauh sebelum ini, saya pernah membawa
Apsarasapsari ke dokter gigi juga.
Dokter menjelaskan bahwa ada lubang kecil, kemudian akan ditambal
dengan sejenis resin amat kuat.
Saya menanyakan dulu, berapa biayanya, untuk tambal gigi.
Dijawab 150ribu. Saya mengiyakan sambil, mengingat-ingat berapa isi
dompet saya.
Karena sayapun tak menduga biaya perawatan gigi semahal itu.
Pada kesempatan lain, saya memeriksakan diri ke ahli penyakit kandungan,
untuk keperluan pap smear, yang sudah lama tidak saya lakukan.
Karena saya pindah dokter, saya tanyakan ke suster di bagian pendaftaran.
Berapa biaya berobat ke dokter S.
Dijawab, kalau konsul 125 ribu, kalau papsmear sekian ratus ribu, kalau
tindakan 250 ribu.
Kembali saya mengingat-ingat isi dompet.
Lalu berjalan dulu ke ATM terdekat.
Ternyata pada saat pemeriksaan, ada sejenis abses dan harus dilakukan
tindakan segera.
Saya kemudian diberi resep antibiotik dosis tinggi
Papsmear bahkan tidak jadi dilakukan, menunggu diagnosa ini sembuh.
Pada akhirnya saya harus membayar, 250ribu karena tadi dilakukan
tindakan, dan menebus resep sebesar 225ribu, total 475ribu.
Pada kesempatan lain, saya batuk dan sakit perut bila BAK.
Karena PNS, saya coba ke Puskesmas di dekat rumah.
Saya mendaftar dengan menunjukkan kartu Askes.
Dokter ada dua. Salah satunya bagian Balita.
Nama saya dipanggil, ternyata oleh dokter yang dibagian Balita.
Menurut penjelasannya, supaya cepat, jadi pemeriksaan paralel.
Dokter mengukur tekanan darah sambil menanyakan keluhan saya.
Sambil berkomentar bahwa tekanan darah saya rendah, 90/60,
beliau menulis resep.
Tiga jenis obat ditulis, obat batuk cair, antibiotik dan analgesik.
Pemeriksaan berjalan cepat, tanpa dokter menyentuh saya.
Obat saya ambil di ruang obat.
Saya yakin obat ini obat generik.
Saya pulang, tanpa membayar apa-apa lagi.
Tentu saja ....sebetulnya kan gaji saya sudah dipotong tiap bulan.
Dalam waktu 5 hari saya sembuh.
Jadi sebetulnya berapa tarif dokter atau biaya rawat jalan ?
Lalu, bagaimana sih memeriksa pasien yang benar ?
Apakah tarif mahal maka lebih teliti daripada pemeriksaan di Puskesmas ?
gigi ditempat praktek dokter gigi, yang biayanya luar biasa
mahal dan kesannya "menodong".
Iya, karena adik saya mendaftar, kemudian dirawat tanpa
mendapat kesempatan membicarakan metoda perawatan yang
nyaman dilakukan adik saya.
Akhirnya, adik saya harus membayar 450ribu sekali perawatan,
dan harus datang lagi.
Pada perawatan berikutnya ternyata harus membayar jumlah
tanpa mendapat penjelasan berapa kalikah adik saya harus datang.
Beberapa waktu lalu, jauh sebelum ini, saya pernah membawa
Apsarasapsari ke dokter gigi juga.
Dokter menjelaskan bahwa ada lubang kecil, kemudian akan ditambal
dengan sejenis resin amat kuat.
Saya menanyakan dulu, berapa biayanya, untuk tambal gigi.
Dijawab 150ribu. Saya mengiyakan sambil, mengingat-ingat berapa isi
dompet saya.
Karena sayapun tak menduga biaya perawatan gigi semahal itu.
Pada kesempatan lain, saya memeriksakan diri ke ahli penyakit kandungan,
untuk keperluan pap smear, yang sudah lama tidak saya lakukan.
Karena saya pindah dokter, saya tanyakan ke suster di bagian pendaftaran.
Berapa biaya berobat ke dokter S.
Dijawab, kalau konsul 125 ribu, kalau papsmear sekian ratus ribu, kalau
tindakan 250 ribu.
Kembali saya mengingat-ingat isi dompet.
Lalu berjalan dulu ke ATM terdekat.
Ternyata pada saat pemeriksaan, ada sejenis abses dan harus dilakukan
tindakan segera.
Saya kemudian diberi resep antibiotik dosis tinggi
Papsmear bahkan tidak jadi dilakukan, menunggu diagnosa ini sembuh.
Pada akhirnya saya harus membayar, 250ribu karena tadi dilakukan
tindakan, dan menebus resep sebesar 225ribu, total 475ribu.
Pada kesempatan lain, saya batuk dan sakit perut bila BAK.
Karena PNS, saya coba ke Puskesmas di dekat rumah.
Saya mendaftar dengan menunjukkan kartu Askes.
Dokter ada dua. Salah satunya bagian Balita.
Nama saya dipanggil, ternyata oleh dokter yang dibagian Balita.
Menurut penjelasannya, supaya cepat, jadi pemeriksaan paralel.
Dokter mengukur tekanan darah sambil menanyakan keluhan saya.
Sambil berkomentar bahwa tekanan darah saya rendah, 90/60,
beliau menulis resep.
Tiga jenis obat ditulis, obat batuk cair, antibiotik dan analgesik.
Pemeriksaan berjalan cepat, tanpa dokter menyentuh saya.
Obat saya ambil di ruang obat.
Saya yakin obat ini obat generik.
Saya pulang, tanpa membayar apa-apa lagi.
Tentu saja ....sebetulnya kan gaji saya sudah dipotong tiap bulan.
Dalam waktu 5 hari saya sembuh.
Jadi sebetulnya berapa tarif dokter atau biaya rawat jalan ?
Lalu, bagaimana sih memeriksa pasien yang benar ?
Apakah tarif mahal maka lebih teliti daripada pemeriksaan di Puskesmas ?
Monday, September 01, 2008
histerektomi
Sebuah pesan pendek di telpon genggam membuat jantung saya
serasa berhenti berdetak.
"..... sedang menguatkan hati, untuk operasi angkat rahim".
Pesan tersebut datang dari teman dekat saya di kantor.
Usianya hanya terpaut 1 tahun lebih muda dari saya.
Cepat saya menelpon ke rumahnya.
Di seberang sana, teman saya tersedu-sedu bercerita kronologis
kesehatannya.
Keluhan terakhir hanyalah haid yang lebih lama daripada
sebelum-sebelumnya. Kali ini berlangsung selama 16 hari.
Praktis tidak ada keluhan istimewa, bahkan tidak ada rasa sakit.
Penyakitnya "Hiperplasia Endometriosis Sel Simple".
Saya harus mencarinya ke Mr.Google, supaya sungguh-sungguh jelas.
Dokter yang merawatnya menganjurkan pengangkatan rahim, karena
berdasarkan pengalaman dan statistik, 1 % berubah menjadi
kanker ganas.
Sebuah angka yang sangat kecil. Tapi tidak ada jaminan, bahwa
teman saya bukan termasuk yang 1 %.
Apalagi, endometriosis sudah diidap teman saya sejak tahun 2000.
Sikap kehati-hatian dan waspada, dituntut pada perempuan masa kini.
Setiap ketidakbiasaan harus selalu diwaspadai sebagai sebuah
gejala yang bukan sembarangan.
Apalagi, kanker selalu dateng dengan diam-diam.
Teman saya agak tenang, setelah saya ceritakan, bahwa ibu saya telah
dioperasi histerektomi ( pengangkatan rahim ) juga.
Ibu saya dioperasi di usia 50 tahun, dan sekarang beliau 83 tahun.
Ada hikmah yang harus diambil.
Bahwa teman saya masih diberi kesempatan untuk mengobati sakitnya.
Apa jadinya, kalau teman saya mengabaikan intuisinya .....
memutuskan : "periksa aahhh"...... hanya karena haid yang 16 hari itu.
Hikmah lainnya, Insya Allah di bulan puasa ini, puasa teman saya
tidak batal karena haid.
serasa berhenti berdetak.
"..... sedang menguatkan hati, untuk operasi angkat rahim".
Pesan tersebut datang dari teman dekat saya di kantor.
Usianya hanya terpaut 1 tahun lebih muda dari saya.
Cepat saya menelpon ke rumahnya.
Di seberang sana, teman saya tersedu-sedu bercerita kronologis
kesehatannya.
Keluhan terakhir hanyalah haid yang lebih lama daripada
sebelum-sebelumnya. Kali ini berlangsung selama 16 hari.
Praktis tidak ada keluhan istimewa, bahkan tidak ada rasa sakit.
Penyakitnya "Hiperplasia Endometriosis Sel Simple".
Saya harus mencarinya ke Mr.Google, supaya sungguh-sungguh jelas.
Dokter yang merawatnya menganjurkan pengangkatan rahim, karena
berdasarkan pengalaman dan statistik, 1 % berubah menjadi
kanker ganas.
Sebuah angka yang sangat kecil. Tapi tidak ada jaminan, bahwa
teman saya bukan termasuk yang 1 %.
Apalagi, endometriosis sudah diidap teman saya sejak tahun 2000.
Sikap kehati-hatian dan waspada, dituntut pada perempuan masa kini.
Setiap ketidakbiasaan harus selalu diwaspadai sebagai sebuah
gejala yang bukan sembarangan.
Apalagi, kanker selalu dateng dengan diam-diam.
Teman saya agak tenang, setelah saya ceritakan, bahwa ibu saya telah
dioperasi histerektomi ( pengangkatan rahim ) juga.
Ibu saya dioperasi di usia 50 tahun, dan sekarang beliau 83 tahun.
Ada hikmah yang harus diambil.
Bahwa teman saya masih diberi kesempatan untuk mengobati sakitnya.
Apa jadinya, kalau teman saya mengabaikan intuisinya .....
memutuskan : "periksa aahhh"...... hanya karena haid yang 16 hari itu.
Hikmah lainnya, Insya Allah di bulan puasa ini, puasa teman saya
tidak batal karena haid.
Thursday, August 07, 2008
Burkhini

kurang nyaman dengan panggul bagian kiri.
Terasa linu apabila saya merubah posisi tidur atau saya bisa
terjaga dari tidur karena rasa linu tadi.
Dalam keseharian boleh dibilang saya bisa beraktifitas seperti biasa.
Saya belum ke dokter, tetapi saya mencoba mengkonsumsi Neurobion.
Sudah 2 strip saya habiskan, rasa linu belum hilang.
Kata suami : "Cobalah berenang".
Berenang ?
Saya memang jarang berolahraga. Berenang perlu persiapan tersendiri,
disesuaikan dengan penampilan saya sehari-hari.
Apsarasapsari : "Iya Bu, pakai burkhini".
Burkhini ? Iya dari kata "burkha" dan "bikini".
Jadilah Kamis siang ini, saya pergi berenang di Bikasoga.
Tak perlu takut hitam, karena kolam renangnya beratap.
Insya Allah, dengan berenang saya sehat kembali.
Abah Rama
Tiba-tiba saja, suami heboh membicarakan "Abah Rama".
Seseorang yang konon adalah alumni ITB yang sekarang memperdalam
"Talents Mapping".
Konon beliau membuat semacam program dan perangkat lunak yang
disusun sedemikian rupa, sehingga dapat mentes bakat bahkan
pekerjaan yang cocok dengan seseorang.
Tadinya saya tidak tertarik, karena diusia saya sekarang ini,
apa yang bisa saya lakukan hanyalah menjalani yang sekarang
sudah berjalan.
Apakah saya di jalan yang benar atau di jalan yang salah ?
Apakah pekerjaan saya cocok dengan karakter atau bakat saya ?
Ada banyak kebetulan, ada banyak kondisi, ada banyak keterbatasan,
yang menyebabkan saya berprofesi seperti sekarang ini.
Kadang-kadang saya berpikir, mungkin saja, saya terjebak dengan
keadaan saya sekarang.
Tapi ... bolehlah, untuk seru-seruan.
Jadilah saya mengisi 2 form pertanyaan dalam format Excel.
Yang pertama "Personal Strenght Statement", terdiri dari 114 pertanyaan.
Yang kedua form isian "Peta Bakat", terdiri dari 170 pertanyaan.

Hasilnya ....
Pada Urutan Bakat, ada 34 urutan, urutan pertama Analytical, Futuristic,
Responsibility .... terakhir adalah Competition.
Kemudian Fungsi yang sesuai dengan diri saya, ada 10 urutan, yang pertama
Inventing, Discovering, Synthesizing ...yang terakhir adalah Producing.
Lalu ada "Peta Bakat" saya, mirip dengan gambar "Mind Mapping".
Kalau Apsarasapsari, Fungsi yang sesuai, urutan pertama adalah Teaching.
Yaaahh .... kita lihat saja nanti, apakah Apsarasapsari akan menjadi guru.
Daridaru belum ikut "tes" ini karena masih sibuk magang.
Seseorang yang konon adalah alumni ITB yang sekarang memperdalam
"Talents Mapping".
Konon beliau membuat semacam program dan perangkat lunak yang
disusun sedemikian rupa, sehingga dapat mentes bakat bahkan
pekerjaan yang cocok dengan seseorang.
Tadinya saya tidak tertarik, karena diusia saya sekarang ini,
apa yang bisa saya lakukan hanyalah menjalani yang sekarang
sudah berjalan.
Apakah saya di jalan yang benar atau di jalan yang salah ?
Apakah pekerjaan saya cocok dengan karakter atau bakat saya ?
Ada banyak kebetulan, ada banyak kondisi, ada banyak keterbatasan,
yang menyebabkan saya berprofesi seperti sekarang ini.
Kadang-kadang saya berpikir, mungkin saja, saya terjebak dengan
keadaan saya sekarang.
Tapi ... bolehlah, untuk seru-seruan.
Jadilah saya mengisi 2 form pertanyaan dalam format Excel.
Yang pertama "Personal Strenght Statement", terdiri dari 114 pertanyaan.
Yang kedua form isian "Peta Bakat", terdiri dari 170 pertanyaan.

Hasilnya ....
Pada Urutan Bakat, ada 34 urutan, urutan pertama Analytical, Futuristic,
Responsibility .... terakhir adalah Competition.
Kemudian Fungsi yang sesuai dengan diri saya, ada 10 urutan, yang pertama
Inventing, Discovering, Synthesizing ...yang terakhir adalah Producing.
Lalu ada "Peta Bakat" saya, mirip dengan gambar "Mind Mapping".
Kalau Apsarasapsari, Fungsi yang sesuai, urutan pertama adalah Teaching.
Yaaahh .... kita lihat saja nanti, apakah Apsarasapsari akan menjadi guru.
Daridaru belum ikut "tes" ini karena masih sibuk magang.
mogok .... lagi-lagi.....
Rabu pagi, kami bertiga berangkat ke Jakarta.
Suami berencana ke Perpustakaan Nasional di jl. Salemba, mencari data.
Apsarasapsari berencana mengambil goodybag ke majalah Concept di
kompleks Wisma Timah, sekitar jl. Jend. Gatot Subroto.
Moda yang dipilih, bis kota Bandung-Pulogadung.Dilanjutkan "TransJakarta",
Pulogadung-Dukuh Atas, turun jl.Matraman.
Lalu, ke Concept ? Nanti saja tanya rute bis kota di Jakarta.
Bis "Harum" berangkat dari Leuwipanjang jam 06.45.
Kira-kira 1 jam perjalanan, bis tiba-tiba berhenti di Cipularang.
Supir dan kenek memperbaiki sesuatu.
Bis melanjutkan perjalanan.
Tak lama, berhenti lagi ... oprek-oprek sebentar ... jalan lagi.
Mogok lagi yang ke-3, penumpang resah. Jalan lagi....
Mogok lagi yang ke-4 ...jalan sebentar ... mogok lagi ...
Penumpang kesal dan marah.
Menuntut untuk ganti bis saja.
Saya tanya ke supir, apa yang rusak ?
Jawabnya : "Solarnya bu, nggak mau naik, nggak tahu kenapa ?"
Wah, supir dan kenek saja tidak tahu kerusakannya apa, apalagi saya,
penumpangnya.
Perjalanan dilanjutkan dengan bis "Patriot", sampai Pulogadung jam 10.30.
Naik "Transjakarta",turun Matraman, jalan kaki ke Salemba,
sampai Perpustakaan Nasional, jam 11.00.
Gedung megah, terdiri dari 2 blok setinggi 8 dan 7 lantai.
Cari data ke bagian mikrofilm di lantai 4.
Apsarasapsari kedinginan.
Jam 14.00 harus segera ke majalah Concept.
Banyak bertanya, karena tidak semua orang tahu rute bis ke jl. Gatot Subroto.
Akhirnya naik bis kota jurusan blok M, naik dari jl. Matraman, lewat Pancoran,
belok kanan sudah sampai ke jl. Gatot Subroto.
Turun Hero, naik jembatan penyeberangan, jalan kaki ke kompleks Wisma Timah.
Sampailah ke majalah Concept.
Berbincang-bincang dengan pemiliknya dan ambil goodybag.
Disain PEYO nya Apsarasapsari termasuk dalam 1001 character contest.
Sudah beres urusan. Siap-siap kembali ke Bandung.
Naik bis kota no P.46 ke arah Cawang, menyebrang jalan, naik bis kota ke Bandung.
Naik bis "Primajasa" jam 16.30, melaju kencang, sampai Leuwipanjang jam 18.30.
Jam 19.00 sudah sampai rumah. Alhamdulillah tidak mogok lagi.
Home sweet home.
Suami berencana ke Perpustakaan Nasional di jl. Salemba, mencari data.
Apsarasapsari berencana mengambil goodybag ke majalah Concept di
kompleks Wisma Timah, sekitar jl. Jend. Gatot Subroto.
Moda yang dipilih, bis kota Bandung-Pulogadung.Dilanjutkan "TransJakarta",
Pulogadung-Dukuh Atas, turun jl.Matraman.
Lalu, ke Concept ? Nanti saja tanya rute bis kota di Jakarta.
Bis "Harum" berangkat dari Leuwipanjang jam 06.45.
Kira-kira 1 jam perjalanan, bis tiba-tiba berhenti di Cipularang.
Supir dan kenek memperbaiki sesuatu.
Bis melanjutkan perjalanan.
Tak lama, berhenti lagi ... oprek-oprek sebentar ... jalan lagi.
Mogok lagi yang ke-3, penumpang resah. Jalan lagi....
Mogok lagi yang ke-4 ...jalan sebentar ... mogok lagi ...
Penumpang kesal dan marah.
Menuntut untuk ganti bis saja.
Saya tanya ke supir, apa yang rusak ?
Jawabnya : "Solarnya bu, nggak mau naik, nggak tahu kenapa ?"
Wah, supir dan kenek saja tidak tahu kerusakannya apa, apalagi saya,
penumpangnya.
Perjalanan dilanjutkan dengan bis "Patriot", sampai Pulogadung jam 10.30.
Naik "Transjakarta",turun Matraman, jalan kaki ke Salemba,
sampai Perpustakaan Nasional, jam 11.00.
Gedung megah, terdiri dari 2 blok setinggi 8 dan 7 lantai.
Cari data ke bagian mikrofilm di lantai 4.
Apsarasapsari kedinginan.
Jam 14.00 harus segera ke majalah Concept.
Banyak bertanya, karena tidak semua orang tahu rute bis ke jl. Gatot Subroto.
Akhirnya naik bis kota jurusan blok M, naik dari jl. Matraman, lewat Pancoran,
belok kanan sudah sampai ke jl. Gatot Subroto.
Turun Hero, naik jembatan penyeberangan, jalan kaki ke kompleks Wisma Timah.
Sampailah ke majalah Concept.
Berbincang-bincang dengan pemiliknya dan ambil goodybag.
Disain PEYO nya Apsarasapsari termasuk dalam 1001 character contest.
Sudah beres urusan. Siap-siap kembali ke Bandung.
Naik bis kota no P.46 ke arah Cawang, menyebrang jalan, naik bis kota ke Bandung.
Naik bis "Primajasa" jam 16.30, melaju kencang, sampai Leuwipanjang jam 18.30.
Jam 19.00 sudah sampai rumah. Alhamdulillah tidak mogok lagi.
Home sweet home.
Friday, August 01, 2008
mandi lagi

Jelas dong, kami akan menengok para bayi.
Pertama menengok Senja yang sekarang hampir 7 bulan.
Sudah bisa duduk dan tidak bisa diam.
Tentu saja, acara sore itu adalah memandikan Senja.
Ternyata lebih sulit, karena Senja maunya berdiri.
Dan saya takut apabila Senja lepas dari genggaman saya.
Wah, badan bersabun ini jadi licin seperti belut.
Padahal saya belum pernah memegang belut.

Senin, Pelangi datang berkunjung.
Mula-mula ke Cipinang, ke ibu saya, atau adalah buyutnya Pelangi.
Lalu ramai-ramai berkunjung ke Pondok Bambu, kediaman Senja.
Pelangi hampir satu tahun dan sedang belajar berjalan.
Acara Senin sore, tentu saja memandikan Pelangi.
Lebih mudah, karena sudah bisa dimandikan di kamar mandi.
Beri saja gayung. Pelangi asyik bermain air.
Byu-byur .....
Kapan-kapan ada "eyang" dari Bandung yang siap memandikan
bocah-bocah lucu ini.
Friday, July 25, 2008
Graduation Day

Tiba-tiba timbul rasa haru dan sedikit menyesal, karena terbersit
perasaan bahwa akhir-akhir ini, saya sepertinya terlalu menuntut Daridaru.
Baru 2 minggu terakhir saya menyadari, bahwa hari Wisuda
merupakan hari teramat penting bagi Daridaru.
Sepertinya "once in a life time".
Anak tertutup ini memang tidak banyak menuntut.
Sering memakai bahasa tersirat untuk mengungkapkan perasaannya.
"Nanti foto dimana ?" atau "Makan dimana ?"
Merupakan permintaan tersamar, bahwa dia ingin ada foto
keluarga khusus untuk acara ini.
Dan tentunya sedikit "perayaan", yang memang sangat jarang kami lakukan.
Duapuluh tahun bekerja di lingkungan kampus ternyata menumpulkan
perasaan saya akan pentingnya nilai hari Wisuda bagi kebanyakan orang.
Setiap tahun, pemandangan yang sama.
Ritual memasuki ruangan Wisuda, barisan Senat Akademik, sambutan,
pembacaan Surat Keputusan, barisan Wisudawan, jabat tangan, ketok palu,
pembacaan do'a, paduan suara ....
Waktu 3 jam serasa 2 hari.
Sesudahnya foto bersama.
Beberapa wisudawan memperkenalkan orangtuanya.
Ucapan terimakasih dari sang Bunda yang teramat berbahagia dan bangga.
Foto bersama lagi.
Semua saya jalani hanya sebagai tugas.
Senyuman ramah yang tersungging bisa jadi adalah senyuman tugas.
Kenapa saya baru menyadarinya 2 minggu terakhir ?
Bahwa besok berbeda. Bahwa besok Daridaru yang di wisuda.
Bahwa besok, saya sama dengan ibu-ibu lain yang berbahagia,
karena anaknya diwisuda.
Cepat-cepat mencari baju simpanan untuk acara "kondangan" yang masih
cukup bagus. Tak sempat beli baru atau menyiapkan khusus.
Setrika Kemeja batik ayahnya.
Masih sempat membuatkan khusus sackdress untuk adiknya.
Dijahit dalam 2 hari. Modelnya browsing dari internet.
Menyiapkan guru ganti atau menggeser hari untuk murid-murid piano.
Mungkin, itu sebabnya ada pertanyaan "Besok datang kaaan ?",
karena biasanya saya mengajar sepanjang hari Sabtu.
Semua siap. Mudah-mudahan tempat parkir di sekitar kampus tidak penuh.
Mudah-mudahan studio foto tidak penuh. Mudah-mudahan restoran tidak penuh.
Rasanya tidak sabar menunggu Sabtu.
Subscribe to:
Posts (Atom)